"Tit tit tit tit...."
Alaram pagi itu membuyarkan mimpi buruk Darren.
"Huhh......" Darren rasa pagi ini terasa berat dan harinya akan berjalan tidak baik.
Ya memang pagi itu cuaca terasa sangat dingin, dan membuat suasana kacau hati seorang Darren.
Mood paginya begitu hancur entah karena mimpi buruk itu atau pagi yang sangat dingin. Entahlah, Darren itu tidak menyukai dingin dia sering sakit karena perubahan cuaca atau berdekatan degan orang yang sedang sakit.
Dan semoga saja hari ini tidak ada yang membuat Darren marah,karena dia bisa sangat meledak.
Darren turun dari ranjang dan masuk ke kamar mandi menyegarkan tubuhnya mungkin dengan air hangat moodnya bisa kembali.
Lima belas menit berendam dalam air hangat bisa membuat moodnya sedikit pulih.
Darren beranjak dari kamar mandi menuju lemari pakaian.
Darren mengambil seragam abu-abu putihnya, sambil berdesah pelan.
Lalu Darren mengenakan seragam abu abu putihnya yang sebentar lagi akan di tinggalkannya, tidak banyak kenangan dari abu abu putih ini menjadikan dirinya hampa tanpa warna lainnnya.
Darren menatap dirinya di depan cermin begitu tampan dan mempesona kulit putih turunan dari ayahnya dan lesung pipi yang terukir Indah di pipinya yang membuatnya semakin manis.
Setelah puas mandangi dirinya Darren segera memakai sepatu putih oleh oleh dari kakak keduanya yang baru datang dari Paris tiga hari lalu.
Darren segera turun kebawah bergabung dengan ayah, bunda dan kedua kakaknya untuk sarapan bersama.
"Morning mom.." ucap Darren sambil mengecup pipi ibundanya.
"Hmm morn Albe" jawab ibunya dengan senyum manis dan lesung pipi yang sangt mirip dengan Darren.
"Iss mommy, pleas don't call it at that..!" Darren cemberut sambil memakan roti isi butan bundanya yang sangat ia sukai.
Kakak kedua dan ayah Darren tersenyum kecil melihat kelakuan Darren yang sangat lucu saat di rumah, dan akan berubah dingin di luar rumah.
Sungguh kepribadian yang aneh pikir Juan kakak kedua Darren.
"Kami berangkat dulu dad mam." Ucap kakak tertua Darren, Ahnes Antonio Liem ia adalah anak pertama Johanes Liem dan Dellia Anastasia.
Ahnes Antonio Liem adalah seorang pengusaha sukses, padahal umurnya baru saja menginjak dua puluh lima tahun lajang dan kaya raya.
Ahnes adalah orang yang paling dingin di keluarga Liem, tapi di balik sifat dinginnya itu dia begitu menyayangi keluarganya.
Dan Kakak kedua Darren bernama Juan Hans Liem, Juan adalah seorang pengacara lintas negara yang sering keluar masuk negara.
Juan menguasai tujuh bahasa,dalam kemampuan bahasa dan kecakapan berbicara dia lulus kuliah hukum kurang dari empat tahun.
Juan memiliki pawakan kulit coklat langsat turuan sang ibu dan tubuh yang atletis, jahil dan suka bercanda berbeda dengan kakak Ahnes.
Umur Juan sekarang dua puluh tiga tahun.
Darren Albeo Liem anak ketiga dari pasangan Johanes dan Dellia, sangat jenius untuk anak seumurannya dan sangat manja bagi yang mengenalnya.
Dan Darren sendiri baru akan menginjak umur tujuh belas tahun bulan depan.
"Mom dad Darren berangkat."
Darren berangkat dengan santai karena jam masih menunjukkan pukul 06.15 pagi, tapi dia heran mengapa kakak kakaknya berangkat sangat pagi setiap harinya dan pulang larut.
Darren menancap gas menuju ke sekolahn, semoga tidak terjadi hal buruk hari ini.
Waktupun berjalan dengan cepat Darren tiba di sekolhannya pada pukul enam tigapuluh parkiran masih sangat lenggang sehingga Darren lebih leluasa.
Memasuki waktu upacara Darren sudah berada di barisan regu koor, karena hari ini jadwal anak Arsitektur yang menjadi petugas.
Kurang dari dua menit upacara akan di mulai tiba tiba seorang gadis yang jarang sekali bicara itu mencari tempat untuk bergabung.
"Sungguh gadis tengil" batin Darren.
Upacara telah selesai dan anak anak bisa neningglkan lapangan upacara.
Dengan langah panjang Darren bisa keluar dengan cepat, Darren tidak suka bersentuhan dengan orang lain Darren tidak menyukai sentuhan kecuali dari keluarga dan sahabat sahabatnya.
Pelajaran di mulai, Bu Erda masuk dan menerangkan materi di tengah itu, bu Erda membagi kelompok dan setiap kelompok di bagi menjadi dua orang.
Dan sialnya Darren berpasangan dengan gadis tengil itu, pantas saja dia merasakan akan terjadi sesuatu hari ini.
Semua orang sudah mencari pasangannya tapi di mana gadis tengil itu kenapa tidak mencarinya.
Bukankh ini kesempatan, bahkan para gadis Arsitektur mengantri ingin menjadi kelompoknya.
Akhirnya Darren mencari gadis tengil itu, dan sungguh luar biasa gadis itu tidur dengan nyenyak di saat begini.
Darren mengetuk meja yang di tiduri gadis itu.
"Tok Tok Tok..." Darren mengetuk dengan pelan.
"Ta ssst." Tapi gadis itu mengira bahwa itu temannya dan menyuruh Darren untuk diam.
"Tok tok tok" kali ini Darren itu mengetok agak cepat.
"Iss Tata bentar..!"kekeuh gadis itu tidak mau bangun.
Darren jadi geram sendiri dia duduk di samping gadis itu, tempat duduk Tata yang sudah pergi entah kemana.
"Brak.." cowok itu menggebrak meja Tata, aktivitas di kelaspun menjadi terhenti dan melihat apa yang terjadi.
Dan gadis langsung gelagapan ingin memarahi Tata tapi apa yang di lihatnya, seorang pangeran kelas yang duduk di sebelahnya.
Entah apa yang di lamunkan gadis itu.
Gadis segera sadar dari lamunannya dan melihat sekelilingnya diam tidak bersuara.
"Kenapa??!"
Entah siapa yang di ajak bicara tapi tidak ada yang menjawab dan langsung kembali pada aktivitas yang tertunda.
"Apa?" Tanya gadis itu pada Darren yang berada di sampingnya.
Darren tidak menjawab dan malah menunjuk papan tulis yang berisi acakan kelompok.
"Oh" jawab gadis itu singkat seolah mengerti isyarat Darren.
"Kita satu kelompok bodoh."ucap Darren geram.
"I know !" gadis itu berdiri dari tempat duduknya, dan mengusap sudut bibirnya.
"And I'm not stupid." sambumg gadis itu dengan penekanan di setiap kata.
Dan setelah itu gadis tengil keluar dari Lab.
Dan satu kelas Heboh seorang Pangeran kelas bisa satu Kelompok lagi dengan Preman kelas.
"Dasar gadis tengil" Ucap darren dalam hati.
.
.
.
.
TBC🍻
KAMU SEDANG MEMBACA
MY COLD PRINCE
FanfictionTerkadang rinduku sebatas rahasia, datang padamu sebatas aksara,bisa kau baca tapi tak mengerti maknanya 🍁 Gadis itu bernama Claria Elliana sangat cantik dan Anggun, tetapi pada saat menginjak umur 14 tahun semuanya berubah, keluarga berantakan, ja...