#12

4.9K 385 15
                                    

"Kak, Kakak. tupperware mamah kamu kemanain lagi ini kok makin berkurang yah"

Zasya meringis kecil mendengar suara sang Mamah yang menanyakan keberadaan benda sakti yang mantra guna yang jika hilang bisa membuat semua buibu emosi seketika

"Kakak denger Mamah gak?"

zasya menepuk keningnya pelan 'abis deh gueee'

"DZASYA NUR MUBARAK"

"HERE MAM, I'M HERE"

Syakila menyipitkan mata ketika melihat Zasya ada di pintu dapur berdiri dengan senyum seolah tak bersalah 

"Kenapa Mah?"

Syakila menggelangkan kepala takjub "Kamu udah ilangin tupperware Mamah berapa kali Kakak?"

Zasya tersenyum lebar "230 KALI KAKAK" Timpal Syakila kembali

Zasya membelakan mata "Waaaaaah Mamah ahli menghitung kaya Aya. Aya juga bisa loh mah ngitung berapa kali abang minjem sisir Aya gak dibalikin"

"Aya, Mamah serius"

"Maaf mah" Zasya menundukan kepalanya

"Aleman, tiap di marahin masalah tempat keramat itu hilang pasti nunduk"

Zasya mendelik tajam ke arah Musa 'Dasar. Adik kurang asem'

Syakila mengangguk menyetujui "Bener Bang"

"Tapi yah Kak" sambung Syakila

"Kenapa Mam?"

"Keren juga yah Mamah bisa ngitung berapa kali kamu hilangin tempat makan"

Zasya mengangkat kepalanya lalu tersenyum lebar "BENER MAM! EMANG KEREN KITA TUH TOS DULU MAM"

Zasya mengangkat tangan kanannya untuk highfive dengan sang Mamah yang dibalas oleh Syakila. Musa membelakan matanya takjub

"Bener bener, sifat Mamah sama Kakak mirip"

***

Zasya mengambil buku buku persiapan untuk ujian kenaikan kelas. Perasaan Zasya bilang, bahwa ini adalah saat terakhirnya di jakarta, mengapa? karena sang Papah sedang mengalami tahap pemindahan tugas dan bersiap untuk berpindah tempat kembali dan tinggal menunggu surat keputusan turun

"Kak"

Zasya mengalihkan pandangannya ke arah Musa "Apose Bang?"

"SK Papah keluar besok"

Zasya menarik nafasnya dalam dan mengeluarkan dengan kasar "Bentar lagi ya Bang kita pindah lagi?"

Musa mengangguk. Musa tau, semenjak kejadian perpisahan itu, Zasya menjadi dekat dengan Arjuanda. Tak lama, Zasya terkekeh

"Baru kemarin Om judes di suruh push-up sama sikap tobat sama Papah. Baru kemarin gue ribut sama Kak Hilbran, baru kemarin gue kenalan sama Sina. Eh udah pindah aja"

Musa tersenyum, lalu mengangguk. Menyetujui perkataan sang Kakak "Bener Kak"

"Tapi ya Bang, udah berapa kali kita pindah, dan lo masih belum punya pacar, sedih gue mah"

Musa melemparkan buku tulis yang ia pegang ke arah Zasya "Bomat Kak"

Zasya terkekeh "Ikhlas gak yah gue ninggalin ELZARA"

"Salah Kak"

Zasya menyeritkan kening bingung "Kok salah Bang"

"Yang bener mah gini 'Ikhlas gak yah gue ninggalin Babang Arjuan '" Tawa Musa

Zasya membelakan mata kesal, lalu melempar kembali buku yang tadi di lempar ke arahnya oleh Musa "Oncom"

Musa terkekeh "Yaudah lah yah" Musa bangun, lalu berjalan ke arah mobil yang sudah siap di depan rumah dinas hijau ini

Zasya kembali kepada kegiatan awalnya, tak lama ia tersadar "Musaaaaaaaaaaaaaaa buku gueeeeeeeeeeeeeeeeeeeee"

***

Zasya tak habis fikir, bisa bisanya ia berteman dengan Sina dan Kiki yang se absurd ini

"Gue letong di katain. Gue gagah di omongin. Itu mulut di ciptain buat ngomong seperlunya yak bukan buat ngomongin orang"

Zasya mengangguk menyetujui perkataan Kiki "Bedul sangat Kiki"

"Betul dodol"

"Suka suka yah"

Zasya tersenyum, besok surat keputusan pindah sang Papah akan turun dan tandanya, setelah ujian kenaikan kelas selesai, Zasya harus pindah.

"Lo kenapa Ya?"

Zasya menggeleng pelan "Gak papah Sin"

***

Dzaki mengumpulkan semua anggota keluarganya di ruang tamu rumah dinas hijau pupus ini. Zasya sudah tau, sudah paham malah. Ini bertanda bahwa Dzaki dan keluarga akan mengumumkan akan pindah kemana

"Kita pindah kemana Pah?" tanya Zasya to the point 

Dzaki tersenyum "Sabar Kakak"

Musa menghembuskan nafas kasar "Ayolah Pah kemana"

"Abang, Kakak sabar sayang" Syakila mencoba menengahi

"Kita pindah ke Serang, Papah akan menjadi Danyon di sana. Dan kita akan pindah setelah kalian selesai ujian kenaikan kelas"

Zasya tersenyum tipis, sepertinya benar kata Musa, bahwa dirinya tidak ikhlas meninggalkan Om judes itu

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

HEEEEEEEEM WKWKKWK YANG KANGEN MANA SUARANYA? WKWK

TBC! ke part selanjutnyaaa

Salam Sayang

Cacing

[KCT.2] Daratan Cinta(SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang