satu

72 7 15
                                    

Selamat membaca ✌

💧💧💧💧💧💧💧

Kringggggg,,,,,,,,

bunyi alaram membangunkan seorang remaja yang sedang tidur dengan lalapnya.

"Hauuum"kuaap Asya sambil berusaha mengumpulkan kesadarannya dan langsung duduk di ranjang miliknya.

Asya pun langsung bergegas ke kamar mandi untuk berwudhu dan langsung melaksanakan Shalat Subuh.

Seusai Shalat Asya langsung menyiapkan diri untuk pergi ke Sekolah.

Setelah siap dengan pakaian yang lengkap Asya bergegas ke ruang makan untuk sarapan pagi bersama Papa dan Bundanya.

"Assalamu'alaikum Papa Bunda" salam Asya sambil mengambil alih duduk di depan Papa dan Bundanya.

"Walaikumsalam, sayang" balas salam Papa dan bundanya Asya.

"Ini nasi goreng sosis Asya, di habisin ya sayang" lanjut Bunda Asya yang bernama a
Rebecca Nadilla sambil menyodorkan nasi goreng sosis kesukaan Asya.

"Baik Bunda" balas Asya dan langsung melahap sarapannya dengan tandas.

"Ohh iya Sya, nanti Asya pulang sekolah jam berapa?" Tanya dill.

"Kayaknya ya Bun nanti Asya pulangnya sekitaran jam 05 Sorean, soalnya nanti pulang sekolah ada rapat Osis,"

"Nggak usah dateng aja rapatnya Sya, soalnya nanti siaang kamu harus cuci darah,"

"Hah, bukanya biasanya hari Selasa ya Bun Asya cuci darahnya, Bunda nggak lupa sama hari kan, sekarang masih senin lho Bunda,"

"Enggak Sya, emang jadwal cuci darah Asya di percepat kata Dokter Fifi, karna keadaan tubuh Asya makin melemah" Balas Dodi Hermansyah Papanya Ecca.

"Iya bener tuh, Bunda dan Papa nggak ngelarang Asya buat ikut Organisasi Osis tapi tolong jaga kesehatan Asya dan inget penyakit Asya" Balas Dilla khawatir dengan putrinya.

"Iya Papa dan Bunda, Asya janji mulai sekarang Asya bakalan jaga kesehatan Asya, supaya penyakit dalam tubuh Asya menghilang,"

"Itu baru anak Papa sama Bunda, selalu yakini diri Asya ya sayang, Asya pasti bakalan sembuh kok, biar bisa seperti gadis di luar sana,"

"Iya Papa Bunda, makasih ya Papa sama Bunda selalu nyemangatin Asya" ucap Asya sambil tersenyum manis pada Bunda dan Papanya.

Asya sangat beruntung bisa mendapatkan orang tua yang pengertian sama dirinya dan selalu mendukung segala sesuatu yang Asya sukai, walaupun mereka harus tiap minggu membawa Asya ke Rumah Sakit untuk cuci darah.

Asya melirik Arjoli putih yang melingkar di tangan kirinya.

"Papa, kita berangkat sekarang aja gimana soalnya hari ini Asya harus piket kelas, jadi harus datang awal,"

"Yaudah ayok, Papa berangkat kerja dulu ya Bunda sambil nganterin Asya sekolah"ucap Dodii sambil memberikan tangannya untuk di salam oleh Dilla.

"Iya, hati-hati Pa,"

"Iya Bunda Asya berangkat juga ya,"

"Assalamu'alaikum"Salam Ecca Dodi.

"Iya Walaikumsalam,"

Asya dan Dodi langsung pergi ke luar Rumah dan langsung memasuki mobil Dodi untuk berangkat sekolah.

Selama di perjalanan Asya terlihat murung karna perkataan Dodi soal tubuhnya semakin melemah.

Dodi yang menyadari perilaku Anaknya yang murung, dan dia sadar kalau Anak keduanya itu murung karena nomongannya tadi pagi saat sarapan.

"Asya!" Panggil Dodi.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 25, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Cogan myloveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang