Misi Pencurian

304 22 0
                                    



"Jeje, bangun!" Sebuah suara bergema di telinga Jeje.

"Eeeeemmm." Jeje hanya mengulet diatas tempat tidurnya.

"Bangun, Jeje!" Kali ini, Jeje merasa seseorang memukul lengannya keras dan akhirnya ia membuka matanya.

"Apa sih, Kinal?" Jeje bertanya dengan suara parau.

"Ve hilang!"

"Apa !!" Pernyataan Kinal membuat Jeje langsung melompat turun dari tempat tidurnya.

"Bagaimana bisa dia hilang!?"

Kinal menggeleng "Entahlah, saat aku bangun dia sudah tidak ada. Ku cari di semua tempat juga tidak ada. "

"Kira - kira kemana dia pergi? Terlalu berbahaya untuknya pergi keluar sendirian." Kinal mulai khawatir.

"Tunggu! Jangan - jangan dia pergi untuk menyerahkan diri? " Tebak Jeje.

"Tidak! Tidak mungkin? Kita sudah berjanji saling melindungi, dan dia bilang tidak akan pergi!"

"Nah itu lah masalahnya. Dia pasti berpikir cara melindungimu adalah menyerahkan diri, agar para zombie tidak datang dan menyakitimu lagi" Kata Jeje.

"Kita harus menyelamatkannya. Jeje, tolonglah!" Kinal mulai memohon padanya.

"Kinal! Menyelamatkan Ve berarti harus masuk ke sarang zombie. Itu sangat berbahaya." Jeje mencoba memberi pengertian, namun Kinal tetap kekeh dengan Keinginannya. Bahkan ia mulai berlutut didepan Jeje sambil memegangi tangannya.

"Aku tidak peduli dengan bahaya, aku akan tetap menolongnya. Apapun resikonya! "

Tak tahan melihat rengekan Kinal, Jeje pun akhirnya mengangguk.

"Baiklah. Aku akan membantumu. Aku tahu lokasi sarang mereka, jauh di gorong-gorong kota ini. Tapi karena ini sarang zombie, kita tidak bisa datang tanpa persiapan apapun. "

"Lalu apa yang harus kita lakukan?"

"Kita butuh senjata. " Ucap Jeje singkat.

"Bukannya kamu punya banyak senjata? " Jeje menggeleng. "Itu tidak cukup. Kita butuh sesuatu yang lebih ampuh dari sebuah pistol berpeluru perak saja. "

"Lalu, dimana kita bisa mendapatkan senjata seperti itu?"


....

"Kak Kinal! Kakak serius ada markas organisasi rahasia di tempat seperti ini? " Sebuah suara terdengar di telinga Kinal yang tengah duduk di sebuah bangku pinggir jalan. Dari balik kaca mata dan sebuah koran ditangannya, pandangan nya terus tertuju pada sebuah bangunan berlantai 2 didepannya. Bangunan yang terlihat cukup tua berada diantara gedung lain yang lebih tinggi dan baru.

Kinal tidak menjawab pertanyaan itu. Sejujurnya ia pun tidak sepenuhnya yakin. Ia kembali teringat dengan percakapannya dengan Jeje pagi tadi.


"Ingat yang aku ceritakan tentang bekas pertarungan? Sebenarnya memang ada sebuah organisasi rahasia yang khusus menangani makhluk-makhluk gaib. Namanya Helsing!"

"Helsing?"

"Iya. Mereka lah yang membasmi para makhluk gaib yang mengancam manusia. Sekaligus menjaga keberadaan makhluk gaib tetap jadi rahasia." Jelas Jeje

Kinal mengangguk paham "Hmm ... Terus apa hubungannya dengan menyelamatkan Ve. Apa kita akan meminta bantuan pada mereka?"

Jeje menggeleng "Tidak. Aku ingin kamu masuk kesana dan mencuri sesuatu."

Beautiful ZombieWhere stories live. Discover now