Sa rindu ko yang bikin sa begini bukan sa benci tapi karna sa sedih...
Suara musik terdengar melantun pelan dikamar bernuansa biru langit itu. Sambil menyapu, gadis itu juga menirukan lirik dalam lagu tersebut.
Steffany Anggita, gadis berusia 16 tahun yang, duduk di bangku SMA kelas XI IPA 1 di SMA Pelita Harapan. Gadis simple, manis, penuh kejutan, dan rajin itu sering di sapa Fanny oleh teman-temannya.
Sabtu pagi, biasanya orang-orang akan bermalas-malasan karena hari libur, tapi tidak dengan Fanny, gadis itu selalu melakukan apapun yang bisa ia kerjakan.
"Tunggu sa nanti pasti balik sayang, tunggu sa nanti pasti datang..." Belum sampai Fanny menyelesaikan lirik itu, terdengar panggilan dari Mama Fanny.
"Fanny, anterin adik kamu ke minimarket depan komplek ya, kamu cepetan mandi gih" ucap Dela, Mama Fanny,
Ah iya, Fanny rajin tapi malas mandi.
"Iya ma, aku beresin ini dulu terus mandi" ucap Fanny sedikit berteriak.Setelah membereskan pekerjaan nya, Fanny bergegas mandi, tidak lama, hanya 30 menit. Fanny memakai Hoodie dan jeans panjang, sambil menuruni tangga dia mengikat rambutnya, simple.
"Ayo dekkkkk, cepet ih, lama" ucap Fanny sambil menyuruh adiknya bergegas.
"Gitu ya jadi orang, ga nyadar kalo dirinya sendiri lama" balas Dana, adik Fanny dengan nada menyindir."Yaudah sih dek, ayok!" Ajak Fanny kepada adiknya itu, pagi ini Fanny tidak mood untuk berdebat.
Di perjalanan, hanya musik yang memecahkan kesunyian didalam mobil itu, sesampainya di minimarket mereka berdua turun. Fanny sibuk berbelanja makanan untuk cadangan camilannya padahal tujuannya tadi mengantar Dana untuk membeli keperluannya, tapi sekarang malah Fanny yang berbelanja hampir satu troli penuh.
"Kakak ih, banyak banget ambilnya, kan tadi cuma mau nganterin aku, kenapa kakak yang borong?" Cerocos Dana karena Fanny yang masih saja memilih makanan untuk dimasukkan trolinya.
"Udah lah dek, kan aku juga yang makan, aku juga yang bayar" balas Fanny tak menghiraukan Dana.
Dana bisa apa? Selalu begini, setiap akhir pekan Fanny selalu memborong makanan dan minuman, dan selalu habis dalam seminggu tanpa menaikkan berat badan Fanny.Setelah selesai memilih, mereka berdua langsung ke kasir dan membayarnya semua dan kembali.
"Kak, pengen makan ga? Katanya di cafe biasanya ada menu baru" tawar Dana pada Fanny yang sedang menata belanjaannya.
"Yaudah sih, ayo, aku juga pengen," balas Fanny.Sesampainya di Cafe Violetta, mereka berdua langsung memilih tempat duduk di pinggir, dekat jendela.
"Kakak pengen nyoba menu baru engga? Aku pesen jus strawberry sama pengen nyoba menu barunya" ucap Dana sambil menulis pesanannya, "Kakak mau apa?" Tanya Dana, tak ada balasan dari Fanny, "Kak,mau pesen apa ih?" Tanya Dana sekali lagi sambil menepuk lengan Fanny pelan."Eh, apa dek? Password wifinya apa?"tanya Fanny yang sempat kaget tadi.
"Kebiasaan ya kamu kak, aku tanya mau pesen apa malah tanya password, ini password-nya" ucap Dana dengan kesal sambil menunjukkan password wifi pada Fanny."Makasih adekk, sayang deh, aku pesen milk tea sama spaghetti aja, spaghetti nya pedes oke?" Ucap Fanny tanpa menatap Dana karena dia terfokus pada handphonenya.
Dana berdiri untuk memesan makanannya, lalu kembali ke tempat duduknya.
"Kak, bentar ya aku mau ke belakang sebentar" pamit Dana yang dibalas anggukan oleh Fanny.
Selang beberapa menit, pesanan mereka datang tepat saat Dana kembali dari kamar mandi.
Fanny dan Dana memakan makanannya sampai habis tanpa ada pembicaraan, keluarga mereka yang mengajarkan seperti itu.
"Cepet kamu bayar dek, aku tunggu di mobil ya" ucap Fanny sambil berdiri, melangkah keluar cafe.Saat diparkiran, karena sibuk pada handphonenya Fanny tak sengaja menabrak anak kecil,
"Ups, ah sorry" ucap Fanny sambil membantu anak kecil itu berdiri. Anak kecil itu nampak ketakutan, "Kamu kenapa sayang? Kok kaya takut gitu,?" Tanyanya pada anak kecil itu, tapi tak dijawab apapun."Ya ampun Desya, kamu kemana aja sih? Kakak cariin loh," ucap seorang lelaki sambil membawa anak kecil itu kegendongannya,
"Makasih ya udah nolongin adik aku, tadi waktu aku beli minuman Desya malah lari, jadinya dia ngilang" ucap lelaki itu,
"Ah iya, sama-sama," balas Fanny sambil tersenyum manis.
Lelaki itu membalas senyum Fanny dan berbalik ke penjual minuman.Manis
Tanpa Fanny sendiri sadari, dia mengucapkan kata itu didalam hati.🌸🌸🌸🌸🌸
KAMU SEDANG MEMBACA
LOVE STRUGGLE
Short StoryBukankah mencintai sendirian itu menyakitkan? Dan, berjuang tanpa kepastian itu melelahkan? Mungkin bagi orang lain begitu, tetapi tidak dengan ku. Meskipun tanpa balasan, aku tetap disini. Karena cinta itu tentang keikhlasan. Selama itu tentangmu...