Happy reading...
Aleah berjalan menuju ruang dosen di lantai 4, tidak menyangka kalau dosen pembimbingnya dengan tiba-tiba memanggilnya – menyuruhnya untuk datang ke kampus di hari liburnya. Aleah menghela sebelum memasuki ruangan Aleah merapihkan rambut serta pakaiannya.
Tangannya mendorong perlahan pintu ruangan. Disana, Aleah dapat melihat jelas. Dosen dengan berpakaian batik sedang berbincang dengan seorang pria berjas hitam. Berbicara begitu serius, tanpa menyadari kedatangan Aleah.
"Selamat pagi, pak" sapa lembut Aleah
Dengan gerakan serempak dosen pembimbingnya menatapnya dan pria berpakaian jas hitampun menatapnya. Untuk seperdekian detik Aleah terpengarah menatap manik mata tajam di depannya. Bertemu lagi! Padahal sudah cukup Aleah bertemu dengan lelaki di hadapnnya ini.
"Ini Mahasiswa yang saya bicarakan kepada anda, saya merekomendasikan Aleah untuk membantu anda selama disini" jelas dosennya
Aleah menatap bingung keduanya, "Maksud bapak apa ya, pak?" tanya Aleah
"Maaf saya belum memberitahumu, ini pak Leonardo. Dia dosen pindahan untuk satu semester kedepan, saya harap kamu akan membantunya selama beliau mengajar disini."
"Jadi maksud bapak, saya menjadi asisten untuk pak Leonardo?"
"Ya, semacam itu. Untuk detailnya biarkan pak Leonardo jelaskan. Kalau begitu saya permisi dulu, saya harus meghadiri upacara kelulusan anak saya. Permisi!"
Pak Gito – Dosen pembimbingnya oergi begitu saja meninggalkan Aleah dan Leonardo berdua di ruang dosen cukup sepi. Aleah menatap waspada pria di sebelahnya. Karena dia mempunyai pengalaman buruk dengan pria di sebalahnya ini. Memandang wajahnya saja sudah membuatnya kembali membuka lama.
"Hai, Al. lama tidak berjumpa" sapanya hangat dengan senyum lebarnya memamerkan sederetan gigi putih yang rapih miliknya.
Aleah menatapnya curiga dengan segera mengambil jarak aman antara dirinya dan pak Leonardo. Leonardo semakin tersenyum melihat Aleah matanya begitu bersinar melihat Aleah berada di sekitarnya lagi. Sudah lama dia menantikan hal ini, menantika hari-harinya hanya berdua dengan Aleah.
"Kemarilah! Aku ingin memberitahumu sesuatu" ujarnya, tangan besar menepuk tempat duduk di sebelahnya.
Aleah menggelengkan kepalanya, menolak mendekati pria gila itu!
"Kemarilah, Al. Kau sudah di suruh dosenmu menjadi asistentu selama satu semester. Kau tidak mau kena skors bukan?" Nadanya kini telah berubah mengancam, tangan nya menjulur kearah Aleah.
Aleah semakin menggelengkan kepalnya, tubuhnya bergetar ketakutan. Tidak henti-henti doa yang dia panjatkan. Agar Ridho datang bagaikan superhero dan menyelamatkan dirinya dari pria psikopat di hapannya. Mata pria itu mulai menatapnya tajam, matanya seperti memperingatkan Aleah untuk menurut dan mengikuti apa yang dia katakan!
Tidak! Tidak! Tidak! Kumohon seseorang tolong aku! Keluarkan aku dari sini!
Air mata Aleah mulai mengalir, langkah kakinya perlahan mundur menjauhi Lenardo yang masih memandangnya, ponsel Aleah berdering mata pria itu semakin menajam, bahkan pria itu mulai berdiri dan berjalan mendekati Aleah. Dengan gemetar Aleah mengambil ponselnya dan mengangkat telpon dari seseorang.
"Tolong aku..... tolong hiks" lirihnya mulai menangis sekarang.
"Kau dimana, Al?"
"Kumohon tolong aku...KYAAAAA"
Suara jeritan Aleah, membuat si penelpon panik. Shit! Seharusnya dia melarang Aleah untuk datang kekampus. Firasatnya benar-benar tidak enak. Ditambah lagi dia bertemu dengan pria gila yang selalu mengejar saudari perempuannya itu.
Shit! Dimana kau Al? Ridho sangat frustasi mencari Aleah. Setiap sudut kampus yang sepi Ridho datangi memastikan Aleah ada disana. Namun nihil, semua tempat yang Ridho datangi tifak membuahkan hasil. Aleah tidak ada disana, lalu dimana dia sekarang!
Dengan nafas yang terengah-enggah, Ridho menghampiri mahasiswi yang sedang menampakan raut wajah kesal. "Kau melihat Aleah?" tanyanya langsung
Mahasiswi itu menggeleng dan menatap tajam Ridho, "Tidak! Aku dari tadi menelponnya namun tidak di angkat" balasnya
"Shit! Dimana aku Al?" geram Ridho mukanya Nampak begitu khawatir
"Apa ada masalah?"
"Tentu saja! Aku melihat pria gila itu ada di kampus ini!" jawabnya
Eliana membelakan matanya tidak percaya, jadi tadi dia tidak salah lihat, pria tua brengsek itu ternyata ada disini. "Kita harus segera menemukan Aleah!" tekadnya. Eliana tidak ingin sahabatnya itu kenapa-kenapa. Sialan! Kalau sampai Aleah terluka, dirinya tidak akan memaafkan pria brengsek itu! Dia akan memutilasi dan membuang tubuh pria itu ke laut agar dimakan para hiu yang kelaparan.
"Permisi, apa kau melihat Aleah?" Tanya Eliana kepada salah satu mashasiswi satu kelas dengannya
"Terakhir, aku melihatnya di ruang pak Gito. Dia bersama seorang pria berjas hitam, sepertinya Aleah sedang ketakutan didalam sana. Apalagi di saku celananya aku melihat sebuah pisau lipat"
"Terimakasih!" ucap mereka berbarengan.
Dengan kecepatan maksimal Eliana dan Ridho melangkah menuju ruangan pak Gito, sungguh jika bertemu dengan pria gila bajingan itu Ridho akan memukulnya hingga babak belur dan jika pria itu melukai saudarinya jangan harap nyawanya bisa selamat satu hari pun.
BRAKKK!
Pintu di buka dengan kencang Eliana maupun Ridho, mereka berdua segera berlari menghampiri Aleah yang sudah terpojok ketakuan di ujung ruangan!
"Dasar pria tua brengsek!" Maki mereka berdua secara bersamaan.
Ridho menarik jasnya dengan sekuat tenaga, membuat pria itu jatuh kelantai. Tanpa menyiayiakan waktu. Ridho memukuli wajah Leonardo, sedangkan Eliana menenangkan Aleah yang sudah lemas tak bertenaga. Tubuh Aleah jatuh begitu saja kelantai, air matanya terus keluar. Tubuhnya bergetar sangat ketakukan.
"Hentikan Ridho, El" satu kalimat lirih di ucapkan Aleah sebelum gadis itu benar-benar tidak sadarkan diri.
"Al. Aleah. Hei. Jangan membuatku takut, Al!" Eliana menepuk-nepuk pipi Aleah. Aleah benar-benar sudah tidak sadarkan diri.
"Ridho hentikan Aleah pingsan!" katanya detik itu pula Ridho menghentikan aksinya dengan cepat Ridho menggendong Aleah keluar dari ruangan tersebut.
"Anda salah membuat keputusan untuk kembali" ucap Eliana dan keluar dari ruangan.
Setelah itu mereka segera membawa Aleah menuju rumah sakit, menghiraukan para tatapan keingintahuan warga kampus.
*****
Maaf kalau setiap chapter tidak nyambung, aku baru belajar nulis :)Ini hasil revisiannya, semoga kelian suka ya :)
Maaf juga kalau updatenya lama
Terimakasih yang sudah membaca cerita abal-abal ini.
Jangan lupa vote and commen :)

KAMU SEDANG MEMBACA
The Possesive Uncle
RomansaKesalahan fatal dalam hidup Aleah adalah menyanggupi permintaan konyol keluarga Eliana. Dia harus menjadi kekasih paman Eliana yang sangat cuek dan dingin. Bahkan untuk duduk bersebelahan saja membuatnya seperti di berada di kutub utara tanpa jaket...