"Seseorang bisa berubah karena keadaan."
__________
"Keshya sini sarapan dulu" ujar Gerald saat melihat Keshya sedang menuruni tangga. Alih-alih menghampiri, Keshya malah tetap berjalan tanpa menoleh sedikitpun kearah keluarganya yang sedang menunggunya dimeja makan.
"Keshya, Papa ingin bicara sama Kamu!" Hilang sudah kesabaran Gerald. Keshya yang mendengar teriakan Papanya itu seketika berhenti melangkah dan menatap Gerald dengan wajah datar.
"Sampai kapan kamu akan memusuhi papa? Lista dan mama kamu?" Gerald berjalan mendekati Keshya dengan raut wajah pasrah.
"Siapa yang anda maksud dengan mama saya? Sejak kapan saya punya adik? Saya hanya punya satu kakak laki-laki yaitu bang David. Hanya itu saudara saya." Keshya menatap Gerald dengan penuh kebencian dan menekankan setiap kata yang dia ucapkan.
"Berhenti bertingkah kekanak-kanakan Keshya! Kamu udah besar, harusnya kamu mengerti kalau Mama kamu me.. "
"Mama saya kenapa? Anda mau bilang kalau itu murni kecelakaan? Iya? Apa anda tau bagaimana sakitnya saya ketika melihat Mama saya mati mengenaskan? Tidakkan! Anda hanya sibuk dengan selingkuhan anda yang saat itu sedang mengandung anak anda! Anda tidak pernah tau bagaimana sakitnya Mama saya saat tau anda selingkuh dengan wanita murahan seperti dia! An.." [PLAKK] Keshya belum menyelesaikan kalimatnya tapi satu tamparan sudah mendarat pipi kanannya.
"Mas.. Sudahh... Apa kalian tidak lelah bertengkar terus?" Rena menghampiri mereka lalu memegangi pundak Gerald bermaksud untuk menenangkannya.
"Jangan sok suci anda. Kami selalu bertengkar karena anda. Papa yang dulu selalu saya banggakan, yang selalu saya idolakan, yang selalu memanjakan saya sudah mati karena anda. Keluarga harmonis saya, hancur karena anda. Mama saya meninggal karena anda dan semua karena anda. Satu-satunya orang yang selalu sayang sama saya sekarang juga udah pergi karena anda. Bang David pergi karena kalian semua!" Keshya berlari meninggalkan Gerald dan Rena yang mematung mendengar ucapan Keshya.
***
"07.15" Ucap Bu Devi guru matematika yang sedang mengajar dikelas Keshya.
"Iya, saya tau bu. Maaf saya telat" Keshya hanya menatap sepatunya sambil merutuki dirinya sendiri karena telat.
"Semua yang dikelas ini juga tau lalau kamu telat, Keshya! Ibu gak mau tau, sekarang kamu keluar. Jangan ikut pelajaran ibu!" Bu Devi membukakan pintu kelas sambil memelototi Keshya. Keshya hanya menurut dan keluar dari kelas.
"Baru juga masuk udah disuruh keluar aja. Gak sopan ih bu Devi" Keshya sudah duduk dibangku koridor. Di koridor sangat sepi karena murid-muridnya sedang belajar di kelasnya masing-masing. Tapi tidak semua kelas hening, ada beberapa kelas yang sangat kacau karena gurunya tidak datang. Keshya hampir mati kebosanan karena hanya diam dibangku koridor sambil mendengarkan lagu menggunakan headset sambil memejamkan matanya.
Tiba-tiba saja ada seseorang yang mengganggu ketenangan Keshya, dia mencabut headset Keshya dari handphonenya. Keshya yang tersadar langsung membuka matanya dan bersiap untuk mengomel.
"Gausah ngomel, berisik." cowok itu langsung duduk disamping Keshya. Keshya yang tadinya ingin mengomel mendadak bungkam, sepertinya mood Keshya untuk mengomel sedang tidak baik.
KAMU SEDANG MEMBACA
Shyalla
Teen FictionLakeshya Kiyandra Geraldin. Cewek yang kerap dipanggil keshya. Cewek cantik, pintar, ramah, sopan, dan humoris. Namun, semua sifat itu hanya berlaku dilingkungan sekolah, atau disaat Ia sedang bersama temannya saja. Dia pendiam, dia jutek, dia ego...