Bandung, 19 Desember 2014.Dunia seakan-akan menjadi gelap menakutkan, tidak ada pencerahan dalam kehidupan. Semuanya sunyi senyap tak bermakna. Begitu teramat mengejutkan bagi gadis berlesung pipi yang kian duduk sambil memangku sebuah buku diary.
Air mata gadis itu sukses jatuh setetes demi setetes. Isakan-isakan kecil terdengar pilu, bibirnya bergetar dan terkatup rapat.
Ia tahu, mungkin ini memang takdirnya menerima hal sedemikian. Bagaimana tidak? Kekasih yang sudah lama ia cintai pergi begitu saja tanpa sepatah kata serta alasan apa pun. Dan lagi, ia pergi untuk selamanya. Tak pernah kembali.
Sungguh menyakitkan..
Mata sendu gadis itu tertuju pada salah satu lembaran yang terdapat foto sang kekasih. "Seandainya lo tahu perasaan gue sekarang, mungkin lo nggak akan ngejauh dari gue. Untuk selamanya."
Hatinya benar-benar rapuh. Ia tidak tau lagi harus melakukan apa jika tanpa penyemangat hidup nya. Semuanya jadi sunyi. Entah seberapa lama lagi ia bisa bertahan dengan goresan hati ini.
Autor note :
Hello guys, enjoy reading for our story
KAMU SEDANG MEMBACA
Deep Affection
Teen FictionMelupakan suatu memori yang indah tidak akan pernah ada kata mudah apa lagi ketika harus kembali membuka hati agar hidup tak hanya sekedar mengamati . Ini bagian sederhana dari hidup seorang gadis 17 tahun yang ingin melupakan memori usangnya namun...