Malam ini langit cerah seperti biasanya. Bintang-bintang yang bertabur di langit menjadikan suasana malam hari itu romantis. Tak lupa ditambah dengan lampu-lampu jalan, perkantoran dan lampu dari kendaraan yang masih ramai membuat pemandangan semakin menakjubkan. Memanjakan mata. Menghipnotis mata siapa saja yang memandangnya, seolah berharap pagi tak akan pernah datang agar kerlap kerlip cahaya ini tidak hilang. Pemandangan kota Paris di malam hari. Tak ada yang bisa menandinginya.
Mungkin itu juga yang sedang di rasakan oleh wanita yang sudah sejam berdiri di balkon sebuah gedung mewah di pinggir kota Paris itu. Matanya yang berwarna hijau emerald menerawang ke segala penjuru. Dari lantai 3 gedung ini, sejauh mata memandang, ia tentu mendapatkan sudut yang sempurna. Melahap pemandangan indah apa saja yang tersaji, gedung-gedung pencakar langit, lampu jalan yang berkelap-kelip dan oh.. jangan lupakan menara Eiffel, karena itulah yang membuat kota Paris ini semakin cantik di malam hari. Ia merekamnya dalam ingatan. Karena ia tahu, ia akan sangat merindukan tempat ini nanti.
Sambil menghela nafas, sesekali ia menyesap champagne yang sudah tinggal setengah dari gelas yang sedari tadi menjadi teman dalam kebisuannya. Rambut panjang gadis itu, yang berwarna pink melambai-lambai di sisi tubuhnya karena terpaan angin malam yang sejuk. Wajahnya yang seputih porselen itu tak luput dari gelitikan rambutnya yang tertiup angin. Berantakan. Tapi toh iya tak perlu repot-repot merapikannya. Tak akan ada yang protes dengan penampilannya sekarang. Tak akan ada yang mengenalinya di sini. Disini atau pun di tempat lain. Wanita itu tiba-tiba tersenyum miris, mengasihani dirinya sendiri. Benar sekali. Tidak akan ada orang yang mengenalinya di tempat asing ini, jadi kenapa pula ia harus repot-repot memakai topeng berbulu itu?.
Ah, pesta topeng. Tentu saja.
Pesta topeng. Klasik, elegan dan mewah. Walaupun terkesan kuno, tapi pesta ini tidak pernah kehilangan sentuhannya. Misterius. Karena begitu kau menjadi bagian dari pesta semacam ini, kau benar-benar bisa memakai 'topeng' yang sesungguhnya. Bukan hanya sekedar topeng berbulu dengan berbagai desain indah yang menutupi bagian atas wajahmu. Dan malam ini, wanita itu telah menjadi bagian dari pesta. Tapi sayangnya, Ia tidak datang ke tempat ini sebagai tamu istimewa, ia juga tidak datang ke tempat ini sebagai teman atau relasi dari si empunya acara. Walaupun si pemilik 'tahu' ia akan berada di sini malam ini, tapi ia tentu tidak akan mengenalinya. Sesuai prosedur, tidak ada kontak langsung. Yah.. ia paham. Toh ia juga tak perlu beramah tamah. Tak ingin lebih tepatnya. Yang perlu ia lakukan hanyalah melihat, mengamati dan meyakinkan dirinya- serta atasannya- bahwa pekerjaannya sudah selesai.
Sambil menyelam minum air.
Tentu saja ia tidak akan menyia-nyiakan kesempatan ini. Malam terakhirnya di kota Paris. Sayang rasanya jika ia hanya fokus dengan pekerjaan. Kenapa ia tidak menikmatinya saja sekalian?. Dengan gaun backlessnya yang berwarna putih gading, belahan gaun yang memanjang di paha kirinya -yang semakin mengekspos kaki jenjangnya serta rambut pink sepunggungnya yang dibiarkan tergerai dan high heels merahnya yang seksi, ia merasa bebas. Ia sungguh ingin menikmati malam ini sebagai dirinya sendiri. Terbebas dari rutinitas pekerjaannya yang bisa di bilang.. menegangkan. Ya.. ia ingin merasa santai. Ingin menjadi dirinya sendiri. walaupun itu hanya untuk malam ini saja.
Suara musik dansa dari aula utama pesta masih terdengar dari tempat wanita itu berdiri. Alunan nada yang indah dan mendayu-dayu. Wanita itu memejamkan matanya menikmati suara alunan musik. Membayangkan dirinya berada di pelukan seseorang sambil berdansa, saling menatap, merapatkan tubuh dan menikmati suasana pesta yang romantis. Tapi kenyataan tiba-tiba menyentaknya. Ia menggelengkan kepalanya. Berharap semoga bayangan indah tadi hilang dari fikirannya. Karena ia tahu sesuatu yang ia bayangkan tadi tidak akan pernah terjadi. Tidak akan bisa. Dan itu demi kebaikannya sendiri.
Ia lalu menegakkan punggungnya dengan perlahan. Ia lantas mengangkat gelas minumannya yang ternyata sudah kosong dan tersenyum. Dan dengan pandangan terakhirnya kearah lampu-lampu di luar sana, ia membalikkan tubuhnya dan berjalan pelan menuju ke aula utama tempat pesta berlangsung. Suasana tempat itu masih ramai sejak sejam yang lalu ia tinggalkan. Wanita cantik. Pria tampan. Gaun-gaun malam indah yang menawan. Seksi dan mengundang. Setelan para pria yang berkelas, elegan sekaligus flamboyan. Matanya memandang berkeliling, ada beberapa pria dan wanita yang memisahkan diri dari lantai dansa yang penuh itu. Tertawa, tersenyum menggoda disertai bisikan-bisikan nakal yang terlalu keras untuk bisa di bilang bisikan. Entah kenapa ia bisa mendengar suara-suara desahan nakal mereka ditempat yang ramai itu. Ia mendengus pelan. Cinta dan hasrat. jika kau tidak berhati-hati, kau pasti terjebak di antara keduanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Play it rough
RomanceSebagai seorang pembunuh bayaran professional, Haruno Sakura aka Cherry, tidak pernah menerima misi serumit ini. Dan malam itu, malam terakhirnya di kota Paris, adalah awal dari segalanya..