Bagian 5 : Past

26 4 0
                                    

Happy Readers~~

Flasback on.

"Astaga, ternyata kau disini. Kami mencarimu kemana-mana tau!" kesal Raderian.

Harold pun hanya mampu menyengir kuda sembari menganggukkan kepalanya.

"Sudahlah ayo, profesor Dyomedes sudah memanggil kita sedari tadi. Dan karna mencarimu kita jadi terlambat!" ajak Xander.

Harold pun menggangguk lalu melangkahkan kakinya menuju ruangan profesor Dyomedes dengan sahabat-sahabatnya itu.

"Ah, kalian sudah datang rupanya. Lama sekali," profesor Dyomedes tersenyum tipis.

"Maafkan kami profesor, kami berkeliling mencari Harold tadi!" jawab Kai.

Profesor Dyomedes pun mengangguk sembari bertanya, "apa kalian tau kenapa aku menyuruh kalian berkumpul?".

Mereka menggelengkan kepala mereka pelan.

"Kalian adalah calon ketua para golongan untuk saat ini dan seterusnya!"

Mendengar kata itu, Calfador membelalakkan matanya.

"Tapi profesor, Calfador memiliki 5 anggota!" protes Falvian.

Profesor Dyomedes mengangguk.

"Aku lebih memilih Xander menjadi ketua golongan Dyavol, Harold akan menjadi murid biasa dibawah pimpinan Xander!"

Tubuh Xander menegang, keputusan itu tidak bisa dibantah.

"Tapi-"

"Tidak!"

Kepala sekolah tak mau mendengarkan protes dari Xander, dan beberapa saat kemudian. Harold berlari keluar ruangan profesor Dyomedes.

"Harold!" teriak Xander.

Xander mengejar Harold, disusul oleh Raderian, Kai dan Falvian.

"Harold, maafkan aku!"

Xander mencoba mengimbangi langkah kaki Harold, sementara ketiga sahabat mereka masih sibuk lari dibelakang mengejar mereka.

Tap.

Harold menghentikan langkahnya, dia menatap Xander dengan tatapan tajam.

"Apa kau tau kesalahanmu?" teriak Harold.

Xander mengangguk lemah, dia tau kesalahannya. Menjadi ketua golongan Dyavol adalah impian Harold tetapi dia menghancurkannya.

"Harold kita bicarakan baik-baik," ujar Falvian.

Harold tetap diam dan..

Brakk..

Harold menggunakan sihirnya untuk melukai Xander, membuat Xander terpental dan tergeletak dihalaman kastil.

"Harold apa yang kau lakukan?" panik Raderian.

Harold tak menggubris Raderian, dia melangkahkan kakinya ke arah Xander.

Xander berdiri lalu memegang tongkatnya erat, dia mengucapkan mantra-mantra yang hebat dan jarang dihafal oleh penyihir lainnya.

Harold terpental keluar kastil, jubah hitamnya sudah penuh dengan darah.

"Kau melukai sahabatmu sendiri," tunjuk Raderian pada Harold yang sudah pingsan.

"Dia yang memulainya," jawab Xander.

Exelyon Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang