“Istirahat dulu, Taehyung!”
“Ya!”
Langkahnya terseok, mendramatisir, saking lelahnya. Dia hanya seorang pemuda biasa, masih sibuk dengan tugas kuliah sembari bekerja di sebuah kafe. Walau separuh terpaksa karena ini adalah usaha milik teman Abangnya, Seokjin, yang menitipkan Taehyung merantau di kota. Inginnya mencari kerjaan sendiri, tapi Abangnya melarang.
Kursi kayu berderit kencang, Taehyung duduk tak sabaran. Wajahnya mengilap oleh keringat dan ketiaknya sudah basah. Mungkin punggungnya lebih parah. Taehyung selalu kelelahan bekerja di sini karena banyak pelanggan. Itu bagus untuk gajinya, tapi dia benar-benar capek. Kalau saja ada pekerjaan yang lebih baik, mudah, tidak melelahkan, tetapi gajinya banyak.
Walau itu hanya mimpi.
“Ini diminum, hyung.”
“Oh? Trims,” lengannya meraih segelas limun dingin. Lantas menenggaknya tak sabaran, meski itu bisa mengganggu tenggorokannya. Rasanya segar, dan dia mengunyah es batu yang masuk ke dalam mulutnya. Seketika kepalanya cekat-cekit tetapi ia suka sensasinya. “Kenapa lihat-lihat?”
Pria itu menggeleng, “Hyung seksi kalau keringatan.”
“Kau sudah punya pacar!”
“Aku hanya jujur,” mencebik pelan dan mendengus. “Bukan menyatakan perasaan.”
Taehyung hanya menganggapnya angin lalu. Rekan kerja yang lebih muda darinya, Kim Minjae, terkadang memang sangat random. Dia pria yang manis tapi kadang bicaranya ngelantur dan menyebalkan. Taehyung hanya menemukan sedikit hal menyenangkan darinya. Itu karena dia suka memberi tumpangan mobil dan meminjamkannya uang. Selain itu, dia tak lebih dari seorang cowok muda yang pandai gombal dan playboy.
Bahkan dia tahu Minjae punya lima cewek sekarang.
“Wah, ngobrolin apa nih?”
“Sandeul hyungnim.” Taehyung membungkuk singkat. Satu-satunya orang yang diseganinya di restoran, karena dia rekan baik Abangnya. Dan memang orangnya baik, buat orang segan. Kadang memberinya uang lebih. Ia memberikan kursi yang dipakainya untuk lelaki itu duduk. “Istirahat dulu, hyungnim.”
Dia tertawa, “Yah, santai aja.”
“Bos, kudengar Anda akan liburkan kami malam minggu ini?”
“Hm, sudah bocor rupanya?”
“Kalau cerita sama Jaehwan hyung, tentu tak akan aman.”
Taehyung duduk bersila memandangi kedua orang di depannya berbicara kasual. Dia tak mengerti apa yang dibicarakan, tapi kalau memang ada libur, itu bagus! Dia akan pergi refleksi karena mungkin syarafnya sudah kaku. Tak peduli soal apa, Taehyung akan pergi yang jauh untuk melepas penatnya karena bekerja.
“Aku punya usulan acara bersama, Bos.”
“Apa itu?”
“Party!” Minjae menjentikkan jarinya, tampak begitu percaya diri dengan usulnya. “Kebetulan sekali, seminggu lalu Nenekku bilang kami bisa menggunakan villa. Ada satu daerah di Busan yang sangat indah! Kita bisa buat acara family trip. Pergi bersama, memancing ikan, dan memanggang barbekyu! Itu pasti menyenangkan, membuat lingkaran di api unggun sambil bernyanyi dengan iringan gitar,”
Taehyung mengerutkan dahi. Itu terdengar seperti acara camping anak SMP. Dia adalah pria umur dua puluhan yang lebih senang bergelung di atas kasur tipisnya sambil menonton tivi. Pergi ke luar membuatnya tak nyaman. Oh, dia lupa kalau Minjae baru saja lulus SMA. Tentu saja pemikirannya masih sangat bocah remaja.
KAMU SEDANG MEMBACA
coba aja dulu
Fanfictionpertama kali ketemu. setelah sekian lama jomblo. si ganteng memang sudah tua. tapi, coba aja dulu! —hadiah kecilku untuk seorang gadis yang baru saja legal, 21 tahun, love you!