Chapter 1

303 41 11
                                    

"Kenapa putriku yang harus mati?" ujar Kushina hampir berteriak. Ia berusaha meronta dan melepaskan diri dari cengkeraman mantan suaminya. Mata penuh amarah itu menatap nyalang pemuda lima belas tahun yang tengah ketakutan, yang meringkuk tidak jauh darinya.

"Seharusnya kau yang mati!" teriaknya penuh amarah.

"KUSHINA!" teriak Minato tidak mampu menahan lagi kesabarannya.

"Demi anak harammu, kau membiarkan putriku mati." Kushina jatuh terduduk. Air matanya kian terjatuh, "putriku ... Kenapa harus putriku?"

Kushina bangkit ketika Minato lengah. Dengan cepat ia mendekati Deidara dan memukul pemuda itu. Menarik rambut panjang miliknya dan tidak menghiraukan wajah kesakitan Deidara.

.

.

.

Naruto fanfiction

Present:

Naruto © Masashi Kishimoto

The Day You Went Away © Ran Hime

Uchiha Sasuke, Namikaze Naruto,
Uchiha Itachi, Namikaze Deidada

Drama, Hurt/Comfort

M rated

AU, OOC, Shonen ai, Typo.

.

.

.

Chapter 1

Naruto terbangun dari tidurnya ketika mendengar suara ponselnya berdering. Dengan malas ia meraih ponsel yang ada di meja samping ranjangnya. Sejenak ia menghela napas dan bangkit dari tidurnya ketika mendengar suara dari seberang sana. Seharusnya tidak membutuhkan waktu yang lama untuk orang itu menghubunginya.

"Iya." Naruto berjalan ke arah jendela. Menyibak Tirai dan membiarkan cahaya pagi menerangi kamarnya.

"Begitu," serunya lirih. Mata birunya tajam menatap langit pagi yang cerah, "awasi dia terus."

Dengan malas, ia melempar ponselnya ke atas ranjang dan berjalan ke arah kamar mandi.

"Kenapa harus putriku. Seharusnya bocah sialan sepertimu yang mati."

Bagaimana kabarnya? Bahkan Naruto tidak begitu yakin tentang hal itu. Ia tidak yakin jika keadaan kakaknya baik-baik saja, mengingat bagaimana kakaknya tumbuh selama ini. Ia terlalu lama melarikan diri, hingga tanpa sadar ia kehilangan semua. Ayahnya, kakaknya, bahkan semua yang selama ini ia miliki. Kini ia bukan siapa-siapa lagi sejak hari itu.

"Hei, Naruto-kun! Apa langit biru benar-benar indah?"

Naruto menutup mata ketika suara putus asa itu kembali terngiang kembali di telinganya. Bagi pemuda itu, langit biru benar-benar indah. Kakaknya begitu iri karena hanya dia yang lahir dengan mata hijau segar. Walau ia tahu, kakaknya tidak benar-benar iri.

"Hei, Naruto-kun! Kenapa kau tidak pernah memanggilku kakak?"

"Hei, Naruto-kun! Apakah seharusnya aku yang mati?"

Tiba-tiba air matanya begitu saja mengalir. Ketika mengingat betapa egoisnya wanita itu. Mengingat bagaimana wajah menderita kakaknya di atap rumah sakit hari itu. Mengingat bagaimana kakaknya ingin benar-benar menuruti perkataan wanita itu.

The Day You Went Away Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang