Hari ini Shieva selesai dengan mata kuliahnya yang kedua. Dirinya sudah tidak bisa menahan rasa lapar yang sedari tadi dia tahan selama dua jam perkuliahannya. Perkuliahan yang sangat menguras tenaga. Dosen yang sudah sangat senior, kolot, dan membosankan. Itu yang Shieva rasakan.
Kalau saja dosen itu masih muda dengan kegantengan hakiki tentu akan lain ceritanya. Shieva akan lebih merelakan waktunya berjam-jam di kelas demi bisa menikmati wajah ganteng sang dosen. Namun, itu tidak akan pernah terjadi di kehidupan nyata Shieva.
Menghembuskan napasnya, Shieva berdiri dan menghadap ke arah Amira yang sedang merapikan buku juga alat tulisnya. "Aku laper, Ra. Ke kantin yuk?" ajak Shieva.
"Oke. Tapi, bentar. Tadi Syalom bilang mau bareng sama kita kalau kelasnya udah selesai," jawab Amira seraya berdiri bersiap meninggalkan ruangan.
"Emangnya dia ada kelas hari ini?" Tanya Shieva heran setelah mereka keluar dari ruangan. Setahunya hari ini Syalom tidak ada kelas.
Syalom adalah teman Shieva juga Amira tapi beda jurusan. Syalom anak fashion design sedangkan mereka design interior.
"Mungkin. Aku juga nggak paham. Dia nggak ngomong apa-apa selain bilang minta ditungguin kalau udah selesai kelas. Gitu."
"Ooo... ya udah kita tungguin dia. Tapi, nunggunya di kantin aja. Aku beneran laper banget nih," pinta Shieva memelas.
"Syalomnya ditinggalin? Nggak ditunggu dulu?"
"Ya ampun, Am-Am. Kamu tega nyuruh aku nungguin lebih lama lagi? Kamu tahu rasanya laper nggak sih?"
"Udah ah, kalau kamu mau nungguin Syalom, kamu tungguin aja sendiri. Aku mau ke kantin," ucap Shieva dan pergi begitu saja tanpa menunggu balasan dari Amira.
"Shie... Shieva...." panggil Amira. Namun, yang dipanggil sama sekali tidak bereaksi. Shieva tetap berjalan meninggalkan Amira di belakang.
Amira berlari mengejar Shieva setelah panggilannya tidak dihiraukan. "Kamu itu ya, aku panggil-panggil juga. Tetep aja pergi," gerutu Amira.
"Soalnya laper. Kalau laper daya dengar itu menurun," kilah Shieva asal.
"Beneran deh, laper buat kamu ngeselinnya nambah berkali lipat."
"Nah itu kamu tau."
Amira yang tidak memperhatikan langkahnya nyaris terjatuh ketika Shieva tiba-tiba menghentikan langkahnya. "Apa-apan sih, Shie! Kalau berhenti itu ngomong! Sengaja ya?"
"Ya kamunya yang nggak lihat-lihat jalan. Makanya itu hp taruh dulu kalau lagi jalan. Jangan jalan sambil lihatin hp," balas Shieva yang langsung mendapat rengutan dari Amira.
"Eh, itu tolong bibir dikondisikan, Bu. Cantik-cantik bibirnya maju gitu. Ntar cowok-cowok yang lihat pada kabur."
"Shieeevvvaaa...."
Tawa Shieva langsung pecah melihat reaksi Amira. Dan Amira yang tidak suka dengan sikap Shieva langsung pergi meninggalkannya.
"Hei! Am-Am... kok malah nglonyor gitu aja sih? Katanya minta ditungguin?"
"Bodo!" Ketus Amira jengkel.
Shieva tahu kalau Amira marah. Dicoleknya bahu Amira. "Ngambek nih?" Goda Shieva.
"Aam... Aam...," panggil Shieva sambil mencolek-colek bahu Amira.
Amira masih diam tidak merespon tingkah Shieva. "Yaahhh... beneran ngambek, gawat ini mah... ya udah deh, daripada kenapa-napa mending jaga jarak biar aman."
Setelah mengucapkan itu, Shieva pun bergegas meninggalkan Amira yang tergelak melihat kepergiannya. "Duluan Am... Am...!" teriak Shieva sambil melambaikan tangannya dan terus berjalan lurus.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hello
Teen FictionShieva adalah mahasiswa yang baru saja merasakan seperti apa kehidupan kampus sebenarnya. Baru satu minggu menjalani statusnya sebagai mahasiswa, gadis tersebut sudah mendapatkan masalah. Hanya dengan satu kata random, dia harus melakukan semua hal...