prolog

26 13 3
                                    

Semburat jingga nampak indah dilangit. Menemani sang surya kembali ke peraduannya. Melalui jendela kaca, semburat itu terlihat kontras dengan langit yang mulai menggelap. Sepasang kekasih duduk bersantai di meja pojok sebuah kafe. Namun tidak seperti sepasang kekasih yang sedang mengunjungi kafe itu juga. Ada kecanggungan yang menyelimuti sepasang kekasih itu.

"Jujur, sebenarnya kakak itu nyaman gak sih sama hubungan kita selama ini?" gadis itu bertanya kepada lelaki di depannya. Laki-laki itu hanya diam menatap kosong gelas kosong dihadapannya.

"Udah 10 bulan kita jadian, tapi akhir-akhir ini kakak gak kayak biasanya. Kakak gak pernah hubungin aku lagi, ya walaupun nggak setiap saat tapi kan setidaknya kakak selalu kasih kabar. Aku gak mengaharap perhatian kakak yang lebih, aku cuma butuh keseriusan kakak. Maaf ya kak, kakak udah bosen ya sama hubungan kita? Aku mohon kakak jawab jujur !" ucap gadis itu panjang. Lelaki itu masih terdiam tanpa suara.

Akhirnya ia bersuara. "Sorry, gue gak bisa jawab." Tapi setelah itu lelaki itu beranjak dari duduknya dan pergi meninggalkan gadis itu.

Tak disadari, gadis itu meneteskan air matanya dan mengalir cepat di pipinya. Ia hanya menundukkan kepala sambil sesekali memandangi dari jauh tubuh lelaki itu yang baru saja keluar dari pintu Kafe.

Malam datang dengan langit penuh bintang. Cahaya bulanpun bersinar terang menemani jutaan bintang di angkasa. Namun, cerah langit malam tak secerah hati gadis itu yang harus menghadapi sifat kekasihnya.

                               •••••


Next....

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 10, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

AXICCOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang