Siang itu akhirnya Meth menginjakkan kakinya di depan aparteman Ayahnya. Akhirnya dia harus terpaksa pindah bersama Ayahnya yang kini telah menikah lagi dengan mantan sekretarisnya dulu,baru 6 bulan ini tepatnya ibunya meninggal dalam sebuah kecelakaan tragis yang menyisakan teka teki yang tak terjawab. Ibunya ditabrak lari tepat didepan Rumah mereka tanpa ada petunjuk apapun sedikitpun. Saat itu rupanya terjadi kesalahan pada cctv dihalaman rumah mereka, hingga kejadian itu tak terekam Kamera sama sekali. Sejak peristiwa itu meth tidak pernah berani tinggal dirumah itu karena kesedihannya yang dalam dan trauma yang berat atas kematian tragis ibunya tepat 1 hari sebelum ulang tahunnya, dan akhirnya Meth memilih tinggal bersama bibinya, Ayah dan ibunya tak tinggal dalam kota yang sama karna urusan pekerjaan.
Dan akhirnya bibinya harus pindah keluar negeri untuk tinggal bersama anaknya yang pindah Tugas ke Kanada. Meth tak punya pilihan lain selain tinggal dengan ayahnya yang tak begitu dekat dengannya."Meth ayo kita masuk, Rossie sudah menyiapkan makan siang untuk kita. Ayah sudah kelaparan karna perjalanan panjang kita menuju kesini. Ayo cepat masukkan barang-barangmu kekamar!" Kata Ayahnya sambil sambil membuka pintu lalu mengangkat masuk 2 koper besar berisi baju dan barang-barang menuju kesebuah kamar didekat koridor utama.
"ini kamarmu sekarang meth." sambil tersenyum sumringah akhirnya bisa tinggal bersama putri semata wayangnya.
Meth hanya mengikuti tanpa bersuara. Memasukkan kardus-kardus berisi buku pelajarannya kedalam kamar.
Sejenak mata coklatnya menerawang seisi kamar barunya. Kamar ukuran 3x3 itu dicat warna pink dan biru pastel. Terlihat tempat tidur yang nyaman dengan sprey warna senada.
"Hai sayaaaaang" Suara yang ramah terdengar dari ruangan dapur. Rossie sedikit berlari.
"Aku sedang mempersiapkan makan siang kita. Mandilah dulu dan kita akan makan siang bersama" Wanita itu bicara sambil berjalan kearah Ayah meth dan memegang pundaknya.
"Hai meth, senang akhirnya kamu bisa tinggal bersama kami disini." Ucap Rossie ramah.
Meth hanya menganggukan kepalanya dan tersenyum lalu beranjak masuk kedalam kamarnya yang asing baginya. Dia tak pernah mengenal sosok Rossie. Meth tak pernah tau apakah Rossie akan jadi ibu tiri yang baik ataukah ibu tiri yang kejam padanya. Dia rebahkan sejenak badannya diatas kasur yang terlihat nyaman itu. Matanya menatap langit langit kamar berwarna biru pastel.
~Semoga ini awal yang indah untuk kehidupan barunya di kota besar seperti New York,Semoga ini kota yang ramah dan menyenangkan, Dan semoga masih ada sisa kebahagian untukku disini~ Gumamnya dalam hati.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fall in love with Mr. Vampire
VampirePikiran meth slalu dibayangi atas kematian ibunya yang tragis dan meninggalkan teka teki. Ibu tirinya membuat dunianya semakin hancur dan berantakan. Dia harus berjuang melanjutkan hidup dan kuliahnya, juga berjuang menyelamatkan dirinya dari orang...