Rea bangun dari tidurnya yang nyenyak semalaman, hari minggu begini rea berencana akan tidur sampai siang, baru saja ia akan menarik selimut, teriakan melengkin membuat ia memutar bola mata malas
"Reeeeaaaaaa, Bangun nak... udah siang!!" Renata berteriak dari arah dapur yang langsung membuat rea bangkit dari tempat tidurnya
"Iyaaaa buuun" rea segera mengambil handuk yang tergeletak di kursi meja belajarnya dan segera masuk ke kamar mandi
Selepas mandi, rea terlihat lebih segar, ia mengambil kaus putih polos dan memadukan dengan celana hitam sampai lutut, rea membuka handuk yang ada di rambutnya dan segera menyisir rambut coklatnya yang sudah agak memanjang.
Tak butuh waktu lama ia segera beranjak dari kamarnya menuju dapur yang mungkin sudah ada anggota keluarganya
"Pagi" sapa rea ceria saat sudah melihat ayahnya yang sudah duduk di meja makan, sangat jarang Marsel ikut sarapan minggu seperti ini, biasanya ia akan keluar kota karna ada urusan pekerjaan
"Pagi" marsel tersenyum saat melihat anak gadisnya sudah tumbuh menjadi dewasa, meskipun sikapnya yang masih kekanak kanakan, menurut marsel.
Rea segera mengambil kursi yang berhadapan dengan marsel, dan segera mengeluarkan ponselnya yang berada di kantong celana hitamnya.
Rean berjalan dari arah kamarnya dengan handuk putih menggantung di lehernya.
Ia mengacak ngacak rambutnya yang sedikit basah, membuat ia menjadi lebih tampan."Rea" rea menoleh saat rean memanggil namanya, rean berjalan menuju kursi di samping rea, dan menggantukan haduknya ke sandaran kursi.
"Cas hitam gue yang di kamar mana?" Rean mengambil buah apel yang berada di keranjang di tengah tengah meja makan.
"Ih apa an sih, rea gak ambil" rea menatap sinis ke arah rean, bisa bisanya rean menuduhnya mengambil changer hitam yang berada di kamar rean, rea masuk ke kamar itu aja ogah.
"Trus mana cas gue?" Rean menyerit bingung, rea hanya mengangkat bahu acuh tak acuh
Sebelum rean akan bicara, renata sudah memotong
"Bunda yang ambil, bunda dapet di bawah kursi, makanya kalau simpen barang itu jangan sembarang, kamu kan udah bunda bilangin berapa kali-"
Rean memutar bola mata malas
Di ceramahin lagi gue batin nya sambil mengambil satu apel lagi"Denger tu rean?"marsel bertanya membuat rean mengangguk singkat
Setelah perbincangan sedikit, akhirnya mereka memulai sarapan.
++++++++
Rea duduk di kursi taman di depan rumahnya, sambil sesekali bersenandung kecil, tiba tiba ia ingin menghirup udara di taman, ia pun segera masuk ke dalam rumah dan mengambil jakenya yang tergantung di gantungan baju di kamarnya, dan dengan cepat ia menyambar tas putihnya yang berada di sofa ruang tamu.
Baru saja akan keluar, suara seseorang membuat langkahnya otomatis berhenti
"Mau kemana?" Renata berdiri di perbatasan dapur dan ruang tamu sambil memegang sapu yang akan ia taruh di sudut dinding dapur
"Eh bunda, rea mau ijin ke taman deket rumah" Rea cengir cengir membuat renata geleng geleng kepala
"Ya udah jangan lama lama" renata berjalan ke arah rea dan dengan cepat rea menyambar tangan renata dan mencupnya singkat
Rea berjalan santai ke arah taman yang berada di dekat rumahnya, taman itu tidak terlalu jauh dari rumahnya, hanya melewati beberapa rumah, di taman itu tidak terlalu banyak pengunjung, hanya ada anak anak yang tengah bermain.
Rea segera duduk di salah satu bangku taman.
Ia menghirup pelan udara segar di taman ini, tersenyum ceria saat angin dingin menerpa wajahnya
Tiba tiba seseorang dengan hoddie biru dongker berjalan ke arah bangku di samping rea, rea ingin melihat wajahnya sekilas siapa tau ia kenal, tapi tudung hoddie orang itu terlalu menutupi wajahnya yamg terlihat hanya batang hidungnya saja
Seseorang itu mengeluarkan hanphone hitam dari saku hoodien nya, dan dengan perlahan ia membuka tudung hoodie nya, yang sontak membuat rea membulatkan matanya saat mengetahui seseorang itu
"Si cowok gila!" Teriaknya refleks, membuat cowok itu menoleh dan rea dengan cepat mengalihkan pandangannya, tapi sayang cowok itu sudah dapat mengetahui rea
"Hey" rea menoleh gugup ke arah arlen atau cowok yang ia sebut 'cowok gila'
"A-apa?" Rea menatap arlen sinis, membuat arlen menatap sinis ke arah rea juga
"Lo cewek yang nabrak gue kan?"
Deg
Partanyaan arlen membuat sekujur tubuh rea mendadak dingin, dengan takut takut rea menatap arlen sinis dan mencoba untuk melawan
Gue gak boleh takut sama cowok gila ini
Batin rea sambil menatap arlen sinis"Kalau iya kenapa?" Jawaban rea membuat arlen tersenyum puas
"Kalau gitu lo harus di hukum"
Perkataan arlen sontak membuat rea melotot tak percaya
"Apa?!" Rea menatap arlen tak percaya, emang arlen siapa sampai sampai menghukum rea, memang cowok ini gila!
"Hm, kalau lo gak mau.. lo bakal gue.."
Arlen mendekatkan mulutnya ke arah telinga rea"Jadiin pacar" bisik arlen yang membuat rea melotot
"Dasar cowok gila!!"
###########
Nexs?
KAMU SEDANG MEMBACA
Love yourself
Teen Fictionaku rea, gadis yang sangat buta dengan cinta. tak pernah mengalami hal yang menyangkut cinta. mungkin aku sangat benci dengan cinta tapi saat dia datang di hidupku, entah kenapa semua pemikiranku tentang cinta yang buruk, langsung terbawa angin ent...