ONLY YOU Chap. 1

371 14 3
                                    


Pagi itu langit kota Jakarta tampak mendung. Sejujurnya Mark sangat malas bangun dari kasur empuknya. Tapi ia harus, karena ada client yang datang dari negeri sakura, Jepang. Demi berkembangnya bisnis yang baru ia rintis bersama sahabatnya saat kuliah dulu.

Sebenarnya pertemuan itu akan dimulai setelah makan siang, di salah satu tempat makan mewah yang berada di mall. Bagaimanapun Mark harus mengentertaint tamu tersebut. Ia datang kekantornya lebih awal karena harus mempersiapkan company profile terlebih dahulu.

Setelah merasa semua lengkap, ia mengendarai mobilnya dan menuju lokasi yang sudah ditentukan sebelumnya. Mark tiba 30 menit lebih awal, ia memutuskan ke toilet terlebih dahulu untuk merapikan diri. Ia lalu masuk kesalah satu bilik toilet. Sekitar 3 menit menuntaskan urusannya, ia keluar dari bilik tersebut.

Mark berjalan menuju wastafel yang ada kaca besar, ia meletakkan hp disamping kiri yang kosong, lalu membasuh wajah dan merapikan pakaiannya.

"Iya sayang, sebentar lagi aku kesana. Iya tunggu aja, aku masih ditoilet." suara seseorang terdengar jelas disamping Mark. Pria itu kemudian memutuskan panggilannya dan meletakkan hpnya disebelah kanannya.

Pria itu telah selesai merapikan diri dan ingin segera pergi meninggalkan toilet. Sedangkan Mark masih sibuk dengan urusannya yang masih belum selesai. Lima menit kemudian barulah ia selesai. Ia lalu meninggalkan tempat itu, tidak lupa membawa hpnya dan menuju tempat yang dijanjikan.

Lima belas menit berlalu tapi sang client belum juga menampakkan batang hidungnya, padahal sudah hampir waktu yang mereka janjikan. Mark masih sabar menunggu, ia berpikir sang client sedang dalam perjalanan dan terjebak macet.

15 menit kemudian.... tidak ada kabar

30 menit kemudian.... belum juga ada kabar

Mark mulai gelisah, ia mengambil hpnya untuk menghubungi sang client.

"Damn!!!" ujarnya saat melihat benda yang dipegangnya bukanlah miliknya.

"Shit...." Ia baru sadar terakhir kali ia meletakkan hpnya.

Akhirnya ia memutuskan menelpon nomornya menggunakan hp tersebut. Namun hanya ada suara dari operator, tanda bahwa nomornya sedang tidak aktif.

Mark menelpon kantornya dan menanyakan nomor client yang bisa dihubungi. Namun tidak ada satu orang pun yang tahu. Memang hanya ia saja yang tahu mengenai client tersebut. Sayangnya ia tidak hapal nomor sang client.

Tak habis akal, Mark lalu menuju bagian informasi. Tujuannya adalah agar sang client dapat menemuinya ditempat yang telah mereka sepakati. Ia pun lalu menuju tempat tersebut, berharap dapat bertemu dengan sang client. Tapi harapan tinggal harapan, sampai sekarang waktu sudah menunjukkan pukul 3, sang client masih juga belum menunjukkan wujudnya.

Mark memutuskan untuk pulang setelah lelah dengan penantiannya yang sia-sia. Ia langsung pulang kerumahnya, tidak ada untungnya juga jika ia kembali kekantor.

"Argggghhhh....!!!!" teriaknya melepaskan rasa kecewanya saat ia sudah duduk di sofa.

"Lihat saja nanti, aku harus bikin perhitungan sama orang itu." ucapnya sambil memegang erat hp yang entah punya siapa.

Dert....

Dert....

Dert....

Suara getar hp membangunkan Mark yang tertidur pulas di sofa. Tanpa merubah posisi tubuhnya yang sedang telentang. Ia meraih benda bergetar itu dengan meraba-raba meja karena enggan membuka matanya yang masih ngantuk.

"Hello...." jawab Mark

"Ferdi, aku udah gak tahan sama sikap dan tingkah laku kamu. Mulai sekarang kamu jangan pernah hubungi aku lagi. Kita PUTUS." ucap wanita diseberang telpon.

"Ok, bye...." jawab Mark setengah sadar

"Kamu keterlaluan, dasar brengsek!!" sahut wanita tersebut lalu memutuskan sambungan telponnya.

Mark yang mendengar makian dari wanita tersebut sedikit kaget, tapi ia tidak perduli dan melanjutkan tidurnya lagi.

******

Ferdi merasa sangat kesal saat tiba-tiba teman-teman kuliahnya menyeretnya paksa. Teman-temannya itu memang agak sedikit gila menurutnya. Yang dimana dengan seenak jidat mereka menyeret paksa membawanya untuk mengikuti acara touring ke kota Bandung. Padahal ia sudah menjelaskan bahhwa ia ada urusan penting dengan Ratna, pacarnya. Beberapa bulan terakhir hubungannya dengan sang pacar sedikit bermasalah, karena orang tua Ratna tidak menyetujui hubungan mereka. Bahkan orang tua Ratna mengatakan bahwa anaknya sudah mereka jodohkan dengan anak dari pengusaha kaya.

Tak mau melepaskan Ratna begitu saja, ia berusaha untuk memperjuangkan cintanya. Tapi saat ia ingin bertemu Ratna disalah satu mall ternama, ia malah diseret oleh teman-temannya.

"Eh, sialan loe pada, gue gak bisa ikut. Gue ada urusan penting banget."

"Pentingan mana, urusan loe apa cewek?" tanya Wahyu

"Ceweklah." jawab Ferdi cepat, emang dia ada urusankan sama ceweknya.

"Nah itu dia, loe harus ikut kita, di Bandung banyak cewek cantik man..." timpal Heru yang ikut membantu Wahyu menyeretnya.

"Tunggu dulu bego, gue harus ngomong dulu ke Ratna. Dia pasti lagi nungguin gue." mohon Ferdi

"Gue baru liat cewek loe jalan sama calon tunangannya." tambah Heru

Seketika Ferdi langsung diam dari rontaannya, Heru dan Wahyu yang awalnya memegang lengannya langsung melepaskan lengannya.

"Udahlah gak usah dipikirin, ikhlasin aja. Kita sebagai temen loe gak mau loe sedih begini." lanjut Wahyu

"Yoi ma men, don't cry lah mendingan kita cawww...." Heru merangkul pundak Ferdi

"Sok inggris bahasa loe njirr." Ferdi mentoyor kepala Heru yang lalu disambut tawa kencang oleh Wahyu

"Santai ma men, gue doakan supaya loe dapat pacar orang bule. Biar loe bisa cepet move on dari si Ratna." lanjut Heru mendoakan

"Aminnn...." sahut Ferdi dan Wahyu berbarengan

"Tapi bule cowok...." cengir Heru

Whyu diam mematung...

Ferdi senyum bangga...

Heru langsung ngacir...

Tiga detik, Wahyu sadar lalu ngelirik Ferdi

Lima detik, Ferdi sadar...

"Setan loe, Heru kunyuk ngomong apa loe barusan!!" Ferdi lari ngejar Heru, disusul Wahyu

Rombongan Ferdi akhirnya sampai ditujuan, bukan di kota Bandung tapi di lembang. Ada sekitar 10 orang yang ikut touring kali ini. Udara segar dan pemandangan yang indah serta teman-teman yang sedikit gila membuatnya melupakan masalah tentang Ratna walau hanya sejenak.

Ferdi mengambil hp yang ada dikantongnya. Ternyata hp itu lowbat dan mati. Kemudian ia mengecas hpnya. Tak berapa lama, banyak pemberitahuan yang masuk di hp tersebut. Ferdi ingin melihatnya, tapi tiba-tiba ada panggilan masuk.

"Eh, kamu maling yang ambil hp aku kan? balikin hp aku atau polisi akan menjemputmu."

Ferdi tentu saja sangat terkejut. Perasaan dia gak pernah ngambil atau nyuri hp orang, tapi kenapa dia dituduh nyuri. Mana tuh orang pake bawa-bawa polisi segala.

Kesal, Ferdi memutuskan panggilan tersebut. Saat ia ingin melihat pemberitahuan di hpnya, ia baru sadar jika itu bukan miliknya.

"Sialan!! ini hp punya siapa?"

T B C

Cape deh,, harus ngetik ulang dari awal. Maaf ya kalo ada kata-kata yang berubah, masih inget aja gue udah bersyukur, hehehe

kuy lah di vote & comment

thx

ONLY YOU Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang