Chapter 1 - Perjanjian

9 3 0
                                    

Desa Ryonel. Desa yang cukup nyaman ditempati, apalagi bagi seorang petualang sepertiku.
Penginapan disini lumayan murah, hanya 35 rum untuk semalam. Yah tapi aku lebih nyaman tidur diatas pohon. Ahaha....

Aku putuskan hari ini untuk mengambil sebuah quest di guild yang berada di desa ini.

Guild adalah tempat berkumpulnya para petualang untuk mengambil quest. Tetapi harus mendaftarkan diri terlebih dahulu untuk menjadi anggota guild jika ingin mengambil sebuah quest.
Yahh.. aku sudah mendaftarkan diriku di guild saat berumur 10 tahun.

"Hmmm.. aku pilih quest yang mana ya..."

Quest di guild dibedakan sesuai dengan rank. Rank paling tinggi ialah rank SSS, dan yang paling rendah yaitu rank F.
Pada saat pertama kali mendaftar ke guild, rank yang diberikan adalah yang terendah. Dan sekarang rank ku adalah B, jadi aku bisa mengambil quest nya.

Kulihat bermacam macam quest di papan quest rank B.
Ughhh... kelihatan membosankan semua...

Mengirimkan surat ke desa Muir... ah aku tidak suka quest seperti ini, terlalu membosankan.

Menghancurkan sarang goblin di hutan Ryoa... nggak deh, goblin sangat menjijikkan.

Menjilati kaki tuan Gardfor.......... quest macam apa inii?!!! Walaupun bayarannya mahal, mana ada yang mau mengambil quest inii!!!!

"Hahhh... mengapa tidak ada quest yang pas..."

Aku pun mencari lagi quest yang tepat di lembaran lembaran kertas quest yang menempel di papan.

Hmm?

Aku menemukannya.

"Membunuh 4 ekor red wolf dan membawakan taringnya sebagai bukti, bayaran 250 rum. (Leysen Kraiser)"

"Hmm! Ini bagus!"

Aku mengambil kertas itu dan memberikannya ke resepsionis guild untuk mendaftar.

Pria di meja resepsionis itu menatapku dengan ragu.

"Kau yakin? Red wolf itu sangat kuat"

Ughh.. dia sangat meremehkanku.

"Yakin saja, red wolf bukan tandinganku"

"Padahal level mu masih 59"

"Udahlah setujui saja!!"

Akhirnya dia menyerah juga dan memberikan stempel sihir di kartu guild ku sebagai tanda aku sedang menjalankan quest.
Stempel itu akan hilang jika aku sudah menyelesaikannya.

Aku pun berjalan keluar dari guild seraya menghela nafas.
Seharusnya aku bisa mendapatkan quest yang lebih bagus...
Tapi ya sudahlah

***

Craattttttt!!

Fiuhh... ini sudah red wolf yang terakhir
Lihat? Ini terlalu mudah bagiku

Aku potong taring red wolf dengan rapier ku.

Lalu,

Setelah itu apa?

Hmm.. lebih baik aku langsung ke guild saja.

Tapi ada sesuatu yang membuatku penasaran, yahh... aku mendengar suara seseorang yang sedang kewalahan di dekat sini.
Kuhampiri saja, sepertinya menarik.

Aku pun berlari menuju asal suara tersebut.

Setelah sampai, kupanjat pohon dan duduk di salah satu ranting pohon.

Terlihat, ada seorang pemuda yang sedang bertarung melawan seekor red wolf. Dia terlihat sangat kewalahan menghadapinya.

Ah tunggu,
Sepertinya aku pernah melihatnya...

Setelah ku teliti lagi, aku sadar. Dia pemuda yang kemarin berbagi daging kelinci denganku.

Ukhhh.. ternyata dia payah sekali...

"Hey, sepertinya ada yang sedang kesusahan"

Ia sepertinya sedikit kaget dengan kedatanganku.
Saat ia lengah, red wolf langsung mencakar dadanya.

Aww.. itu pasti sakit. Darah keluar dari dadanya.
Dia juga langsung terkapar ke tanah.

Duh, aku juga ingin seperti itu...
Tapi rasanya lebih baik kalau aku dibunuh manusia saja.

"Oii! Apa kau masih hidup?"

Dia terlihat seperti orang mati. Tapi dia masih hidup. Aku bisa memastikannya karena perutnya terlihat mengembang ngempis.

Raungan red wolf semakin menjadi. Demon beast itu berlari menuju lawannya dan membuka mulutnya. Sepertinya ia akan menembakkan bola api dari mulutnya.

Aku pun langsung turun dari pohon dan menangkis bola api itu menggunakan rapier ku. Lalu kutusuk red wolf tersebut.
Sementara, serigala sialan itu akan merasa kesakitan dan pergerakannya terhenti.

Aku melakukan ini bukan karena merasa kasihan, tapi entah kenapa aku hanya merasa kalau itu harus kulakukan.

"Aku hanya membantumu segini saja, selanjutnya terserah mu"

Kulirik pemuda itu. Dia masih terkapar. Ah tapi dia mulai berbicara, walaupun suaranya serak sekali.

"Nona.. tolong.. bantu aku.."

Mungkin orang lain akan merasa kasihan jika melihat ini dan langsung menolongnya, tapi aku tidak sama sekali ingin melakukan itu.

"Hmm? Buat apa aku harus menolongmu? Tidak ada untungnya. Itu urusanmu sendiri"

Aku langsung membuang muka dengan dingin dan berniat untuk segera pergi dari situ.
Tetapi, dia malah menawarkan sesuatu.

"Jika kau.. mau... menolongku... akan kukabulkan... satu permintaan.... apapun...."

Yahh, itu tawaran yang cukup menggiurkan bagiku. Aku bisa meminta dia untuk memberikan semua uangnya untukku, atau membuatnya bekerja dan mencarikan uang untukku.

Tapi sampai pasrah seperti itu, ia menyedihkan sekali.

"Bukannya lebih baik mati saja? Apa kau takut kematian? Huh, dasar... manusia memang bodoh"

Kaki ku melangkah maju untuk pergi, tapi ucapannya membuatku tertarik.

"Aku.. tidak takut akan kematian... tapi... aku merasa tidak boleh mati... dalam keadaan seperti ini..."

Aku terdiam sejenak. Ucapannya memang benar sih...

"H-huhh, tapi tetap saja tawaranmu tidak sepadan bagiku"

"A-aku berikan... dua permintaan..."

"Hmm kurang"

"Ti-tigaa...."

Makin lama semakin banyak saja... Dia sudah terlalu pasrah.
Yah itu sudah tidak ada alasan lagi bagiku untuk menolak.

Red wolf itu mulai bangkit lagi dan bersiap siap untuk melancarkan serangan lagi. Dari erangannya, sepertinya serigala sialan itu masih kesakitan.

Dengan cepat, red wolf melesat kearah kami. Dasar serigala bodoh, dia tidak tau kalau dia akan kujadikan jasad yang akan membusuk.

"Baiklah, akan kuterima tawaranmu. Tepati janjimu oke?"

Red wolf yang melesat itu kutebas tubuhnya dan terpotong beberapa bagian. Tentu saja tanpa belas kasihan sedikitpun.

Darah terciprat kemana mana dan mengenai baju ku sedikit.

"Sudah selesai"

Senyum dengan tatapan dingin terpampang jelas di wajahku.

"Kau akan tepati janjimu kan?"

"Tentu.. saja......"

Pemuda itu langsung tertidur. Ah bukan, apa dia mati?

"Oi oi, jangan mati dulu"

Hmm ternyata ia hanya pingsan. Mungkin gara gara ia sudah kehilangan banyak darah.

Yahh mau bagaimana lagi, akan kurawat dia.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 24, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Scream HeartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang