Two

352 31 2
                                    
















   Suara gurauan bahkan hingga teriakan sudah menjadi pemandangan sehari-hari bagi karyawan di lantai ini. Tidak jarang mereka akan menyampingkan pekerjaan walau sejenak untuk berdiskusi mengenai hal-hal diluar pekerjaan dengan alibi melepaskan penat. Apalagi jika sudah akan memasuki jam makan siang dan pulang kantor.

Seperti sekarang yang sedang terjadi. Tinggal lima belas menit lagi jam makan siang akan berlangsung. Teriakan dua orang disalah satu kubikel membuat beberapa orang menyumpal telinga mereka dengan headset bahkan ada yang terang-terangan mengutuk orang itu karena mengganggu konsentrasinya yang sedang fokus pada sebuah alamat website toko belanja online yang sedang menawarkan diskon besar-besaran khusus hari ini dan pada jam ini.

   "Yakk berhenti berteriak mengganggu konsentrasiku!!" teriaknya pada dua orang yang sama sekali tidak merasa bersalah dan masih fokus pada layar desktop dihadapan mereka.

   "Kau juga jangan berteriak bodoh." sahut seseorang yang berada didepan kubikelnya.

   "Aku tidak bodoh. Lagipula, dimana sopan santunmu memanggilku tanpa embel-embel?? Minta ku giling ya??"

Dan selanjutnya mereka malah bertengkar sendiri. Melupakan diskonan yang sedang berlangsung dan pekerjaan. Tak jauh dari sana ada tiga orang yang sedang mengerubungi sebuah meja untuk melihat sesuatu. Yang nyatanya melihat seseorang yang sedang dirias wajahnya oleh temannya dan membuat tampak lebih cantik.

   "Setelah ini giliranku ya. Aku juga ingin dirias seperti itu."

   "Enak sekali bicaramu. Tentu saja aku lebih dulu. Aku datang lebih cepat darimu."

   "Hei hei. Tentu saja aku dulu. Aku kan yang mengajak kalian."

Diributkan seperti ini kadang memang menyenangkan tapi kalau seperti ini membuat kepala ingin pecah. Terpaksa mengandalkan kebohongan dan senyumnya yang -sedikit- memikat kaum hawa itu.

   "Maaf nona-nona. Sepertinya tadi kepala ingin mengajakku berdiskusi. Mungkin lain kali." setelah menaruh brush di meja, ia beranjak dari duduk sebelum dicekal salah satu diantara mereka.

   "Awas jika kau berbohong padaku. Kucukur alismu hingga habis."

Lain halnya dengan seseorang yang tengah fokus pada bacaan e-booknya sambil sesekali membenarkan letak kacamatanya. Tampak tak terusik dengan rekan-rekan kerjanya yang sedikit saja kewarasannya. Sesekali mencatat di note kecil yang selalu ia bawa kemanapun. Dan kenyamanan itu terusik kala seseorang menghampirinya dengan senyum yang tampak ada apa-apanya.

   "Makan siang bersamaku ya. Aku akan mentraktirmu kok hyung, tenang saja." pintanya pada sosok yang lebih tua darinya itu.

   "Salah sendiri cari perhatian dengan makhluk-makhluk centil itu. Ajak yang lain. Aku akan lunch dengan kekasihku."

   "Tolonglah hyung, aku sudah berbohong pada mereka kau akan mengajakku berdiskusi."

   "Itu salahmu." tanpa melanjutkan ucapannya ia meninggalkan pria yang memohon padanya untuk makan siang bersama.

Mangsanya pergi, ia kemudian mengedarkan pandangan ke seluruh ruangan. Lalu matanya menemukan seseorang yang -mungkin- bisa ia ajak makan siang. Berjalan dengan tenang, kemudian membisikkan keinginannya pada telinga orang itu. Namun malah mendapatkan sesuatu yang tidak ia harapkan. Dapat tamparan dengan buku anggaran yang tebal tepat di muka.

Dan kejadian itu menjadi bahan tontonan karena karyawan akan makan siang mulai beranjak meninggalkan keluar ruangan. Beberapa orang menertawakan kebodohannya terlebih pada du-tiga orang yang menertawakannya hingga terpingkal. Hanya wajah masam yang ia tunjukkan.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 12, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

You're MineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang