"Eungh~"
Lenguh seorang gadis cantik merasa tidur nyenyaknya terganggu akibat silauan cahaya yang merambat masuk tepat mengenai kedua mata sipitnya. Ia membuka matanya mencari tahu siapa yang telah membuka tirai jendela kamarnya. Saat matanya menatap wanita paruh baya tapi masih terlihat cantik membuat orang tidak tahu bahwa usianya hampir setengah abad.
"Bunda~" rengeknya.
"Tasya cepat bangun, mandi dan segera sarapan". Perintah ibunya -wanita paruh baya tersebut-.
"Memangnya sudah jam berapa sih bunda?" tanya sang anak.
"Sembilan pagi"
"Apa?!!!". Pekik gadis itu, membuat ibunya terlonjak kaget, untungnya ibunya itu tidak mengidap penyakit jantung.
Ia berlari menuju kamar mandi dengan tergesa-gesa ia melupakan janjinya lagi. Sang ibu hanya menggeleng gelengkan kepalanya melihat tingkah anak gadisnya itu. Kemudian keluar dari kamar anaknya itu untuk menyiapkan sarapan anaknya tersebut.
"Tasya bunda tunggu di meja makan. Cepatlah". Teriak ibunya.
***
Tasya beerlari menuruni tangga menuju meja makan untuk menghabisi sarapannya dengan tergesa gesa. Membuat ibunya menegur dirinya.
"Tasya makanlah pelan pelan"
"Aku sedang buru buru bunda"
Ibunya menghela, anaknya ini selalu saja ceroboh.
Selesai menghabiskan sarapannya Tasya pamit pergi menemui seseorang yang memang membuat janji bertemu hari ini di taman kota. Kakinya melangkah menuju halte bis yang ada di dekat rumahnya.
***
K
aki mungilnya melangkah dengan riang serta senyum yang terus saja menghiasi bibir chery nya. Dia bersenandung bahagia karna ingin bertemu dengan kekasihnya yang satu minggu ini tidak bertemu, membuatnya rindu berat kepada kekasih tampannya itu.
Senyumnya semakin lebar saat melihat sesosok pria yang sangat ia kenali berdiri menunggunya di bawah pohon.
Tasya menghampirinya, namun langkahnya terhenti saat mata sipitnya menangkap seorang gadis yang tiba tiba muncul kemudian memeluk erat kekasihnya itu.
Mencoba menepis pikiran negatifnya Tasya tetap melangkah menuju kearah kekasihnya itu walau senyum indahnya itu seakan menghilang dan hilang seketika dari wajah cantik nya terganti dengan rawut wajah datarnya.
"K-Kris". Panggilnya
Lelaki itu menoleh ,kemudian tersenyum canggung.
"Tasya ". SapanyaHening seketika, Kris yang notabenenya kurang suka dengan keheningan seperti ini memutuskan untuk berbicara duluan.
"Aku ingin berbicara denganmu". Kemudian ia menoleh kearah gadis yang memeluknya tadi, mengerti maksud dari pandangan Kris, gadis itu pergi meninggalkan Kris dan Tasya berdua.
Hening lagi.
"Jadi apa yang ingin kau bicarakan"
***
"Kau memutuskan ku?"
Lelaki itu menunduk tak sanggup menatap gadis dihadapannya.
"Baiklah, tapi bisakah kau mengabulkan permintaanku untuk yang terakhir kalinya". Pinta gadis itu.
Lelaki itu mendongak
"Bisakah kau berjanji untuk tidak menemui atau muncul dihadapanku setelah ini".
Lelaki itu terdiam. Sanggupkah ia.
Baiklah akan kulakukan. Batinnya.Lelaki itu mengangguk. Walau enggan tapi ia harus.
Gadis itu tersenyum kelu.
" Baiklah, aku pergi. Terima kasih karna pernah hadir dalam hidupku". Gadis itu berlalu meninggalkan lelaki yang kini menatap sendu punggungnya, seraya menghilang saat kaki kecilnya membawa berlari menjauh."Kau tidak menahanku eoh padahal aku berharap kau akan memohon dan tetap berjuang berasamaku, kau bahkan tak menangis. Ternyata kau memang tak benar benar mencintaiku. Tasya."
Lelaki itu berjalan kearah gadis yang menunggu dirinya dimobilnya.
Aku mengambil keputusan yang tepat.
Tanpa diketahui lelaki itu, gadis cantik yang baru saja di putuskannya itu berusaha menahan sesuatu di pelupuk matanya, hingga ia tak sanggup menahannya lagi dan akhirnya liquid bening itu menetes membasahi pipinya.. Tetesan itu semakin banyak membuatnya mendongak ternyata hujan mengguyur tempat itu dengan deras. Semua orang berlari memcari tempat berteduh.
Berbeda dengan gadis itu, ia tetap berjalan di bawah derasnya hujan, membiarkan tetesan air hujan menerpa wajah cantiknya, mengabaikan teriakan orang yang memintanya untuk berteduh. Tapi baginya berada dibawah hujan lebih baik untuk saat ini.
Setidaknya tidak ada yang sadar bahwa ia sedang menagis.
Hujan yang menjadi saksi pahitnya kisah cintanya.
.
.
.
.Ehe😂 kurang bagus ya? maklumin aja author baru masih junior jadi masih banyak yang kurang.
So kritik dan saran sangat diperlukan...Dont forget to comment and vote, oke👌
KAMU SEDANG MEMBACA
sincere love
Teen Fiction"Berhenti mengikutiku!!!". Protes seorang gadis bermata sipit dan rambut pirang sebahunya serta kulitnya yang putih seperti porselen membuatnya terlihat sangat cantik bagi pria tampan dihadapannya. "Tidak mau" tolak pria tampan tersebut. Gadis itu m...