Memories.

131 12 4
                                    

"Don't be sad it ended, be happy because it happened."

For you, the one who made me write again.

( 0o0o0 )

Hari itu hari Minggu, Chani sedang melakukan aktivitas kesukaannya yang hanya bisa ia lakukan di hari ini: tidur. Dia kelelahan. Selama seminggu ini setiap sepulang sekolah dia sibuk menggantikan kakaknya, Yaebin untuk menjaga kedai orang tua mereka. Kakak perempuannya sendiri sedang pergi keluar negeri untuk berlibur. Otomatis jam tidur siangnya pun terenggut hanya agar kedai tetap berjalan seperti biasanya. Padahal sebenarnya sang kakak bisa saja menyuruh Jaeyoon hyung atau yang lain untuk menggantikannya, tapi Yaebin menolak, ketika ditanya kenapa, gadis berambut panjang itu menjawab: "Kan biar kamu bisa sekalian belajar. Kedai ini kan separuhnya milikmu, jadi kenapa harus dibebankan ke orang lain?"

Chani hanya bisa menghela napas karena perkataan Yaebin noona memang benar. Kedai yang berada di pinggir kota Seoul itu memang hak miliknya ada pada Yaebin dan Chani, sebagaimana diwasiatkan oleh kedua orang tua mereka sebelum keduanya meninggal. Jadi, ya, begitulah. Dia sudah bekerja dua kali lebih keras, setidaknya selama seminggu.

Untungnya hari itu hari Minggu, pemuda yang berencana akan mengikuti tes masuk universitas bulan depan itu bisa tidur sepuasnya, karena kedai tutup hari Minggu. Dan dia tidak memiliki rencana apapun untuk hari ini—

Setidaknya itu yang ia ingat.

"KANG CHANI! AYO KELUAR!"

Suara bel menggema ke seluruh ruangan, dan sampai terdengar di kamar Chani. Pemuda itu sebenarnya tidak mau bangun, tapi dia mengenal pemilik suara itu.

Dan dia tahu, bisa gawat kalau dia tidak bangun sekarang.

Segera dia bangkit dan berjalan menuju pintu depan untuk menemui tamu yang mengunjunginya (dan mengganggu tidurnya) di hari Minggu yang indah ini.

"Lama! Kamu baru bangun, ya?" Gadis itu merengut kesal. Dia adalah Park Siyeon, adik kelas yang merangkap menjadi kekasihnya sejak beberapa bulan yang lalu.

Chani menggosok matanya pelan dan tersenyum. "Maaf, ya."

"KAMU LUPA HARI INI KITA ADA KENCAN?!"

Mampus. Pemuda itu baru ingat beberapa hari yang lalu dia sudah janji pada Siyeon akan mengajaknya kencan di hari Minggu—yang berarti hari ini. Dia mematikan handphone dari semalam, ia yakin Siyeon pasti sudah mengirim beribu-ribu pesan karena dia tak kunjung membalas. Seharusnya mereka pergi jam sepuluh, dan sekarang sudah jam dua belas.

"Aku ketiduran.. maaf, ya. Aku lelah sekali."

Siyeon hanya bisa menghela napas. Yah, dia tahu Chani pasti kelelahan mengurus kedai seminggu ini. Lagipula, mereka bisa kencan dirumah Chani, 'kan. "Baiklah, aku maafkan."

Chani tersenyum dan membuka pintu rumahnya lebih lebar, mempersilahkan gadisnya untuk masuk kedalam. "Silahkan, Princess."

Siyeon segera masuk ke rumah Chani dan duduk di sofa ruang tamu. "Apa Yaebin unnie belum pulang?" tanya Siyeon ketika mendapati rumah kekasihnya terbilang agak sepi. Biasanya Yaebin akan menyambutnya setiap kali dia tahu Siyeon datang. Chani yang sedang berada di dapur hanya menjawab 'belum'. Dia pikir kakak perempuan Chani sudah pulang semalam, ternyata belum. Pantas saja Chani sampai ketiduran—karena jika Yaebin ada, gadis yang lebih tua dua tahun dari kekasihnya dan dirinya itu pasti akan membangunkan Chani pukul tujuh.

"Aku mau soda," sahut Siyeon ketika Chani menawarkan minuman apa yang ingin ia minum. Gadis itu mengambil handphone dari dalam sling bag yang menggantung di pundaknya, memainkannya sebentar sebelum memasukkan handphone itu kembali kedalam tas.

Memories | ChanixSiyeon✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang