Jam sudah menunjukan pukul 4 sore, namun gadis ini masih saja berurusan dengan kertas-kertas dihadapannya.
Sesekali gadis ini menyeruput minuman yang ia beli tadi dikantin sekolah sebelum kantin tersebut tutup. Menjadi sekretaris ketua OSIS memang melelahkan. Ia harus siap sedia ketika sang ketua OSIS membutuhkan bantuannya. Ingin sekali ia kembali mengulang saat pertama kali ia masuk Sekolah, saat ia dengan percaya diri menyalonkan diri menjadi sekretaris sang Ketua OSIS. Ia berfikir menjadi sekretaris sang Ketua OSIS terlihat keren, namun kenyataan memuakkan. Ia harus berurusan dengan kertas-kertas dihadapannya ini hampir setiap hari.
"Lisa!"
Ya! Gadis itu Lisa, tepatnya Kim Lalisa. Gadis keturunan Thailand dan Korea. Ia sudah menetap di Seoul selama 4 tahun yang lalu saat ayah nya yang memang berasal dari Korea memintanya untuk menetap bersamanya di Seoul saat sang Ibu meninggal 4 tahun yang lalu.
"Hmm.. "
Lisa hanya berdehem pelan tanpa berniat menoleh kearah sumber suara tersebut"Kau tidak pulang?" tanya laki-laki tersebut
"Aku masih ingin menyelesaikan ini" ucap Lisa
"Tapi ini sudah terlalu sore Lisa" ucap laki-laki tersebut
"Aku tau, tapi surat-surat ini masih harus aku selesaikan" ucap Lisa
"Acaranya masih bulan depan, lagipula Jin hyung tidak akan marah kalau kau belum menyelesaikannya hari ini" ucap laki-laki tersebut
"Aku tau. Tapi aku ingin menyelesaikannya hari ini. Jika aku tidak menyelesaikannya hari ini, bagaimana dengan tugasku yang lain" ucap Lisa
"Ishh!! Kau harus pulang sekarang Lalisa!" ucap laki-laki tersebut penuh dengan penekanan disetiap katanya
"Yak!! Park Jimin!! Kau ini cerewet sekali!!" gadis tersebut akhirnya berteriak. Laki-laki dihadapannya ini benar-benar membuatnya tidak berkonsentrasi sama sekali.
Park Jimin atau lebih akrab dipanggil Jimin ini satu tingkat diatas Lisa saat ini. Sahabat Lisa sekaligus sepupu Lisa lebih tepatnya.
"Yak!! Aku ini lebih tua darimu!! Mengapa kau memanggilku seperti itu!" ucap Jimin
"Maaf, kau membuatku pusing Jim. Aku sudah cukup pusing dengan kertas-kertas ini ditambah lagi kau mengomel terus. Rasa-rasanya kepalaku akan pecah saat ini juga" ucap Lisa semakin frustasi
"Oke oke, maafkan aku. Tapi kau harus janji kau harus pulang sebelum matahari tenggelam. Kau ini seorang gadis, tidak baik pulang malam." Ucap Jimin
"Apa kau mau aku temani disini?" tanya Jimin
"Tidak usah, kau pulang saja. Aku tau Rose sudah menunggumu. Aku bisa pulang sendiri, atau nanti aku minta jemput Kak Tae aja" ucap Lisa
"Kau yakin Tae akan menjemputmu? Aku rasa kakakmu itu sedang tidur sekarang" ucap Jimin
Lisa berfikir sejenak, jika ia meminta jemput kakaknya itu memang sudah pasti tidak akan menjemputnya. Secara, kakaknya tersebut jika sudah tidur tidak aka ada yang bisa membangunkannya kecuali dengan segelas air.
"Aku akan naik taksi" ucap Lisa
"Kau janji akan naik taksi? Aku tidak mau kau memakai bus sendirian" ucap Jimin
"Iya, aku tidak akan naik bus" ucap Lisa seraya tersenyum lembut menunjukan gummy smile miliknya.
Jimin yang memang sangat khawatir pada adik sepupunya ini akhirnya tersenyum seraya mengelus kepala Lisa.
Lisa ini sudah seperti adik baginya. Pokoknya keselamatan Lisa nomor satu dalam hidupnya. Menjaga Lisa adalah prioritas utamanya.
"Baiklah, kau harus hati-hati. Jika terjadi sesuatu langsung telpon aku" ucap Jimin
KAMU SEDANG MEMBACA
TEMAN BAHAGIA (REVISI)
FanfictionCast: Jeon Jungkook Lalisa Manoban/Kim Lalisa BTS BLACKPINK Hanya sebuh kisah klasik dari seorang Jeon Jungkook dan Lalisa Manoban. Berawal dari saling tolong menolong membuat mereka saling bergantung satu sama lain. . . . . . Selamat membaca...