Mars Axela Franshon dan Calista Alexa Lauren, adalah dua makhluk berbeda jenis yang memiliki sifat bagaikan Tom and Jerry. Bagaimana tidak? setiap kali mereka bertemu, kapanpun dan manapun itu, mereka selalu saja bertengkar.Seperti yang terlihat saat ini, mereka tengah beradu mulut di depan pintu kelas dan itu karena hal sepele, yaitu berebut masuk ke dalam kelas. Hadeh -_-
"Gue duluan yang masuk!" tegas seorang gadis cantik yang memiliki tubuh mungil dan hazel eyes, yang tak lain adalah Calista. Ia mendorong tubuh kekar seorang pria tampan, yang memiliki rahang kokoh, halis tebal, dan tatapan mata bak elang.
"Enak aja, gue duluan!" jawab Mars berusaha menerobos masuk pintu duluan namun Calista segera merentangkan tangannya menghalangi pintu masuk. Gadis itu pun melototkan matanya pada Mars.
"Eitss ... mau kemana lo? yang boleh masuk pertama itu cuma gue!" ketus Calista lalu berbalik arah hendak masuk, tapi belum sampai satu langkah, tubuhnya terhempas ke belakang sampai-sampai membentur dinding.
"Enak aja, gue duluan peak! dimana-mana cowok itu selalu di depan, dan cewek belakangan! Lagian lo jadi cewe ngalah dikit napa," ucap Mars ngotot
"Kaga kebalik tuh fakta! Heh JAMBUL ALAY dimana-mana yang harus ngalah itu cowok peak! Ladies first donk." protes Calista sambil mengibaskan rambutnya manja saat mengucapkan kata' ladies first'
Namun, di tengah perdebatan mereka, tiba-tiba terdengar suara lengkingan pluit yang pasti dapat mmbuat gendang telinga siapa saja yang mendengarnya langsung pecah.
Sontak saja suara lengkingan pluit itu langsung membuat Mars maupun Calista menutup telinga mereka rapat-rapat sebelum gendang telinga mereka pecah karna ulah guru mereka sendiri.
"Aduh pak Budi berisik banget sih! Pecah lama-lama gendang telinga saya gara-gara suara pluit Bapak." oceh Calista kepada seorang pria yang berusia sekitar 40-an itu. Yang tak lain adalah salah satu dosennya.
"Mars, Calista! kalian itu bisa gak sih sehari aja gak berantem hah? Kalian berdua itu selalu bikin kepala Bapak Pusing!" bentak pria itu yang Calista panggil 'Pak Budi' sambil memegangi kepalanya.
"Hufh ... Jangankan bapak, saya juga pusing kali pak berantem terus sama KALENG ROMBENG kaya dia," ucap Mars menekan kata 'kaleng rombeng' sambil menunjuk Calista.
"Heh jambul alay! lo pikir gue gak pusing apa berantem mulu sama lo? Gue juga pusing kali!" sahut Calista tak kalah sewot.
"Ya kalo kalian pusing kenapa kalian berantem hah?" tanya Pak Budi mengintimidasi sambil berkacak pinggang.
"Ya habis dia yang mulai duluan pak, masa saya gak boleh masuk kelas sama dia. Trus dia halang-halangin saya biar gak masuk pelajaran bapak, gitu pak." adu Calista kepada Pak Budi sambil menunjukan jurus andalannya, yaitu pupy eyes. Pak Budi pun memelototkan matanya pada Mars, sedangkan Mars membelalak matanya tak percaya mendengar tuduhan yang di berikan oleh Calista.
"Benar itu Mars?" tanya Pak Budi dengan wajah yang sudah memerah, siap memarahi Mars saat itu juga.
"Lah kok lo jadi nyalahin gue sih? Bohong pak jangan percaya! dia mah tukang bohong." protes Mars tak terima dengan tuduhan Calista kepadanya.
"Yey emang bener kok lo yang halangin gue biar gak masuk kelas," ucap Calista kembali sewot kepada Mars, hingga membuat Pak Budi benar-benar pusing oleh kelakuan dua anak manusia ini.
"STOP! Aduh kenapa kalian malah berantem lagi? Gak capek apa berantem mulu hah? Udah dari pada kalian berantem terus, lebih baik sekarang kalian masuk. Ayo cepat masuk!" teriak Pak Budi sambil meniup kembali peluit andalannya yang membuat Mars dan Calista langsung masuk ke dalam kelas secara bersamaan walau mereka masih saling cibir dan menyenggol satu sama lain.
°°°
Waktu terus beputar begitu cepat, satu jam sudah berlalu, kini semua mahasiswa/ mahasiswi yang mengikuti kelas pagi pun telah berhamburan keluar karna jam pelajaran telah selesai.
Termasuk Mars dan Calista. Merekapun juga telah keluar dari kelas. Namun, mereka tak langsung pulang dan memilih untuk ke kantin terlebih dahulu karena cacing di perut mereka sudah berdemo sejak tadi.
•
"Bu Ani bakso satu ya," ucap Mars dan Calista berbarengan.
"Cie neng Calista sama den Mars kompak banget sih! Kalo kata orang jaman dulu, kalo ada cewek sama cowok ngomongnya barengan gitu itu artinya jodoh," jelas Bu Ani yang membuat Mars dan Calista langsung membulatkan mata.
"What? Saya jodoh sama dia? Idih amit-amit jangan sampe deh." teriak Calista dengan suara 8 oktavnya.
"berisik banget sih lo! Heh KALENG ROMBENG, lo pikir gue mau apa sama lo? Engak ya!" tegas Mars sambil menjitak kepala Calista.
"Awss ... heh bego sakit tahu kepala gue!" ucap Calista mengusap bekas jitakan Mars tadi.
"Salah sendiri, berisik kayak toa mesjid. Lagian lo ngapain ikut-ikutan gue beli bakso? Kan masih banyak makanan laen tuh" cibir Mars sekenanya.
"Enak aja lo suara emas cetar membahana gini di bilang toa mesjid? Dasar kutu kupret! Lagian lo geer banget sih, siapa juga yang ikut-ikutan lo? Yang ada juga lo kali yang ikut-ikutan gue." teriak Calista sambil berkacak pinggang.
"Sudan-sudah jangan bertengkar terus! Ini basonya udah jadi, tapi baru satu, mau buat siapa dulu?" ucap Bu Ani yang tiba-tiba datang dan melerai perdebatan sepele mereka.
Mars dan Calista pun saling pandang sesaat lalu satu detik kemudian mereka berebut satu mangkuk bakso dari tangan Bu Ani.
"Saya dulu!" ucap keduanya barengan lagi sambil memegang satu mangkuk baso yang sama.
"Enak aja lo, gue dulu!" pekik Calista menarik mangkuk baso itu dari tangan Mars. Mars tak tinggal diam, ia menahan mangkuk itu dan menariknya kembali dari Calista hingga terjadilah adegan tarik menarik mangkuk baso di sana.
"Gak bisa, ini punya gue!" sergah Mars terus menarik mangkuk itu dengan kencang hingga membuat mangkuk itu terlempar entah kemana.
Sementara tak jauh dari tempat mereka berdiri tiba-tiba Pak Budi datang karena mendengar suara keributan yang dibuat oleh Mars dan Calista.
Namun, sepertinya nasib baik tak berpihak kepada Pak Budi karena baru saja Pak Budi menginjakan kakinya di teras kantin, tiba-tiba sebuah mangkuk berisi bakso tumpah tepat mengenai kepalanya dan sontak semua orang yang ada di sana tertawa terbahak-bahak melihatnya.
"DIAMM! Ini, siapa ini yang lempar mangkuk bakso ke kepala saya hah?" teriak Pak Budi membuat semua orang yang ada di sana terdiam seketika dan langsung menunjuk Mars dan Calista sebagi tersangka.
"MARS ... CALISTA .... " teriak Pak Budi sangat kencang hingga membuat semua orang langsung menutup telinga, termasuk Mars dan Calista. Lalu Pak Budi pun menghampiri mereka dan langsung menjewek telinga keduanya tanpa ampun.
"Aduh aww, pak sakit pak" ringis Mars memegangi satu telinganya yang dijewer oleh Pak Budi.
"Aduh pak tolong lepasin donk pak sakit tahu," ucap Calista juga meringis kesakitan.
"Mars, Calista, kenapa sih kalian itu gak pernah ada habisnya buat masalah hah? Sekarang kalian lihat jambul khatulistiwa bapak jadi rusak gara-gara kalian! Sekarang kalian berdua ikut bapak, bapak akan hukum kalian ayok." omel Pak Budi terus menjewer telinga Mars dan Calista tanpa ampun.
KAMU SEDANG MEMBACA
Unexpected Wedding
Teen FictionShit! bagaimana mungkin aku harus menikahi gadis yang selalu membuatku kesal setiap saat? -Mars Axela Fanshon- Oh god, apa salah incess sampai harus menikah dengan pria berjambul alay itu? Mommy, Daddy, help me -Calista Alexa Lauren-