pendekar lembah naga 2

7.6K 28 0
                                    

"Ha-ha-ha, anak bandel. Kalau tidak minta ampun kepadaku, empat ekor srigala itu akan mencabik-cabik kulit dan dagingmu, mengganyangmu hidup-hidup!" Tiba-tiba terdengar suara kakek cebol di sebelah kanannya.

Kehadiran kakek ini seketika mengusir semua kekhawatiran di hati Sin Liong, terganti oleh keangkuhan dan kekerasan hati yang luar biasa. Dia tersenyum. "Anjing-anjingmu ini tidaklah sekejam engkau, kakek iblis. Biar kautambah dengan engkau sendiri yang menyalak-nyalak, aku tidak merasa takut sama sekali!"

"Bocah setan!" Kakek itu berkelebat pergi dengan hati kecewa, dan dari jauh dia mengintai karena dia tidak percaya kalau anak itu benar-benar sedemikian tabahnya sehingga menghadapi kematian yang amat mengerikan dengan sikap begitu tenang saja. Lihat kalau dia sudah digigit srigala, pikirnya.

Sin Liong kembali memandang kepada empat ekor srigala yang mengelilinginya sambil menyalak-nyalak itu. Naluri kebinatangannya timbul seketika dan diapun lalu menyeringai, memperlihatkan gigi seekor monyet muda dan mengeluarkan gerengan dari kerongkongannya. Srigala-srigala itu terkejut dan undur, akan tetapi melihat orang muda itu tidak bergerak menyerang, mereka berani lagi dan mulai mengelilingi lebih dekat.

Aku harus dapat membebaskan diri, pikir Sin Liong. Dia lalu memejamkan kedua matanya dan mengingat-ingat pelajaran yang dia terima dari kakek Cia Keng Hong. Dia sudah menguasal Thi-khi-i-beng, dan dia sudah menghafalkan semua bagian jalan darah di tubuh. Kini dia tertotok oleh kakek cebol itu, dan dia merasa betapa jalan darah utama di punggungnya yang dibikin lumpuh sehingga kaki tangannya tidak mampu bergerak. Dia memutar otak mengingat-ingat jurus Thai-kek-sin-kun dan dengan tenaga sin-kang dari pusar, mulailah dia menyalurkan tenaga itu menurut pelajaran Ilmu Thai-kek-sin-kun yang telah dia hafal di luar kepala. Semua pelajaran yang telah diterimanya dari kakeknya adalah teorinya belaka yang sudah dihafalnya baik-baik dan kini dalam keadaan terhimpit bahaya maut, Sin Liong mulai menyalurkan hawa dari pusar itu sesuai dengan pelajaran itu.

Mula-mula hawa itu macet di sana-sini karena dia berada dalam keadaan tertotok, hawa murni di tubuhnya seperti air mengalir yang berhenti di tempat-tempat saluran yang tersumbat. Akan tetapi, hawa itu berkumpul dan menjadi makin kuat di setiap sumbatan, bagaikan air yang kelihatan lembut namun mengandung kekuatan dahsyat, satu demi satu sumbatan itu jebol dan hawa murni seperti air itu mengalir terus, makin lama makin kuat membobolkan sumbatan-sumbatan akibat totokan itu dan jalan darahnyapun mulai lancar kembali. Perlahan-lahan Sin Liong berhasil membebaskan diri dari totokan yang amat luar biasa dari kakek itu! Hal ini saja sudah merupakan sesuatu yang amat hebat dan tentu akan membuat kakek itu terheran-heran dan terkejut sekali karena jarang ada tokoh persilatan di dunia kang-ouw yang akan mampu membebaskan totokannya dalam waktu sesingkat itu, apalagi hanya seorang anak-anak!

Akan tetapi, pada saat itu, empat ekor anjing srigala tadi sudah mulai menerjangnya! Dengan suara gerengan menyeramkan, mereka menubruk dan ada yang menggigit kaki Sin Liong, ada yang mencakar dadanya sehingga bajunya robek dan kakinya berdarah. Dari jauh, Ouwyang Bu Sek memandang penuh perhatian dan siap untuk turun tangan membunuh empat ekor srigala itu begitu dia mendengar anak itu menjerit, menangis atau mengeluh. Akan tetapi, anak itu sama sekali tidak mengeluarkan suara keluhan! Sebaliknya malah, gigitan srigala pada kakinya itu dibarengi gonggong dan gerengan binatang-binatang itu membangkitkan hawa murni dari dalam pusar Sin Liong. Dia terbelalak dan dari dadanya, melalui kerongkongannya, terdengar lengking yang menyeramkan dan pada saat itu, putuslah semua tali yang mengikat tubuhnya! Itulah tenaga sin-kang yang diwarisinya dari Kok Beng Lama, tumbuh sepenuhnya dan bangkit serentak sehingga sedikit gerakan saja tali-tali itupun putuslah! Dan kini Sin Liong mengamuk!

Srigala yang masih menggigit kakinya itu terlempar ke atas ketika Sin Liong menggerakkan kakinya. Tangan kirinya dikepal dan memukul muka anjing yang menggigit dadanya.

Serial Kayu harumTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang