*please do play the media*
warn : contain sexual hints
🌅
Raine Grasse
"Someone I loved once gave me a box full of darkness. It took me years to understand that this too, was a gift."—Mary Oliver
🌅
Satu gelas brandy dari Emperador menjadi jembatan pertemuanku dan Jung Hoseok. Aku tidak tahu brandy akan semanis permen kapas di hari itu. Pula aku tidak tahu Hoseok adalah pria seperti apa; yang aku tahu Hoseok itu memukau. Seharusnya aku tahu pertemuanku dan Hoseok itu salah—terlebih aku bertemu dengannya di tempat dimana orang-orang putus asa berkumpul untuk mendapatkan beberapa lembar dolar.
Orang-orang memujaku, mereka berlomba ingin beteman denganku, rela menghabiskan uang bulanannya hanya untuk mengecat rambut mereka hingga pirang, juga mereka rela merubah sikapnya hanya karena ingin seperti diriku. Demi semua Tuhan yang tidak aku percayai kehadirannya—aku tidak pernah meminta mereka untuk melakukannya. Pula mereka tidak tahu hidupku seperti apa.
Aku kehilangan ibuku pada saat ia melahirkan adikku. Athena. Awalnya aku marah, aku murka lantaran Tuhan—bila memang ada—telah menukar nyawa ibuku dengan bayi berisik yang suka menangis. Setelahnya, ayah yang saat itu otaknya masih benar, ia meraihku dan mengatakan bahwa ibu selalu ada dalam hatiku pun ia adalah sebagian dari Athena. Aku percaya, aku mulai menyayangi Athena. Bualan ayah tak menjadi nyata, ia mulai jarang pulang kerumah dan kadang pulang dalam keadaan mabuk.
Hingga pada akhirnya mimpi buruk pertamaku bergulir. Malam itu, hujan dengan derasnya turun juga ayah belum kunjung pulang. Kuayunkan tungkai untuk meniti tiap undakan tangga dengan hati-hati lantaran aku pernah mendapat enam jahitan karena terjatuh di sini dan aku tak mau mengulangi kejadian bodoh yang menghebohkan. Aku menunggu ayah di ruang tengah toh kalau aku ketiduran, ayah akan memindahkaku ke kamar. Tapi tidak dengan malam itu. Malam itu aku menemukan ayah tengah membuka celana tidurku dan semuanya menjadi gelap—lebih tepatnya aku enggan mengingat kejadian biadab itu. Aku terbangun dengan kelamin yang sudah berdarah. Ya, di usiaku yang menginjak sebelas tahun saat itu. Aku kehilangan keperawanan oleh ayahku sendiri.
Dan malam itu adalah malam terakhir aku bertemu dengan ayah, setelahnya ia hanya mengirim uang melalui tukang surat. Beruntungnya aku memiliki Nenek Marry; tetangga yang menyebalkan dan tukang mengomel tapi selalu berhasil membuatku senang karena pancake buatannya selalu enak juga ia mau merawat Athena saat aku pergi sekolah. Nenek Marry seolah tahu apa yang sedang terjadi dalam keluargaku—entahlah aku selalu berpikir dia adalah satu dari seribu malaikat.
Keberuntunganku tak berselang lama karena Tuhan kembali mengambil Nenek Mary dariku juga ayah tak kunjung mengirimkan uang untukku dan Athena.
YOU ARE READING
For Every Sunset That I Count
Fanfiction[Oneshoot] Namanya Jung Hoseok, rambutnya sewarna apel yang dimakan Snow White, matanya bulat besar seperti lubang kelinci yang dimasuki Alice, dan kakinya panjang sepanjang rambut Rapunzel. Yang pasti tubuh milik Jung Hoseok sempurna. Dan ia selalu...