Selamat membaca bagi pembaca yg kebetulan mampir,,,
Jangan lupa vote komen nya
###
Nama aku Lala, nama yang sangat sederhan menurutku, tak perlu orang bertanya dua kali untuk menghafalkan namaku.
Pasti kalian kepo nama panjang ku? Aku begitu percaya diri bisa aja kalian gak kepo sama sekali.
Oke aku anggap kepo karena gak ada yang jawab. Nama panjangku Lalara Putri, masih sama sederhana nya dengan nama panggilan ku. Orang tua ku ingin aku aku menjadi anak yg sederhana namun berhati luar biasa. Doa yang begitu indah bukan??
Aku seorang gadis manis yang berumur 19 tahun, aku lahir di tengah kedua orang tua hebat yang mengajari aku hal agama yang komplit, namun jangan salah aku bukan gadis sholehah seperti yang ada di sinetron atau seperti yang kalian bayangkan. Aku hanya gadis biasa yang beranjak dewasa.
"Assalamualaikumm."
aku membuka pintu mengucap salam, melepas sepatu dan kaus kaki ku, aku baru saja pulang bekerja, adakah dari kalian yang bertanya mengapa aku bekerja di umur muda ku ini? Atau mengira aku berasal dari keluarga yang mengharuskan aku bekerja untuk mencukupi kebutuhan?
Jawabannya tidak, aku memang berasal dari keluarga yang sederhana, namun masih mampu untuk membiayaiku sekolah tinggi hingga sarjana, hanya saja ayah tercintaku yamg sekarang sedang minum secangkir kopi dan memainkan telepon yang kelewat pintar itu tak mengizinkan ku untuk berkuliah diluar kota.
What?? awalnya aku begitu kesal dengan keputusan final itu, aku berada di kota terpencil yang tak banyak perguruan tinggi disini, tak mungkin aku hanya berkuliah di sini sedangkan aku mampu berkuliah hingga universitas dengan kualitas nasional di kota besar.
Alasan masuk akal hanya aku sebagai anak perempuan mereka yang berharga, tak ada yang menjagaku dan ayah tak mau mengambil resiko untuk melalaikan tugas mulia nya, aku memang mempunyai kakak laki laki yang telah menikah, namun dia juga tinggal di kota ini tak jauh dari rumah sederhana kami, yah itulah asal muasal aku bisa bekerja.
Jujur saja rasa kesal ku masih belum hilang hingga saat ini, padahal sudah 7 bulan berlalu, aku begitu iri oada teman teman ku yang bisa menikmati bangku perkuliahan, padahal aku mempunyai mimpi mulia sebagai seorang perawat medis.
"Lala duduk ayah mau bicara." ayah meletakan smarphone yang dipegang nya itu.
Menepuk sofa disamping nya.
Kehelakan nafas, aku sungguh lelah hari ini, namun aku bukan anak pembangkang seperti yg ada di film film jika sang orang tua tak menuruti kemauan nya.
"Iya yah kenapa?" kudaratkan pantatku di sofa tepat disebelah ayah.
"kamu masi mau kuliah di luar kota?" ayah bertanya kalem seperti biasa.
"masih lah yah, dalam islam aja ada istilah kejar ilmu sampai ke negeri china, ini masih satu indonesia aja gak bisa dikejar."
Ayah memgangguk angguk. Mukaku telah makin kusut seperti pengepel ruangan, benar benar sudah lelah dengan semua pembahasan ini.
"setelah ayah diskusi dengan ibu, akhirnya ayah setuju kamu kuliah diluar kota."
Tiba tiba aku merasa ada kesalahan di indra pendengaran ku ini.
"ayah setuju lala kuliah diluar kota?"
Aku bertanya lagi antara keheranan dan tak percaya.
"iya ayah bakal setuju kamu kuliah disana."
Mataku berbinar binar seluruh lelah telah menguap hilang begitu saja, aku beranjak memeluk ayah.
"tapi ada syaratnya."
KAMU SEDANG MEMBACA
CERPENKU
Short StoryHanya kumpulan ide ide yang dituliskan tanpa sengaja ke dalam sebuah cerita pendek. Karena cinta selalu punya kisahnya sendiri walau hanya sebait kata.