PROLOG

37 9 9
                                    

Berjalan di bibir pantai, menenteng sepatunya, gadis dengan rambut panjang ini tengah berkutat dengan pikiran-pikiran anehnya. Seoalah-olah menjadi rutinitas setiap kali berjalan di tempat ini. Aneh, memang.

Tapi tunggu, mengapa gadis itu menitihkan air matanya? Dingin, meraih lalu membungkus kepalanya dengan tudung hoodienya, ia semakin sesegukan. Mengapa ia terlihat seperti..... seseorang yang baru kehilangan?

Langkahnya kemudian terhenti ketika indera penglihatannya menangkap sepasang sepatu lusuh yang ia tahu betul siapa pemiliknya, berhenti tepat di hadapannya. Mendongakkan kepalanya, menatap.

Deg deg

"A...A...Aron?" Katanya kemudian.

"Sudah kukatakan, jangan berjalan sendiri." Baru saja Hana ingin membalas, namun terhenti karena suara lembut itu seakan kembali menuntunnya untuk terdiam. Tidak sampai di situ, pemilik suara yang ia panggil Aron itu menghapus jarak antara mereka.

Menghapus air mata gadis mungil itu.

"Jarak tidak pernah bisa menjanjikan apa-apa. Tapi satu hal, Tuhan sudah menjanjikan perihal apa yang membuatku berdiri di sini. Di hadapanmu."

Semesta, Kau mengirimnya tepat waktu.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 08, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Aron & Hana Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang