💜chapter 1💜

1.2K 178 44
                                    

Crushed!!

Sekali tebas, isi kepala makhluk menjijikkan itu langsung terbuyar. Tak ayal mengubahnya menjadi seonggok daging busuk beku tanpa kepala.

Mereka bukan manusia lagi. Meski dulunya begitu manusiawi. Hewan pun rasanya memiliki derajat lebih tinggi dibanding gerombolan tersebut, yang selalu ingin berburu daging manusia.

Mereka bergerak, namun tak terkendali. Lapar dan haus mereka tak akan bisa terpuaskan, walau dengan isi perut yang terburai sekalipun. Yuck, sangat menjijikkan!
Di dunia yang sudah lama terasa tidak bersahabat ini, para survival menyebut mereka dengan nama 'zombie'. Manusia yang dulunya berdiri sebagai penguasa di muka bumi, sekarang hanya bisa bersembunyi di lorong dan gedung-gedung gelap seperti tikus got, agar tak terendus oleh mereka yang haus akan daging dan darah sesama.

Percayalah, tak ada mimpi buruk yang lebih buruk  daripada ini.
Jika dulu kalian merasa dunia sangatlah tidak adil, dan ingin rasanya mengakhiri saja kehidupan kalian, maka disini kalian akan berpikir ulang ribuan kali.Kalian pasti akan merubah pemikiran kalian secepat tebasan pedang para survival, untuk dapat bertahan hidup saja dibanding mati bunuh diri dengan menyerahkan tubuh berharga kalian sebagai santapan mereka.

Mari lihat detail prosesnya. Pertama mereka akan mengerumuni kalian. Tidak ada yang tahu pasti seberapa banyak jumlah mereka. Tiba-tiba saja mereka berkumpul seperti lalat ketika melihat daging segar. Lalu dengan segera, mereka akan mencungkil mata kalian, merobek perut dan memutuskan tungkai-tungkai kalian -dengan tangan kosong tentu saja, kemudian memasukkannya dengan rakus kedalam mulut mereka dan menelannya bulat-bulat.

Terdengar sebegitu mengerikannya bukan? Oke, fix. Kalian sepemikiran dengan para survival itu. Mereka bukanlah superhero yang sebegitu pemberaninya memilih untuk melawan zombie dibanding dengan hanya pasrah, tidak bergerak dan berakhir menjadi santapan. Mereka hanya terdesak keadaan dan memilih tidak mau mati dengan cara semengerikan itu.

Maka dari itu, para survival masih disini. Bertahan hidup mencari segala cara agar logika mereka tidak lari terbirit-birit meninggalkan raganya. Kalian tahu, hidup sekian lama dengan mara bahaya yang setiap saat mengancam, sudah pasti akan membuat kalian gila. Namun para survival itu harus bertahan, hanya demi tidak mati sia-sia sebagai makanan.
.

.

.

Dan disini lah, salah satu kepala dari kawanan zombie itu terbuyar -- tak berbentuk lagi, segera menghempas bumi.

Lokasi ini dulunya adalah pusat perbelanjaan yang cukup ramai. Segala bahan makanan dan kebutuhan hidup tersedia cukup lengkap disini.

Di lokasi ini, dulunya pun merupakan tempat kumpul anak-anak muda dan kaum metroseks melepas penat setelah lelah bekerja seharian.

Dulunya, gedung pencakar langit dan sarana transportasi umum terbaik sudah sangat menjamur disini, menjadikannya kota idaman bagi siapa saja yang bermimpi mempunyai kehidupan enak dan berpenghasilan tinggi.

Itu dulu, sebelum keributan kecil yang makin lama makin tergembor-gemborkan lewat media lokal.

Banyak kejadian di luar nalar, tersebar cepat seperti wabah penyakit. Dan tidak kurang dari satu bulan, kota ini sudah tersulap menjadi kota mati. Tempat para zombie.

“Ck, ceroboh sekali” pemuda bersurai coklat itu langsung menurunkan tebasan pedang panjangnya.

“Ah, terima kasih telah menyelamatkan nyawaku” Pria yang hampir saja termakan zombie itu malah terlihat lebih tenang. Sekilas tersenyum memamerkan lesung pipinya

“Astaga, apa-apaan reaksi itu! Kau tau, kau hampir saja dijadikan makan siang mereka! Lain kali  berhati-hatilah.” pemuda yang sejak tadi berada di belakang pria bersurai coklat itu, menyorotkan kekhawatiran yang luar biasa. Sepertinya, dia merupakan rekan satu timnya.

Postur tubuh pemuda itu terlihat jangkung dan berbahu lebar.Ceruk matanya menghitam, menandakan kelelahan yang amat sangat.

Ayolah, siapa yang tidak frustasi dan hampir mati ketika dihadapkan pada kondisi seperti ini.

“Oh..oke..kupikir tadi aku tak akan bertemu dengan salah satu dari mereka disini. Sepertinya stock ku hampir habis dan aku terpaksa harus berkeliaran demi pasokan beberapa minggu ke depan.” Pria berlesung pipi indah itu menerangkan dengan tergesa.

Dia tak lagi melihat lawan bicaranya. Tangannya beralih sibuk memilah barang jarahan di sampingnya.

Memisahkan mana yang masih layak makan dan sudah kadaluarsa. Tentu jangan berharap banyak pada makanan segar. Yang ada hanya makanan kalengan yang memiliki masa kadaluarsa relatif panjang.

“Ah ya, aku Kim Namjoon” sejenak mengulurkan tangannya pada pria berbahu lebar.

“...Kim Seokjin” pria berbahu lebar itu pun membalas jabatan tangan Namjoon dengan sedikit terheran. Sudah jarang sekali dia menemukan survival seformal Namjoon.

Sedangkan rekannya  terlihat cuek, lebih memilih membaur ke arah rak makanan sebelahnya. Rupanya ia tak suka berbasa-basi.

Sekedar informasi, mereka juga memiliki tujuan hampir mirip disini. Memenuhi stock beberapa pekan ke depan lalu kembali ke tempat persembunyian.

“Ah, dan dia Sandeul” Seokjin melirik sekilas rekannya yang masih asik memilah-milah barang.

“Oke, done. Good luck, buddy. Ayo, Seokjin. Kita harus bergegas.” Sandeul menepuk pundak Namjoon sekilas dan mendahului Seokjin, menyuruh dengan gestur tubuhnya agar Seokjin mengikutinya di belakang.

“Aku pergi. Semoga kau beruntung” Seokjin undur diri dan dibalas anggukan singkat oleh Namjoon.

.

.

.

A/n: lalala~ fic baru lagi. Kali ini temanya zombie. Sebenarnya fic ini sudah rampung saya kerjakan. Tinggal update nya aja yang nyicil. Terima kasih bagi yang sudah mau mampir, vote, dan komen. 😘😘
Purple you, reader 💜💜

world z [NamJin] -endTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang