Rain

223 24 7
                                    


Oneshoot

BinHwan Story

01.10.2017

Malam kota besar seperti seoul,tak lain halnya dengan malam-malam lainnya dikota besar lainnya.Rembulan bersinar dengan terang hingga menembus titik titik kota seoul.Rumah disalah satu sudut kota seoul salah satunya.Penghuni disana enggan untuk menghidupkan lampu didalam rumahnya atau mungkin kehidupan lah yang memaksanya.Hingga membiarkan cahaya rembulan menjadi pengganti sumber cahaya dikala malam hari.

Tampak disana sosok namja menatap keluar jendelanya,kulit putihnya bersinar tertepa cahaya rembulan,mata nya yang gelap namun terdapat banyak luka disana.Arah mata namja itu keluar rumah melihat tetes demi tetes rintik hujan dari atas langit turun dan awan hitam mulai menutup perlahan sang cahaya rembulan.

Penerangan yang semakin minim dan hilang perlahan tergantikan dengan hujan yang turun membasahi kota seoul,bersamaan dengan itu namja itu memejamkan matanya dengan lelehan air mata dari kedua ujung matanya .
.
.
.

01.10.2016
Seorang namja duduk dibangku halte bis sendirian,sambil menatap hujan disana,ingin rasanya ia meminjam payung kepada orang orang yang berlalu lalang disana,namun apa daya,ia hanya remaja yang baru menginjak usia dewasa.Apa yang bisa ia perbuat didalam kesunyian,hanya rintik hujan menjadi saksi bisunya.Tangannya perlahan mengadahkan ke tetesan air yang jatuh dari atas halte bis itu,perlahan senyum tipis terukir diwajahnya.

" neomu yeppo..." lirihnya.

Duk
Duk
Duk

Terdengar derap langlah berlari menuju halte bis itu,namja itu pun menoleh ke arah sumber suara berisik itu,baginya itu sangat mengusik ketenangannya dikala ia menikmati hujan dengan tangan mungilnya.

Ternyata sumbernya adalah sesosok namja yang nampaknya seumuran dengannya.Bajunya yang terbilang sangat mahal itu terlihat dari merk dan modelnya,siapa yang tidak tau baju terbaru di era modern ini.Apalagi jika itu merk brand ternama yang harganya melejit tinggi hanya kaum bangsawan lah yang dapat membelinya.Sosok itu mengacak rambutnya yang basah

"Hahh.. basah semua.."ujar sosok yang baru datang itu.ia terlalu sibuk mendumel sendiri tanpa ia sadari ad namja lain yang menatapanya heran.Ia pun menoleh dan mendapat seorang namja menatap kearahnya sedangkan tangannya masih setia menampung tetesan hujan yang mengalir dari atap halte itu.

"Hei..kenapa menatapku seperti itu? Mau mati?" Tanyanya tajam.Sambil melototkan matanya,walaupun itu tidak begitu menyeramkan ,sungguh tidak cocok dengan matanya yang kecil.

Namja itu pun diam,dan segera mengalihkan pandangannya kearah hujan lagi,membuat sosok namja yang basah tadi berdecak kesal.
" tidak sopan sekali manusia jaman sekarang,tidak bisa berbicara membalas orang yang berbicara dengannya....Arghhh eommaaaaa kenapa aku harus tersesat disini???!!" Teriaknya frustasi sendiri.

Namja yang merasa dibicarakan pun menolehkan kepalanya,dan merengut tak suka bahwa ia dicap sebagai orang yang tidak sopan.ia pun menghampiri sosok itu dan berdiri didepannya

" dengar,siapa yang kau bilang tidak sopan itu adalah dirimu sendiri yanga tak paham tata krama ditempat umum,dengan berteriak sendiri mengganggu ketenangan orang lain apa itu sopan?..ahh kurasa kau harus sedikit mengkoreksinya tuan"ucapnya,iapun berlalu dari sana,menerjang hujan yang masih turun teramat kesal dengan namja yang ia temui itu.

Sedangkan sosok itu diam saja menatapnya pergi tanpa apapun yang bisa melindunginya.Seolah tersadar iapun berlari mengejarnya lagi.

"HEI!! Tunggu aku!!" Iapun berlari mengejar nya.

" ada apa lagi tuan?" Tanyanya dengan singkat,tak perduli hujan semakin mengguyur nya

Puk

Seolah terhipnotis dengan hal yang baru saja ia dapatkan,iapun hanya terdiam

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 01, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Rain[ONESHOOT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang