Derita Rakyat

55 3 0
                                    

   Grekkk... Grek... Grek... Itulah suara yang menyelusupi dibelakangku, serasa ada yang mengikuti dibelakang tapi sayangnya dia tidak bisa menyimpan gerak-gerik suara kakinya. Hehehe.. Suara hati, terusku berjalan menelusuri gedung, rumah, mall, mushallah, warung-warung, toko, dan lain-lain seraya aku pura-pura tidak tahu bahwa dibelakang ada yang mengikutinya.

   Tak kuduga kayaknya ada suara motor dibelakang, sambil berjalan pelan-pelan, menikmati tatanan perkotaan, aaah.. Ahh.. Menoleh kebelakang sebentar. Kak.. Kak.. Kak..
Semakin keras kakaaaaak... Aku menoleh kebelakang seperti mengikuti arah jam, tubuhku mulai terbalik dan melihat seorang perempun yang sangat memikat, memakai sepatu hitam, celana jin, baju coklat, kulitnya sawo mateng, dia menghampiri aku. Kak kak, kakak sudah lupa sama aku. Ujar dia. Heningan kepalaku semakin mengkerut semakin kencang mencoba untuk mengingatnya. Maaf adik ini siapa ya? Aku lupa. Aku dian kak temanmu di sekolah sdn dulu. Ooo.. Kamu dian ya penampilanmu kok semakin berubah ya ! Sambil memandanginya. Kakak mau kemana? Tanya dia. Aku mau pulang kerumah, sahutku. Apakah aku boleh mengantarnya?.. Silahkan kataku. Kamu yang nyetir ya!.. Hmmm iya.. Iya.. Gernyitku.
     
     Dren.. Drenn bunyinya sepeda motor dia, aku selalu fokus pada jalan tapi entah kali ini, kepikiran suara bunyi orang yang telah mengikuti itu telah muncul lagi, siapa dia ya! Apa dia perampok, atau seorang yang ingin berkenalan tapi malu mengenalkan diri secara terang-terangan, atau dia ingin membunuhku tapi tidak ada kesempatan, pikiran itu terrus membalut. Sssst ssst... Untung ada dian yang mengklakson sepedanya jadi aku tidak sempat mengenal orang yang mengikutiku, kataku. Ombang-ambing arah selalu mengantarkan kanku menuju rumah, tin..tin..tin..kubunyikan kelakson menandakan kedatanganku sambil pegang rem supaya berhenti. Dek.. Dek.. Sambil bicara ini rumahnya kakak ya (?) ujar dian. Iya dong, aku sedikit tersemum lembut. Dian langsung turun dari sepeda motornya. Hai dian 😀 mampir dulu yuuk ssmbil nikmati teh anget. D.d.d.d. gimana ya! Oh ya aku mampir ucap dian.

      Assalamualaikum... Dok.. Dok.. Dok.. Ibu. Ibuuu... Assalamualaiku.. Do.. Dok.. Ini aku datang. Crettt.. Cret.. Bentar nak aku bukakan pintunya dulu ucap ibu. Dreng... Pintu terbuka. Hai anakku kamu sudah sampai dan ini siapa (?) kata ibu. Ooh ini ya ibu, dia dian temanku sd dulu, langsung ku pandang dian. Ibu ini aku dian teman Oza waktu kecil dulu, dia sambil mencium tangan ibu. Silahkan duduk ya, aku mau bikin teh dulu, ibu langsung pergi kedapur. Kamu mau kemana (?) tanyaku pada dian. Sss.. Sebenar aku tadi hanya jalan-jalan mengelilingi kota untuk menghilangkan rasa bosa selama ini,katanya. Emang kenapa (?) aku membalas. Hmmm. Sss.. sebenarnya aku ingin menolong umat manusia walaupun hanya sebiji sawit, inilah ilmu yang kudapatkan selama enam tahun ujarnya.
     
      Wele.. Weleh.. Kok serius banget membaas apa ya! Silahkan tehnya sudah jadi, dan diminum nanti keburu dingin, ucap ibu. Iya, bu ini sedang ngobrol masa lalu bukan masa depan, celetusku. La kapan ngobrol masa depannya (?) canda ibuu. Ahh.. Ibu jangan gitu dong, kan jadi malu sama dian. Silahkan dian diminum tehnya, sambil menunjuk pakai jempol. Hari mulai senja, kak oza saya pamit pulang dulu ya terima kasih atas kesediaan meluangka waktunya bercakap denganku, celetus dia. Ohh. Ya silahkan semoga kita bisa bertemu lagi, lagi, lagi, dipelamin, candaku. Hehehe, dia ketawa merasa heran. Good by kak oza, dia sambil melambaikan tangannya. Thank yo good by to yo dian.

     Hari sudah semakin senja jam menunjjukan jam 15.00 saatnya meneluru jejak alam kotakku yang ada disebelah pojok, hahaha... Sambil melepaskan kelelahan hari-hari, dengan membanting tubuh pada kasurku. Eee...menit itu terlihat remon tv sedang nganggur, gumamku sambil memencet tanda menyala diremot itu. Hmmm terlelap sudah.
Eee.. Entah bunyi alarem jam dinding itu sangat keras sekali sehingga membuatku dari terlelapnya tidur, kumandangan adzan bersorak ria. Dok. Dok. Dok. Nak bangun sholat maghrib pinta ibu. Iya bu bentar duluuuu, sahutku. Kutunggu diluar ya nak kita sholat jamaahnya dirumah saja, dengan senyumannya yang manis. Sssst.. Kenapa ibu tidak ngajak jamaah dimasjid, ada apa gerangan?, lintasan pikiranku. Kemudian kita sholat bersama dengan ayah, ibu, dan kedua adikku. Sstt.. Setelah itu langsung kubuka leptop, tanganku langsung menunjuk kepada aplikasi facebook tertuju kepada beranda dan diberanda itu ada status dari hendi '' telah tertimpa longsor dikampung sebelah, saya minta doa kepada teman-teman supaya diberi ketabahan. " astaghfirullaah... Gemam dalam hatiku. Serasa hidup ini hampa menelusuri ruang yang pilu, musibah, longsor, banjir,porno,pemerkosaan,koruptor terjadi dimana-mana, apakah ini sudah tanda akhir zaman. 😇😇😂.

secuil kosa kata ''Penawar Rindu''Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang