Kim Jonghyun, semua orang mengenal nama itu sebagai sosok yang baik hati, namun siapa sangka ada rahasia terpendam dalam dirinya.Malam itu, Jonghyun sedang duduk dikamarnya yang bernuansa putih sambil memegang Handphone-nya, tengah membaca komentar-komentar yang terdapat pada fotonya yang baru saja Ia unggah di akun SNS-nya beberapa jam yang lalu.
+44-xxx : Apaansih lo ga bakat banget, skill lo tuh dibawah rata-rata! Heran yang kaya gini kok bisa-bisanya lolos audisi SM.
+92-xxx : Jangan songong ya, lo tuh cuma menang fashion doang.
+33-xxx : Oplas aja bangga, ewh.
+62-xxx : Just go to hell, asshole.
+88-xxx : Kamu sangat tampan dan berbakat, Oppa. Jangan dengarkan mereka. I'm proud of you💕
+61-xxx : Kamu keren sekali tadi! Saranghae, Oppa💞💖
+62-xxx : Plastik kaya gini terkenal?! Dunia memang sudah terbalik👎🏻👎🏻
Jonghyun segera menutup Handphone-nya, Ia menghela napasnya. Pikirannya kosong. "Apa aku harus mengakhiri semuanya?"
+Breathe+
Angin malam berhembus menerpa kulit gadis berusia 23 tahun itu. Dengan segera Ia bangkit dari duduknya dan bergegas menutup pintu balkon apartemennya.
"Sudah dingin, bagaimana kalau aku sakit? Semuanya akan repot, mereka lalu akan meninggalkanku karena lelah direpotkan terus menerus."
Ia mondar-mandir di kamarnya memikirkan segala kemungkinan terburuk yang mungkin terjadi esok hari.
Haah.. haah.. haah
Bruk!
Ia terduduk di lantai dan menyandarkan punggungnya ke kaki kasur sambil memukul-mukul dadanya, berusaha bernafas.
'Sakit..'
Tetesan air mata mulai jatuh membasahi pipinya, seiring dengan tangannya yang terus memukul dadanya.
Ini tetap berlangsung selama 5 menit sampai akhirnya Ia dapat bernafas dengan normal kembali. Ia perlahan mengangkat kepalanya dan menatap pantulan dirinya di kaca, "Lee Hi, kau sungguh merepotkan."
+Breathe+
Matanya mengarah pada selembar polaroid di tangannya. Dalam polaroid tersebut, tampak 2 gadis bersurai cokelat dengan satu gadis dengan rambut blonde yang tengah memakai hoodie.
"Xiang ni, gurls." Pikirannya melyang pada kejadian 2 tahun yang lalu.
-
"God, dua orang itu kemana, sih?!" Gadis berbaju ungu itu berusaha menelepon kedua temannya yang tidak berbuah apapun. "Beli es krim masa sampe sejam?! Ngelonte dulu kali ya itu dua curut."
"JISOO!" Gadis berbaju ungu yang bernama Jisoo itupun menoleh ke sumber suara.
"WOY LO BERDUA KEMANA AJA, BELI ES KRIM SAMPE SEJAM?! LO NGELONTE DULU YA!?" Teriakan Jisoo berhasil menarik perhatian beberapa pejalan kaki disekitar mereka.
Dua gadis di seberang jalan itu hanya meringis malu. "Gila, Jisoo malu-maluin banget dah. Temen lo tuh Jen, jagain sono."
"Ya itu kan temen lo juga, pea." Kata gadis berambut cokelat dengan jaket denim itu seraya menoyor kepala gadis berambut blonde di sampingnya.
"Ya maap atuh, mba Jennie. Jan galak-galak sama dedeq Lilis." Kata gadis blonde yang memakai hoodie itu cemberut.
"Geli bego, Lis."
"JENNIE! LISA! KALIAN KEMANA AJA, SIH?! CEPETAN KESINII!"
"ET IYA SABAR NGAPA." Dua gadis itu menengok ke kanan dan kiri, memastikan apakah keadaan aman atau tidak untuk menyebrang. Setelah merasa aman, mereka berdua pun bergegas menyebrang.
Pluk!
"Eh! Bentar, Jen! Es krim nya jatoh! Duh, untung yang jatoh yang cup." Lisa bergegas memungut es krim yang terjatuh lalu segera bergegas menarik tangan Jennie untuk menyebrang lagi.
Jisoo tersenyum lebar, hanya dengan kelakuan Lisa yang seperti itu saja sudah membuat mood-nya naik lagi.
BRAK!
Terlalu cepat. Kejadian itu terjadi terlalu cepat, layaknya angin berhembus. Darah berceceran dimana-mana, dua tubuh itu jelas sudah kehilangan nyawanya. "JENNIE! LISA!"
Jisoo tak peduli lagi pada sekitarnya. Ia segera menghampiri kedua tubuh sahabatnya yang sudah tak bergerak lagi. "No, no.. please don't.. you guys can't leave me just like this.. pleasee.."
Tangannya mengusap wajah Jennie dengan air matanya berlinangan. "Lisa.. please, I don't have anyone but you guys. My parents left me already." Ketika tangannya ingin mengusap wajah Lisa, sebuah bola—tidak itu bukan bola biasa, itu bola mata!—menggelinding dari tempatnya. Jisoo segera menutup mulutnya tak percaya.
Beban ini, tidak sanggup Jisoo menanggungnya sendirian.
-
Jisoo tersenyum miris lalu menengadah pada langit-langit kamar. "Why does everybody leave me?"
+Breathe+
Hi, we'd like to thank ya'll for reading this💞 Ikuti terus cerita kita dan jangan lupa vomment-nya❤️
KAMU SEDANG MEMBACA
Breathe
Fanfiction"It's okay if you're run out of breath, no one will blame you." -Lee Hi, Breathe. Hanya tentang pertemanan tiga orang dengan gangguan mental. +Main cast; Kim Jonghyun SHINEE (RIP), Lee HI, dan Kim Jisoo BLACKPINK. +Start writing; October 2, 2018.