BAB 9

6.1K 267 32
                                    

Setibanya mereka dikedai es krim, mereka menuju ke taman yang ada di dalam kedai itu. Sean sengaja memilih tempat itu karena Ally mungkin akan merasa lebih nyaman dengan bising yang diciptakan oleh air mancur ditengah taman.

Dan benar, sedari tadi Ally bertanya pada Sean apakah ia boleh memutari taman ini nanti, tentu saja Sean memperbolehkan, tetapi setelah Ally memakan es krimnya.

Sesi tanya jawab pun dimulai. Sean bertanya mengenai banyak hal, sebisa mungkin sean menanyakan hal hal yang tidak akan membuat Ally curiga bahwa ia sedang mengorek informasi dari Ally.

"Ally sayang tanggal lahirnya kapan sih? Umur Ally memang sudah berapa tahun? Kemarin ulang tahun Ally dirayain gak? Ally dapat kado apa sa-" ucapan Sean terpotong " Daddyyy, kali Dad nanya terus kapan aku bisa jawab? Huuh. Pertama, aku lahir tanggal 10 februari 6 tahun yang lalu, yang berarti sekarang umur Ally sudah 6 tahun. Kemarin ulang tahun Ally dirayain, ada Mom, uncle Dave, Vaco, sama temen temen Ally yang lain. Ally juga dapat banyak kado, Ally dapat sepeda warna pink dari Uncle Dave." jelasnya sangat bersemangat. Matanya berbinar, sepertinya ia sedang membayangkan kejadian itu yang sudah menjadi kenangan.

Sean yang melihat binar dimata Ally pun bersedih, ia sedih karena tidak berada di sisi putrinya disaat putrinya sangat membutuhkannya. Walaupun terkadang ia masih meragukan bahwa Ally itu putrinya atau bukan, tetapi harinya seperti mengikat sebuah hubungan dengan Ally.

Mungkin Ally akan lebih bahagia jika ia memiliki orang tua yang utuh. Tunggu. Ally masih memiliki orang tua yang utuh. Hanya saja, orang tuanya belum bisa bersatu kembali.

"Daddy, kok bengong sih? Daddy dengar kan tadi Ally cerita apa aja?" tanyanya. "hah? Oh iya iya Daddy dengar kok. Jadii putri Daddy ini dua bulan lagi mau ulang tahun yang ke 7 ya? Ally mau pesta kayak apa sayang?" ujar Sean sambil menepuk nepuk kepala Ally. "Ally mau jadi Princess Belle, tapi Ally mau ada Mommy" ujarnya dengan nada lirih di akhir kata.

Sean mendekat kearah Ally, memeluknya dengan sayang. "Kalo Ally mau kasih tau dimana Mommy Ally, Daddy janji akan bawa Ally ke Mommy lagi." ujarnya sambil sesekali mencium pucuk kepala Ally.

"Ally mau kasih tau, tapi Ally masih mau sama Daddy, Ally juga kangen sama Daddy" Ally mengeratkan pelukannya. Rupanya bujukan Sean masih kurang mempan. Ally memang anak yang pintar.

"Oke kalo memang Ally belum mau beri tahu Daddy, tidak apa apa kok. Daddy juga masih mau bersama dengan Ally. Udah yuk, katanya tadi Ally mau keliling taman." ujarnya "oh iya, ayo Daddy"

Saat mereka mengelilingi taman itu, Alky melihat sebuah bunga. Bunga mawar putih. "Daddy Daddy lihat! Itu bunga kesukaan Mommy, Ally punya beberapa dirumah. Tapi tangkainya tajam sekali, Ally takut merawatnya, nanti tangan Ally berdarah. Jadi Mommy yang merawat tanaman itu, Ally kadang menyiram saja" jelasnya.

"Wah Ally pandai sekali membantu menyiram bunganya, pantas saja Ally sangat cantik seperti bunga itu" muka Ally bersemu, bocah itu memang paling suka jika dipuji. "Kata Mommy Ally memang yang paling cantik, Mommy saja kalah katanya. Padahal kan Mommy cantik sekali, Mommy selalu pakai bedak merah dipipinya. Tapi Ally tidak boleh pakai, katanya hanya untuk orang dewasa, kalau gitu Ally ingin cepat cepat dewasa supaya bisa cantik seoerti Mommy."

Sean tersenyum hangat mendengar celotehan Ally. Dalam hati ia membenarkan ucapan Ally, Claire memang perempuan yang sangat cantik. Claire bukan tipe gadis manis polos yang tidak tahu apa apa. Claire tampil lebih dewasa dari umur sebenarnya, dandanannya sangat elegan, bahkan gaya berbicaranya pun sangat bertata krama. Walaupun Sean tahu bahwa Claire berasal dari keluarga tidak mampu.

Gadis itu bekerja paruh waktu di sebuah cafe. Bergaya dengan hasil keringatnya sendiri. Claire adalah orang yang anti bergaya mengandalkan uang orang lain. Ia sadar bahwa dirinya berasal dari keluarga tidak mampu. Tetapi jiwa mudanya pun masih ada, ia harus merasa bahagia seperti gadis seusianya.

Sean tahu, Claire tidak bermaksud seperti ini. Sean tahu bahwa ada alasan dibalik semua ini. Claire bukanlah tipe orang yang suka melepas tanggung jawab. Walaupun ia hanya bekerja sendiri, ia tidak mau dianggap bodoh.

Karna itu Sean harus menemui Claire dan menanyakan apa yang dimaksud oleh perempuan itu. Mengapa ia tidak memberi tahu soal kehamilanya pada Sean sejak awal? Mungkin saja Sean akan mempertimbangkan untuk menikahinya, atau mungkin membiayai hidup anaknya sedari dulu. Kenapa baru sekarang?

***
Tuesday, 2 oct 2018

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 02, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

My little girlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang