Muliakan Orang Tuamu

218 27 4
                                    


Apa yang sekarang kau kerjakan? apa yang sekarang kau dapatkan?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Apa yang sekarang kau kerjakan? apa yang sekarang kau dapatkan?

Mengejar pendidikan setinggi-tingginya, tak segera puas mencari gelar walau beberapa huruf gelar telah mengekori nama pemberian kedua orang tuamu, meningkatkan segala karir dengan mengorbankan 24 jam waktumu.

Sedang di sana ... di pojokan sana. Orang tuamu sedang menengadahkan tangannya. Bersujud, menangis dan memohon kepada-Nya agar engkau diberi kemuliaan yang tak dapat ia berikan untukmu.

Sebenarnya siapa kita?

Hingga orang tua kita berdoa sepanjang waktu hanya untuk kita? Kita bukan orang yang mengandung mereka. Bukan pula orang yang melahirkan mereka dengan rasa sakit di atas segala rasa sakit di dunia ini, dengan keadaan lemah yang bertambah-tambah.

Tapi mengapa mereka yang sebegitu khawatirnya dengan keadaan terpuruk kita?

Dan apa yang telah kita berikan kepada kedua orang tua kita?

Kau pulang dari kesibukanmu, kuliah, kerja, atau apalah yang itu membuatmu begitu lelah. Dan kau diberi satu pertanyaan oleh ibumu. hanya SATU. "Dari mana, Nak?"

Dan kau begitu malasnya menjawab pertanyaan itu. Menghela napas dan merasa ibumu sangat tidak penting.

Begitukah kita membalas segala yang telah mereka lakukan untuk kita? Bahkan mereka merasa belum memberikan segala sesuatu untuk kita. Orang yang telah mengandung dan melahirkan kita.

Sebuah kisah, dari Abi Burdah. Ia melihat Ibnu Umar dan seorang penduduk Yaman yang sedang thawaf di sekitar ka'bah sambil menggendong ibunya di punggungnya. Orang itu bersenandung,

Orang itu lalu berkata, "Wahai Ibnu Umar apakah aku telah membalas budi kepadanya?" Ibnu Umar menjawab, "Belum, walaupun setarik napas yang ia keluarkan ketika melahirkan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Orang itu lalu berkata, "Wahai Ibnu Umar apakah aku telah membalas budi kepadanya?" Ibnu Umar menjawab, "Belum, walaupun setarik napas yang ia keluarkan ketika melahirkan."Beliau lalu thawaf dan shalat dua rakaat pada maqam Ibrahim lalu berkata, "Wahai Ibnu Abi Musa (Abu Burdah), sesungguhnya setiap dua rakaat akan menghapuskan berbaga dosa yang diperbuat sesudahnya." (HR. Bukhari dalam Adabul Mufrad no. 11, shahih secara sanad)

(kisah menukil dari rumaysho.com)

Setarik napas pun, kita tak akan bisa membalas budi ibu dengan segala kebaikan yang kita lakukan. Dan hanya dengan membalas pertanyaan ibu kita saja kita tidak mau menjawab? Subhanallaah ...

Apa pentingnya sebuah gelar, sebuah karir, semua income yang telah kita dapatkan ketika orang tua pun tak ridho?

Untuk apa menghapal Al-Quran, untuk apa menghapal sunnah, untuk apa kita bersedekah, untuk apa dipandang mulia oleh manusia, kalau kita saja tidak akur dengan orang tua?

Jangan berkata kepada orang tua dengan kata AH, CIHH, apa lagi mencaci, memaki, menghardik.

Orang tua jika sudah memanggil, maka 'sami'na wa atho'na'

Dengarkan dan Taati.

Allah bersabda,

Rendahkanlah dirimu, seperti anak piyik kepada sang ibunya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Rendahkanlah dirimu, seperti anak piyik kepada sang ibunya.

(https://youtu.be/fT1hbADFl1Y)

Jangan seperti jaman sekarang ini.

Semakin lemah anak, maka semakin sayang orang tua kepada kita. Tapi semakin lemah orang tua, maka semakin tak acuh kita kepada mereka. Subhanallaah ...

Sungguh, kita tak akan menjadi orang yang sekarang kalau bukan dari doa dan usaha orang tua kita. Jangan merasa lebih pintar dari orang tuamu ketika orang tuamu lebih pintar dalam memahamimu dari kau masih di dalam kandungan hingga sekarang.

Segala ridho orang tua adalah yang terbaik untuk kita, jangan kita merasa lebih tahu tentang apa yang baik untuk kita. Ridhoi saja. Jangan sombongkan dirimu.

Selemah apa pun, se-tak tahu apa pun, sejahat apa pun orang tuamu, tapi ia adalah orang yang telah melahirkanmu. Muliakan orang tuamu, baktilah kepadanya selama itu tak melanggar agama.

***

Sungguh, aku bukan orang yang belum pernah berkata AH atau kalimat lain yang membuat kedua orang tuaku tersakiti. Aku bukan orang yang setiap kedua orang tuaku bertanya maka akan langsung kujawab. Aku menulis ini sungguh untuk mengingatkanku bahwa segala apa yang aku kerjakan tak boleh berada di atas kedua orang tuaku. Maafkan jika aku menulis apa yang belum bisa aku lakukan, semoga tulisan ini dapat memotivasi kita untuk lebih baik lagi memperlakukan orang tua kita sebagaimana seharusnya. Aamiin.

Doakanlah orang tuamu seperti Uwais Al-Qarni yang hanya mendoakan ibunya saat wukuf di Ka'bah. Ia menggendong ibunya dari Yaman ke Makkah demi memenuhi keinginan ibunya untuk berhaji.

“Ya Allah, ampuni semua dosa ibu,” kata Uwais.

“Bagaimana dengan dosamu?” tanya sang Ibu keheranan.

Uwais menjawab, “Dengan terampuninya dosa ibu, maka ibu akan masuk surga. Cukuplah ridha dari ibu yang akan membawaku ke surga.” (Kisah Uwais Al-Qarni, Pemuda Istimewa di Mata Rasulullah)

Sudahkah Kamu Ingat Akhirat Hari Ini?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang