Apa

10 2 0
                                    

Pancaran senja menyusup melalui sela-sela fentilasi
Menguak takdir ilahi
Menyusuri jalanan suci nan abadi

Aku termenung di peraduan
Mengusir katuk yang membujuk agar tetap di pembaringan
Mengumpulkan jiwa yang lalu hilang

Diam...
Mencerna sebuah kisah
Sesudah bangkit dari tidur
Lagi....
Saat ingatan mulai pulih
Memori itu bagai kaset rusak yang terus berputar
Pedih...
Dalam diam air mata hadir kembali
Pergi...
Yang ku harapkan karena tak sanggup menanggung perih

Ahhh...
Jika seperti ini lebih baik aku tetap pada pembaringan
Berharap mata terlelap untuk selamanya tanpa harus memikirkan perih yang ada

Jalan setapak yang suci terlalu pedih untuk d jalani
Jalan setapak yang murni terlalu berliku untuk d jalani

      Lagi-lagi aku menyerah

the pain of loveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang