RA - 1

6 2 1
                                    

Menjadi seorang Make up Artist adalah impian seorang Gadis bernama Arina, baginya berkutat dengan berbagai macam warna eye shadow adalah hukuman terindah didunia yang Tuhan kirimkan untuknya.

Beruntung Arina mampu menekuni passion yang selama ini dia sukai. Sudah ada ratusan client yg memakai jasa make up nya. Arina pun membuka jasa make up class untuk menambah pundi pundi rupiah kerekeningnya. Sebenarnya,Bukan masalah rupiah, bagi Arina berbagi ilmu adalah kebaikan mutlak yg harus di lakukan manusia. Dan ilmu yg Arina sudah kuasai betul adalah ilmu merias.

--

Hari senin adalah hari sibuk bagi Arina,  hari ini dia akan bertemu dengan banyak client, entah itu untuk make up class nya atau jasa weddingnya.

Sudah setengah jam lamanya Arina duduk,mengaduk aduk minuman  di hadapannya. Saat ini dia akan bertemu dengan seorang client yg akan memakai jasanya.

"Nih orang niat gak sih ? Gak profesional banget. Udah setengah jam gue nunggu tapi kepalanya gak nongol nongol. Lama lama gue bakar nih cafe !" gerutu Arina karena sudah kehabisan kesabarannya.

Arina adalah wanita yg tak sabaran. Dan dia paling membenci manusia manusia yg tak tepat waktu. Baginya, manusia macam itu adalah manusia yg tak bisa menghargai perasaan dan waktu orang lain. Seenaknya sendiri.

Untuk menghilangkan rasa bosan Arina memilih membuka akun Instagram miliknya. Dia menggerutu dalam hati, karena banyak sekali hujatan yang ada di kolom komentar.

"Gilaaaak putih banget tuh muka, wajar sih MUA kampungan !"

"Aduh mbak Rina, lain kali foundation nya sesuai warna kulit aja, jangan kaya gitu keputihan kaya topeng banget."

"ini sih dempul bukan topeng lagi.hahaha"

Dan berbagai macam hujatan lainnya. Arina termasuk wanita yg moody. Dia bisa saja tak peduli dengan berbagai macam hujatan jika mood dia sedang bagus, lain halnya dengan sekarang, mood Arina sedang tak bagus untuk di hujat karena client yg sedari tadi tak kunjung datang di tambah lagi membuka akun Instagram sepertinya dia salah memilih opsi pelarian.

"Mereka nih dulu lahir di adzanin gak sih! Suka banget ngehina karya orang, eh itu tuh namanya ciri khas ! Dan itu ciri khas gue. Kalau gak suka ya gak usah di lihat kambing!" omelnya sambil melihat Hp seakan akan yg dia hina tau.

GUBRAAKKKKKK

"Oy apaan tuh jatoh" teriak salah satu pengunjung.

Perhatian Arina teralihkan, dia memilih keluar dan melihat secara langsung apa yg sedang terjadi.

Rupanya ada korban tabrak lari, seorang kakek kakek membawa grobak bakso,... Menurut informasi pengendara sepeda motor memilih kabur lantaran tadi situasi sepi.

Sekarang Arina lebih geram lagi, karena tak ada yg menolong kakek tersebut, Arina memaki orang orang yg ada di sekitar. Karena mereka sibuk membuat instastory dari pada memilih menolong kakek.

"Gak ada yg punya otak ya? Nih bantuin dulu kakeknya, malah maen instagram, kalian kira nih gerobak kakek bakal berdiri sendiri dengan kalian bikin samtatus di instagram." maki Arina kepada para manusia manusia akhir zaman.

Arina bersusah payah membopong tubuh kakek yg lumayan berisi itu,

Ketika asik membantu kakek, Arina tersentak kaget.

Ada lengan lain yg ikut membantunya. Arina terkesiap, dia menoleh kepada sang empu pemilik tangan.

"Mbak biar saya aja yg nopang kakeknya,kasian mbknya gak kuat, mbk bisa bantu yag lain."

Arina hanya mengangguk patuh seolah di hipnotis oleh tatapan mata lelaki itu.

Arina menunduk, kenapa dengan jantung nya. "Ayolah Arina itu manusiawi kalau itu cowok bantuin lo." bisik hati Arina

Arina mengiyakan apa kata hatinya. lelaki itu hanya berniat menolong kakek itu, tak ada yg istimewa dan tak lebih dari itu.

Arina menoleh, dan tatapannya tak sengaja bertemu dengan sepasang mata hitam legam itu.

"Sial Hati gue kenapa sih? Kelamaan jomblo nih, di senggol dikit baper !" umpat Arina dalam hati.

Arina memutuskan membantu memunguti sisa sisa bakso yg tumpah dijalan.

"Mbaknya yg di instagram itu,ya?"

"Hah?"

Lelaki itu tersenyum yg sungguh demi apapun senyumnya sangat manis, bagi Arina.

Arina terkejut, karena lelaki tadi mengajaknya mengobrol .

"ko....k tau?"

"iya soalnya kakak saya suka liat tutorial make up mbk, dan saya gak sengaja lihat. Ternyata cantik ya Aslinya "

"o...oh makasih hehe"

Astagaaa ingatkan jantung Arina agar tidak meledak saat itu juga.

"Mbak saya pamit pergi dulu ya, ada janji sama temen."

Dan Arina hanya mampu memandangi punggung lelaki itu dengan tatapan sedih.

Karena

"Inget prinsip hidup lo Rin ! Lo gak boleh suka duluan sama cowok." bisik logika Arina

Dan Arina lupa, organ lunak bernama Hati tidak bisa di atur oleh logika. Mungkin saat ini takdir sedang mempermainkan dirinya.

-----------

Sedikit dulu yaaa gaaeess pemanasan..

Salam kecup basah

Happy reading gaessss

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 07, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

RADEN ARINATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang