~GITAR~

23 2 2
                                    

Embun pagi menetes di antara daun-daun yang segar. Semburat mentari pagi memasuki cendela kecil kamarku yang mengisyaratkan bahwa aku harus segera bangun.

Aku menguap dan meregangkan tubuh,sudah jam berapa sekarang? Pikirku. Kutengok kasur disamping kasur milikku,Rey sudah bangun ternyata dan sudah merapikan tempat tidurnya.

"Rent!,bangun sudah siang nih." Ketukan pintu dari bunda terdengar dan aku segera merapikan tempat tidurku dan beranjak ke luar kamar.

"Ya bun?."

"Ayo kamu segera mandi,kalian harus sekolah."

"Biar Rey dulu bun." Kataku malas.

"Rey sudah mandi dari tadi,ayo. Bunda ayah,dan Rey tunggu di ruang tamu ya." Kata bunda beranjak pergi.

Langkah gontai memasuki kamar mandi,air dingin membasuh setiap tubuh kecilku,dingin dan segar menyentuh kulit. Selang beberapa menit aku keluar dari kamar mandi. Mengganti pakaian dan membondong tas pinkku.

"Rent,ayo makan." Suruh ayah sampainya aku di ruang tamu.

Tersisa 4 potong roti lapis coklat dan keju. Aku mengambil satu roti dan mengigitnya,enak.

"Dari siapa bun?." Tanyaku masih dengan mulut penuh.

"Dari bibimu,tumben sekali dia memberi kita roti seperti ini." Jawab bunda. Aku hanya ber oh ria.

"Kalian sudah selesai?,ayo kita berangkat." Ajak ayah yang siap dengan alat taninya. Kita mengangguk bersamaan.

Kami berjalan menuju sekolah,ayah aku dan Rey selalu bercanda ria di setiap perjalanan. Sampainya si sekolah aku dan Rey masuk,sedangkan ayah terus berjalan lurus karena memang sawah yang ayah kerjakan tak jauh dari sekolah kami. Kami tak pernah malu saat diantar ayah ke sekolah dengan keadaan ayah membawa cangkul,sedangkan anak-anak lainya diantar mengunakan motor dan jarang juga mobil.

Kamu memang bersekolah di SD Negeri, sekolah swasta terlalu mahal untuk keluarga kami yang sederhana tapi aku senang sekolah disini,begitu juga Rey.

"Kak." Sahut Rey saat kami berjalan menuju gerbang.

"Hmm?" Jawabku bergumam.

"Selamat ulang tahun ya kak."

Aku tersenyum sekilas. "Kau mengingatnya Rey?."

"Ya,dan Rey akan mentraktir kakak nanti,kita bertemu waktu istirahat ya kak." Katanya.

"Oke kakak tunggu. Yaudah tuh kelasmu,gih masuk." Suruhku melambaikan tangan.

"Paling aku yang akan mentraktirnya nanti." Dalam hatiku terkekeh.

____

Ini adalah pelajaran seni budaya dikelasku. Di tengah pelajaran pak Burhan memberi pertanyaan untuk kami semua.

"Dengarkan anak-anak, bapak ada satu pertanyaan untuk kalian. Digendong bukan bayi dipetik bukan buah. Apa jawabannya anak-anak?."

Semua siswa tampak berfikir dan antuasias untuk menjawab. Aku pun juga memikirkan apa itu.

"Jika tidak ada yang bisa,bapak akan ganti pertanyaannya." Kata pak Burhan.

"saya pak..gitar pak gitar.." jawabku tergesa-gesa.

"Ya,Laurent kamu sangat pintar." Puji pak Burhan aku tersenyum.

Gitar. Bagiku gitar adalah benda unik,bentuknya unik,suaranya unik.aku tertarik pada gitar.
~~~

Wkwkwkwk
Sekali lagi maaf jika bahasa ataupun alur ceritanya kurang menarik..:)

DREAMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang