8. The Day

5.9K 482 21
                                    


Pernah ga sih denger kalimat, Rejeki, jodoh, dan nyawa, semua udah diatur sama Tuhan. Semua skenario hidup udah diatur dan disusun sedemikian rupa oleh Tuhan.

Dan gue sampai sekarang selalu percaya sama kalimat itu.

Lo ga bisa milih sendiri jodoh lo, dan maksain kehendak Tuhan. Karena Tuhan tau yang terbaik untuk semua umatnya.

Ya Masa lo mau maksain takdir buat bikin Oh Sehun jadi suami lo sih. Helaw, ngaca maleh.

Ya walaupun Everything is possible. Ga Ada yang ga mungkin di dunia ini. Tapi ga gitu juga caranya. Ntar lo udah dapet karma, diamuk nitizen, diserang fansite nya Sehun plus Sasaeng fans nya. Auto cerai.

Sekarang, gue lagi ngeliatin rupa seorang gadis didepan gue. Dia cantik banget sampe gue pangling, ga bisa ngedip. Dengan gaun putih yang membalut indah tubuhnya. Tatanan rambut yang simple disertai crown kecil yang berkilau. Kaki putihnya dihiasi sepatu putih yang cantik, siap menemani kemanapun ia melangkah.

Ditangannya, Ada sebuah bucket bunga

Gadis itu tersenyum. Berusaha menenangkan dirinya sendiri agar tidak gugup. Menarik napas lalu mengeluarkannya secara perlahan. Menyakini dirinya sendiri jika ini adalah jalan terbaik dan takdir yang Tuhan berikan untuknya.

"Cindy?"

Gue menoleh ke arah pintu, Mas Lucas masuk dengan senyum bahagia yang terpahat jelas diwajah tampannya. Gue ikut tersenyum ngeliatnya.

Mas Lucas berhenti tepat dibelakang gue dengan kedua tangan yang diletakin di pundak gue. Kita sama-sama ngeliat ke depan.

"Cantik," ucapnya.

"Ga nyangka ya, ternyata Mas dilangkahi sama adek Mas sendiri." Mas Lucas tersenyum.

Gue mengerjabkan mata berkali-kali, berusaha buat nahan air mata biar ga jatuh.

Hari ini, status gue Akan berubah.

Ga tanggung-tanggung berubahnya, langsung jadi Menikah. Gue dengan lapang dada nerima perjadohan ini dan lamaran keluarga Mark kemarin. Gue juga ga mau ngecewain kepercayaan Papa.

"Mas percaya kamu bakalan bahagia. Karena kamu adeknya Mas. Jangan pernah mikir kalau ini kutukan atau musibah atau apapun itu. Dan jangan pernah nyalahin Tuhan karena ia tidak pernah salah. Oke?"

Gue ngangguk dengan dada yang sesek banget karena nahan air mata. Mas Lucas jarang banget ngomong serious begini apalagi sampe bawa bawa Tuhan.

"Kalo misal nanti Ada apa-apa, langsung hubungin Mas. Jangan dipendem sendiri. Mas juga berhak tau karena Mas Kakak kamu."

"Oke. Sekarang tarik napas dan hembuskan. Angkat kepala kamu. Semuanya udah nungguin putri cantik ini kita ini." Mas Lucas narik tangan gue dan diletakin di atas lengan kokohnya. Mas Lucas ganteng banget sumpah.

Gue narik napas panjang dan memnghembuskannya perlahan. Ngikutin intruksinya mas Lucas.

Hari ini, Mas Lucas jadi pendamping gue menuju ke altar. Dia yang bertugas menggantikan Papa buat nganterin anak perempuannya menempuh hidup baru. Sebenernya, jauh dilubuk hati, gue mengharapkan keberadaan Papa disini. Bagaimanapun juga, ini kan pernikahan pertama anak perempuannya. Tapi, gue yakin Papa bisa ngeliat gue dari sana dan tersenyum bahagia. Semoga.

Pintu gereja dibuka. Semua tamu yang hadir berdiri. Ga banyak, cuma keluarga besar gue dan keluarga besar Mark yang bisa dateng, orang terdekat serta temen-temen arisan Mama.

Jodoh-MarkLeeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang