Aku menatap pantulan diriku didepan cermin. Murka yang terbalut kesedihan semakin bias oleh sinar rembulan yang sibuk menebas celah-celah kaca jendela kamarku. Malam ini Aku masih termenung dalam diamku. Rintik air yang kubendung pelan berjatuhan menyatu riasan tipis yang menempel dikulit wajahku.Tidak pernah menyangka bahwa takdir akan membawaku dalam keadaan seperti ini.
Aku adalah Amanda Agatha Halim . Sebagai putri sulung dan anak perempuan satu-satunya , Ayahku terpaksa akan menikahkan Aku dengan atasannya . Aku harus meralat kata "menikahkan" , Kata "menjual" lebih tepat untuk menggambarkan kejadian ini. Pasalnya Ayahku adalah seorang Finance Manager yang dikeluarkan secara tidak hormat sebab telah menggelapkan uang perusahaan . Tabiat buruknya yang pemabuk dan suka bermain wanita, memicu Ayah untuk mencari "uang tambahan" guna memenuhi gaya hidupnya.Kerugian yang dialami perusahaan akibat perbuatannya mencapai angka ratusan juta. Sehingga atas perintah langsung oleh pemilik perusahaan semua fasilitas jabatan dari perusahaan diambil secara paksa.
Tidak hanya itu, Ayah juga diharuskan membayar semua kerugian atas perbuatan kotornya .
Selain rumah yang
Kami tempati, tidak ada lagi aset keluarga yang bisa dijadikan jaminan untuk membayar semua kerugian itu. bahkan harga rumah ini pun tidak ada separuh dari nominal " hutang" Ayahku.
Dan entah Iblis jenis apa yang merasuki pikiran Ayah , hingga ia menyetujui tawaran dari atasannya yang meminta agar Ayah menyerahkan diriku untuk menikah dengan pemilik perusahaan itu .
Bayangan percakapan Kami tadi pagi melintas kembali dalam diamku."Ayah mohon nak" Ucap Ayahku disela-sela isakannya. Itu kali pertama Aku melihat Ayah menangis dalam 24tahun hidupku.
"Ini demi kebaikan keluarga Kita dan demi kebaikan kamu yang paling penting" Lanjut Ayah.
Aku hanya menggeleng, linangan air mata terus mengalir melewati sudut mataku .
"Tidak Ayah , Manda nggak mau" jawabku dengan isakan yang kian mendalam.
"Manda masih muda Yah, belum siap untuk menikah."
Ada hening sesaat diantara ucapanku.
"Lagipula Manda nggak kenal sama atasan Ayah itu." Aku berusaha membela .
Menikah dengan seseorang yang belum Aku kenal dan bahkan satu kalipun Aku belum pernah melihat atasan Ayahku itu . Bayangkan saja Aku masih sangat muda dan harus menikah dengan orang yang tidak kucintai dan tidak kukenali .
Dan Lihat Aku bahkan baru saja telah menamatkan kuliahku dijenjang akhir. Aku masih ingin menikmati masa mudaku, bekerja dan mencari banyak pengalaman ."Ayah tenang saja, Manda akan mencari pekerjaan, untuk membayar semua hutang Ayah , Manda janji akan melunasinya." Ucapku penuh keyakinan.
"Lalu kita akan menjadi gembel dijalanan karena rumah ini juga akan disita ? Ingat Manda, Ayah tidak punya apa-apa lagi" . Ada nada sedih dan menyesal dalam ucapan Ayahku.
"Tapi Ayah, bukankah gembel dijalanan lebih baik ketimbang menjual anak sendiri?" Gemuruh lara dan murka berasimilasi dalam tiap degupan jiwaku.
PLAAAKK
"Ayah tidak menjualmu dasar anak bodoh" .Tamparan Ayah terasa panas diwajahku yang harusnya membeku karena air mata yang sudah membanjiri.
Bukan hanya wajahku saja yang memanas , Otak dan telingaku sama panasnya. Lidahku kelu, bahkan isakanku teredam sunyi oleh ucapan kasar Ayah .
Pertama kalinya Ayah menampar dan mengatakan Aku adalah anak bodoh.
Entah sudah berapa mili air mata yang sudah menitik dari awan mataku."Kak Manda.." Alando yang muncul bersama ibu segera berlari mendekat dan mendekap tubuhku.
Kulihat Ibuku juga menangis . Menatapku sedih dan bergantian menatap Ayah dengan pandangan kecewa bercampur marah ."Ibu..." Aku membalikkan badan dan berlari menuju Ibu. Bersimpuh dan memeluk lutut Ibu yang tengah duduk diatas kursi roda . Kugenggam tangan Ibu , tangisanku kian menderu.
"bagaimana ini bu, Amanda tidak mau menikah bu,Manda belum siap".
Aku merengek sendu.
Kutatap Ibu yang membelai puncak kepalaku dengan lamban . Tatapan lembut Ibu yang penuh kesedihan itu semakin membuat jiwaku tercekik.
Penyakit stroke yang diderita Ibu dalam satu tahun terakhir membuatnya kehilangan fungsi gerak tubuhnya , termasuk tidak bisa berjalan dan berbicara.Sudah enam bulan Ibu menjalani perawatan jalan . Meski kondisinya semakin membaik dari sebelumnya , namun untuk berjalan dan berbicara masih butuh waktu yang cukup lama.
"Amanda.. Maafkan Ayah nak, Ayah tidak punya pilihan lain nak, " Ucapan Ayah menghentikan sejenak isakanku.
"Tolong Ayah Manda.. Ini untuk kebaikan kita bersama, coba pikirkan dengan baik, jika kamu menikah dengan Davis keluarga kita akan aman, Ayah tidak dipenjarakan, Rumah ini tidak akan disita, Adikmu akan tetap sekolah, dan Ibumu akan mendapatkan perawatan nak."
Ayah menghentikan ucapannya . Memberikan kesempatan kepadaku untuk mencerna dan berfikir.
Oh jadi namanya Davis. Dan tunggu, barusan Ayah menyebut nama atasannya dengan sebutan seperti itu?, hanya nama saja . Tanpa embel-embel Pak, Sir , Mister atau sejenisnya. Apa itu artinya atasan Ayah adalah orang yang seusia dengannya? Oh Tuhan . Menjijikan sekali jika Aku harus menikah dengan lelaki yang lebih pantas menjadi Ayahku."Kamu pasti akan aman dan hidup berkecukupan bersamanya, selain tampan dan mapan, Davis adalah pemimpin yang bertanggungjawab nak, Kamu tidak perlu khawatir
." Ayah melanjutkan berujar . Aku masih belum membuka suaraku .
"Lagipula pernikahan ini hanya satu tahun, setelah itu kalian bisa berpisah". Kembali Ayah menjeda kalimatnya. Nada kalimatnya terdengar lirih dan penuh sesak.
"Setelah ini Ayah juga akan berusah Mencari oekerjaan baru.Ayah janji aKan berubah, satu tahun kedepan kondisi keluarga kita akan membaik nak" . Tatapan penuh keyakinan itu tertuju tepat dimataku .
Namun kulihat jelas aura kesedihan dan penyesalan terpancar diwajahnya .
" Tolong Ayah nak..selamatkan keluarga ini, lagipula tidak ada kesempatan untuk kamu menolak karena Ayah sudah menandatangani perjanjian itu.""Tolong Ayah Manda..ku mohon" Ayah berjongkong dihadapan Ibu , mendekat dan merangkulku .
Kemudian menatap dan menggenggam tangan Ibu.
"Maafkan Ayah Bu..sungguh bu Ayah sangat menyesal"Ini juga kali pertama Ayah kembali memperlakukan Ibu layaknya seorang istri, setelah ibu jatuh sakit tentunya. Semenjak Ibu jatuh sakit, Ayah berubah. Tidak lagi menjadi Ayah yang penyayang . Ayah kerap pulang larut malam . Hampir setiap hari melewatkan jam makan malam bersama. Di hari Libur Ayah jarang menghabiskan waktu dirumah. Aku dan Ibu sudah tahu , jika Ayah bersenang-senang diluar , bermain dengan para jalang diluar sana.
Seringkali kudapati Ayah pulang dalam kondisi dibawah pengaruh alkohol.
Tapi Ibu tidak marah . Ibu hanya tersenyum namun sangat jelas garis kesedihan terlukis diwajahnya.
Sementara Aku hanya bisa menikmati dan memendam amarahku sendirian . Sebab Ayah akan membentak dan mengamuk jika Aku mengusik kebiasaan buruknya .
Aku memilih diam dan membiarkan karena tidak ingin melihat ibu menangis akibat perdebatanku dengan Ayah, juga tak mau adikku, Alando yang masih dibawah umur merasa tertekan dengan menyaksikan kejadian itu."Maafkan Ayah bu.." Ayah kembali mengulang permohonan maafnya.
Kudapati wajah ibu yang merekahkan senyum masih dalam linangan air mata, menatap lembut kepada Ayah. Lalu mengangguk lemah.
Ayah memeluk Ibu lebih erat dan mengecup keningnya.
Sungguh kemarahan dan kecewa yang barusan sempat memuncak mendadak melebur entah kemana hanya menyaksikan perlakuan lembut Ayah kepada Ibu .
Ibu melepas pelukan Ayah. Menatapku dengan senyum lalu mengangguk. Aku artikan sebagai persetujuan dari Ibu. Dengan kata lain Ibu akan merestui keputusan Ayah.Aku mengganguk dibawah bayangan keraguan. Rasa sedih kutenggelamkan kedasar relung jiwa yang tergenang oleh derasnya air mata yang kian mengalir.
Aku menyetujuinya . Aku akan mencoba. Tidak untuk Ayah, Setidaknya demi senyuman bahagia Ibuku.
____
PLEASE VOTE AND COMMENT YA DEAR..
MAKASIH LHOH UDAH MAU MAMPIRRR DAN READ CERITA AKU.....
KAMU SEDANG MEMBACA
AMANDA
RomanceAmanda tidak pernah menyangka Ayahnya akan menyerahkan dirinya kepada Davis , pemilik perusahaan tempat Ayahnya bekerja agar menikah dengannya. Pernikahan kontrak itu adalah permintaan Davis untuk menebus semua hutang Ayahnya , karena telah menggel...