🥀🥀🥀🥀🥀Ael? Kenapa kau tidak bisa menungguku lebih lama? Kenapa kau tidak bisa melihat diriku yang sekarang? Kenapa kau harus pergi secepat ini? Bahkan aku belum mengatakan padamu bahwa aku sangat mencintaimu.
Andaikan saja aku bisa mengendalikan waktu. Aku akan memutar waktu itu ke masa saat kau masih berada di sampingku. Aku akan menghentikan waktu disaat aku sedang bersama mu. Menatap mu yang mau bertahan dan menunggu saat kita akan bersama lagi.
Ael? Mengapa kau tidak mengatakannya padaku? Mengapa kau menahan rasa sakit itu sendirian? Mengapa kau menyuruh mereka untuk tidak memberitahu ku keadaan mu?
Mengapa?
Mengapa aku tidak bisa bersama mu saat kau sedang berjuang sendirian?
Mengapa?
Ah.. aku benar benar ingin sekali memutar waktu ku menjadi saat saat dimana kau tersenyum padaku.
Andai saja aku tau itu adalah saat pertemuan terakhir kita, senyum terakhirmu, tatapan terakhir mu, dan pelukan hangat terakhirmu, aku pasti tidak akan menyesali saat saat seperti sekarang ini.
Andai aku tau saat itu kau menahan rasa sakitmu di hadapanku, aku pasti akan mengambil keputusan untuk mendampingi mu daripada memilih egoku sendiri.
Andai aku bisa mengulang kembali semuanya, aku ingin berada di sampingmu saat itu.
🥀🥀🥀🥀🥀
"Kau mau kemana, Daniel? Acara kita belum selesai. Ayolah, ini adalah malam terakhir kita untuk berkumpul di dorm." Seongwoo menahan lengan Daniel yang baru saja keluar dari ruang tunggu itu sambil membawa tas nya.
"Aku harus menemui seseorang yang sudah lama menunggu ku." Daniel menghela nafas pelan sambil tersenyum tipis kepada Seongwoo.
"Tidak. Kau seharusnya ikut dengan kami dulu." Seongwoo langsung menyeret Daniel untuk kembali masuk ke ruang tunggu Wanna One.
Ya, sekarang adalah hari terakhir kami sebagai Wanna One. Hari konser terakhir kami.
"Kenapa kau menyeret Daniel seperti itu, Seongwoo?" Sungwoon menatap Seongwoo heran.
"Dia akan melarikan diri." Seongwoo sudah melepaskan Daniel dan membiarkan Daniel untuk duduk di sofa.
"Ayolah. Ini pesta terakhir kita. Aku juga punya sesuatu untuk mu, tapi aku tinggalkan di dorm." Jisung sudah menatap Daniel dengan tatapan sedih.
"Baiklah, baiklah. Aku akan tinggal." Daniel pun pasrah dan melemparkan tas nya ke arah tumpukan tas member lain.
.
.
."Kau sudah ingin pergi?" Jisung menahan lengan Daniel yang sudah berdiri.
Setelah pesta semalaman sekarang sudah waktunya bagi mereka untuk berkemas. Dan Daniel sudah selesai berkemas sejak kemarin sedangkan yang lain belum.
"Ya. Dia pasti menunggu ku." Daniel menganggukkan kepalanya tegas.
"Sebelum kau pergi menemuinya, bacalah surat ini dulu." Jisung memberikan sepucuk surat itu ke Daniel.
KAMU SEDANG MEMBACA
All Short Stories
FanfictionKumpulan cerpen yang idenya selalu datang tiba tiba :)