Satu

34 3 0
                                    

Bandung, 11 januari 2015

Sedikit demi sedikit aku mulai melihat pantulan sinar matahari di balik jendela masuk menyelinap lewat celah celah gorden kamarku. Alarm ku sudah berbunyi sekitar dua menit yang lalu

Seragam sekolah, tas ransel polos yang berwarna navy dan sedikit polesan bedak dan liptint namun terlihat natural, rambutku yang dibiarkan tergurai indah.
Simple!

"Pagi mah, pah, ka Dev" sapaku, sambil mengambil roti yang berselai kan coklat dan keju sambil dengan sekilas meneguk susu putih buatan mamah.

"Pagi" ucap mereka serentak dengan singkat.

"Kak ayo berangkat aku udah telat nih pelajaran pertama kan ada guru killer nya si bu Anit terus belum macet nya nan--" ucap ku di potong dengan Devan

"Banyak omong tau ga! Ayo berangkat mah, pah see ya!" Pamit Devan

"Ih kak pelan pelan dong sakit tau ga" gerutuku sambil menutup pintu mobil

"Lagian minta cepet tapi ngomong mulu" jawab Devan yang matanya masih fokus pada jalanan di depan

Aku dengarkan lagu di mobil Devan dengan tidak sadar kini aku sudah sampai di depan sekolahku

"See kak" Ucapku sambil melambaikan tangan saat mobil bang Dev melaju sebelum meneruskan perjalanan nya

SMA Pelita Abadi

Aku, Ira Geraldi Wijaya biasa dipanggil Ira sih. Aku duduk di bangku kelas 2 SMA mamahku dan papahku asli orang Indonesia. Rumahku berada di Margahayu Raya dan yang nganterin aku tadi bukan supir aku melainkan itu adalah kakak kandung aku sendiri. Namanya Devan Putra Wijaya tapi sering dipanggil dengan 'ka Dev' Lagian aku gapunya adik jadi cuma abang yang sering denger cerita cerita ku selama ini.

"Eh ra lo udah ngerjain pr makalah itu?" Tanya Oriell teman sebangku ku dari SMP sampai sekarang pun masih sering satu bangku di SMA

"Udah dong, emang nya lo?" Jawabku terkekeh

"Yeeee udah kali gue juga" ucap Oriell dengan protes

"Tumben lo kan biasanya liat ke gue mulu" tanyaku heran

"Ya gue gaenak aja liat pr lo tiap ada tugas haha" jawab Oriell singkat sambil mulai membuka buku tugasnya

"Wih seorang Oriell tobat" sambung Alex yang duduk di depanku

"Iya dong"

TOK TOK TOK

"Selamat pagi anak anak mari kumpulkan tas kalian di depan" perintah Bu Anit

"Lah emang mau ngapain bu?" jawab Asep yang duduk di depan Oriell

"Kita akan mengadakan kuis yang kemarin" jelas Bu Anit

"Lah ibu kan gaada jadwal kuis" protes yang lain

"Udah cepat kumpulkan" tegas Bu Anit

'Dih batu memang'

'Ngeselin banget nih guru'

'Bodo ah googling aja'

'Untung sayang'

Kuis pun berlangsung sampai bel istirahat berbunyi. Siswa dan siswi pun berhamburan keluar kelas ada yang ke kantin, taman, lapangan basket maupun perpustakaan

Aku, Oriell, Tasya, Alex, dan Asep berjalan di koridor untuk menuju kantin tapi saat di depan lapangan basket Oriell malah menggeserkan tangan ku

"Itu ada kak Arga" ujar Oriell dengan berbisik pelan

"Ya terus kenapa? Lo suka?" balas aku dengan santai

"Bukan nya lo yang suka?" Sambung asep dari belakang

"Enggaklah ya kali" jawabku mempercepat langkah ke kantin

-kagum aja sama tuh orang- Ira Geraldi Wijaya

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 23, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

MatchaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang