Valdo tak pernah merasa aman sejak gadis bernama Jia itu menjabat sebagai asisten pribadinya. Memang gadis itu sopan dan sangat menjaga sikap, tapi ayolaaaah, kecerobohannya itu sudah membuat kesabaran Valdo kian menipis.
Pernah gadis itu lupa membawa kamera yang Valdo titipkan padanya. Pernah juga membawa kamera tanpa memori. Semua itu hanya membuang waktu Valdo.
"Maaf."
Lagi dan lagi. Kata itu yang terucap setelah dengan mudah gadis ini terlambat datang ke lokasi pemotretan.
"Kau ini... Benar-benar ingin ku pecat?" Ancam Valdo sambil menatap tajam ke arah Jia. Gadis itu hanya menunduk tanpa menjawab apapun. Ia sadar ini kesalahannya.
"Sudahlah, Val. Kita mulai saja pemotretannya," suara halus Dan menyadarkan Valdo dari kekesalannya. Ia menatap Ran dan Glenn yang telah siap di posisi. Mereka adalah ambassador untuk produk kosmetik baru.
Valdo adalah fotografer lepas yang tak ingin terikat siapapun. Tapi, Ran dan Glenn masuk dalam pengecualian. Ia mau-mau saja terikat kontrak dengan dua perusahaan yang menaungi sahabatnya tersebut, asalkan mampu membayarnya.
Waktu terus berlalu hingga pemotretan selesai. Kini ketiganya sudah kembali ke studio Valdo. Pemuda itu meraih kamera yang sebelumnya ia gunakan untuk memotret Ran dan Glenn.
"What the fuck!"
Matanya melotot menatap horor kameranya. Dari ratusan foto yang diambilnya hari ini, kenapa yang tersisa hanya setengahnya?
"Kenapa?" Tanya Glenn. Ia bisa melihat Valdo yang kini menggeram kesal.
"Ini—"
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
The Truth Untold
Teen FictionSebuah kisah tentang goresan dosa dalam lubang kesalahpahaman. Kisah tentang kebohongan pada dunia dalam sebuah lensa kamera. Kisah tentang realita dibalik lensa penuh tipuan. Hanya sebuah kesalahpahaman yang dapat menggores jutaan dosa. The Truth U...