Surat kecil

22 4 4
                                    


Sebuah kotak makanan yang berisi jajanan khas jepang ini, mengingatkan ku pada  masa lalu ku yang indah, tetapi aku yakin itu sangat indah sampai aku mual untuk mengingat nya kembali.

"Hei Chika!  Tumben kamu beli makanan itu, biasanya kamu ga mau membeli makanan itu"

"Suka suka aku kan"

"Hehe iya iya judes amat sih.  Yuk ke kelas"

------------------------

Laila.  Yap dia adalah sahabat ku yang kuanggap saudari sendiri. Meskipun dia agak bawel, tapi aku sudah terbiasa dengan sifat nya. Dan orang tua kami juga adalah sahabat sejak SMP

Pulang sekolah...

"Oh may gat!!  Chika, liat deh ada kaka kelas!  Ganteng banget!!"

"Terus? "

"Ihh kamu ga tertarik gitu? "

"Engga, kan ga ada tali yang narik aku, gimana aku bisa tertarik coba? "

"Bukan tertarik pake tali juga Chika...  Kamu ngerti ga sih maksud aku? "

"Engga"

"Dasar anak polos"

"Hahh..  Emang kenapa sih kalau ada cowok ganteng?  Toh aku ga suka, malah aku biasa aja ngeliat cowok ganteng"

"Itu kan kamu, lah aku engga.  Menurut aku cowok ganteng  itu langka tau..  Jarang di daerah sini yang ada cowok ganteng"

"Iya iya, terserah kamu deh.  Aku pulang duluan ya.  Dadah"

"Eh eh tungguin.. "

Seketika hati ku kesal mendengar ucapan Laila. Dan bukan hanya karna itu, aku juga kesal melihat cowok "ganteng" itu.  Aku  memang mengenal cowok itu. 

Aku bertemu dengannya saat berlibur di taman kota. Aku tak sengaja bertemu dengannya karna suatu hal. Saat itu sedang turun hujan deras, untungnya aku membawa payung kesayangan ku.  Dan saat itu aku bertemu dengannya di  bawah pohon sambil berteduh

"Hei, apakah kamu tidak membawa payung? "

"Oh, hallo.  Iya aku tidak membawa payung ku, aku kira hari ini cuaca nya akan bagus."

"Rumah mu di mana? "

"Rumah ku di dekat Kafe Zero"

Kafe Zero?  Itu kan kafe nya ibu.  Apa sebaiknya aku pulang bareng saja dengannya?  Tapi dia kan orang asing, aku tidak terlalu percaya pada orang asing. Tapi dia cowok ganteng, mungkin cowok ganteng bisa di percaya kali ya?

"Hmm, bagaimana kalau kita bareng saja pulang nya?  Kebetulan aku membawa payung, dan juga aku akan kearah sana"

"Benarkah?  Tapi aku ini orang asing, apa kau akan percaya pada orang  asing? "

"Yaa, meskipun begitu, kau sedang kesulitan, jadi mau gimana lagi"

"Hmm, baiklah aku bareng saja dengan mu pulang nya ya.  Sebelumnya terimakasih"

"Iya sama sama, ayo"

-------------------------------

Sepanjang perjalanan, kami tidak mengobrol sama sekali. Aku terlalu asik dengan melihat sekitar, meskipun saat itu hujan, tapi aku sangat menyukai nya.  Tetapi sesekali aku melihat kearah nya, untuk memastikan dia tidak bosan.

"Hmm, maaf pertanyaan ini membuat mu tidak nyaman, tapi boleh kah aku mengetahui nama mu? "

"Oh, nama ku Chika. Kamu? "

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 08, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang