i

85 25 30
                                    

play mulmed ! !

play mulmed ! !

play mulmed ! !

play mulmed ! !

play mulmed ! !

play mulmed ! !

play mulmed ya!
–hehe








playing now :
nothing like us - jeon j. (cover)




-:-



dering telepon berbunyi, berhasil ditangkap indra pendengarannya. malam yang sunyi membuat suara itu terdengar lebih nyaring, hingga sukses membangunkan seorang gadis yang beberapa jam lalu memasuki gerbang mimpi.

"ck, berisik sekali," omelnya pelan sambil menarik selimut hingga membalut penuh tubuhnya.

suara itu masih terdengar. gadis itu jadi melirik jam samar. dengan segala sumpah serapah dalam hati, ia mencoba bangun untuk mengangkat telepon dari orang kurang ajar itu. bisa kalian bayangkan, waktu paling berharga kalian harus terganggu oleh sebuah telepon di jam 02:43. hanya sebuah telepon!

dengan malas, ia berjalan mendekati ponsel yang ada di meja, kemudian mengangkat telepon itu.

"halo." katanya dengan mata setengah terpejam.

tak ada balasan, gadis itu menyapa penelepon lagi sambil menjatuhkan dirinya ke atas sofa. tapi masih, tak ada balasan juga.

"halo?" sapanya malas, dengan niat memutus telepon itu jika tak ada balasan sama sekali.

gadis itu menghela nafas kasar.
sepertinya hanya salah sambung.

belum sempat mematikan sambungannya, suara musik terdengar. gadis itu membuka mata, menengok kanan-kiri. siapa yang memutar musik pada jam dua pagi?

untuk sesaat, gadis itu terdiam. tapi kemudian, samar-samar suara nyanyian pun terdengar. sekali lagi, gadis itu mencari sumber suara.

sampai akhirnya dia sadar kalau suara itu berasal dari telepon tadi, yang belum sempat ia matikan. dengan sedikit ragu, dia menempelkan telepon itu lagi ke telinganya.

"have you been drinking? to take all the pain away. i wish that i could give you what you deserve."

ini... masih dalam sambungan telepon?

"cause nothing can ever, ever replace you. nothing can make me feel like you do,"

"halo?"

gadis itu menyerngit, kemudian jadi melihat nama si penelepon di layar ponsel. tapi dia hanya melihat sederet angka di sana.

mendengar nyanyian itu terus berputar, dia membenarkan posisi duduknya selagi otak terus menerka.

"you know there's no one,
i can relate to,"

s-sebentar, suara ini...

"i know we won't find a love that's so true,"

"is this you, jeon?"

"there's nothing like us,
there's nothing like you and me
together trough the storm."

"h-hey, jeon," gadis itu kebingungan.

"i gave you everything, babe
everything i had to give,"

suara merdu lelaki itu, serta lagu ini sudah sangat cukup untuk membuatnya menagis sekarang juga.

"girl, why would you push me away?"

"sorry, jeon..."

dia tak bisa menahan. sungai kecil mulai terbentuk di kedua pipi mulusnya.

"you know i'm used to making your day,"

"jeon... i didn't mean to, im sorry," ucapnya pelan, begitu tulus.

"but that is the past now,
we didn't last now,
i guess that this is meant to be,"

"no, jeon. let's—"

air matanya terus mengalir. semua penyesalan ia coba tumpahkan dalam bentuk cairan bening, yang kini membasahi seluruh wajahnya.

"tell me, was it worth it?
we were so perfect,"

"i know. jeon, let's—"

"but baby i just want you to see,"

"i wanna say something, jeon jungkook!" gadis itu berteriak.

lelaki yang ada di sebrang sana tetap bernyanyi, terus menghiraukan semua kata yang keluar dari mulut gadis itu.

"there's nothing like us
there's nothing like you and me,
together..."


...bip

sambungan telepon terputus.

meninggalkannya yang sekarang tampak kacau. wajahnya basah. matanya tak henti membuang air mata. ingatannya terus memutar satu video ketika dia mengucap sesuatu yang membuat hati lelaki itu pecah berkeping-keping.

dan saat itu juga, dia menyesal pernah mengucap kata sakral itu pada lelaki yang
baru saja meneleponnya.

"mari bertemu besok, jeon."

-;-

midnight callTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang