"Mitaa!!" teriak seorang gadis yang berlari ke tepi pantai menyusul orang yang dipanggilnya, Wianda.
Mita menolehkan wajahnya menghadap temannya itu, "Apa?"
"Gue udah jadian!!" ucap Wianda dibarengi sumringah yang kini sampai ke wajah Mita, rasanya sangat menyenangkan jika temanmu sudah mendapatkan kepastian dari sebuah hubungan.
Sudah lebih dari empat bulan Wianda digantungkan oleh perasaan dan akhirnya sudah resmi menjalin hubungan.
Sedangkan Mita? Entah sampai kapan hubungannya dan perasaannya akan diobrak abrik oleh lelaki yang kini melukai dan menyembuhkan dirinya dengan hanya perlakuan kecil. Digantungkan, istilahnya.
"Lo kapan jadian? Kok gue baru tahu," Mita menampakkan deretan gigi putihnya untuk menyambut kabar dari sahabatnya.
Wianda segera menarik Mita menuju balai balai yang ada di tepi pantai, mulai bercerita tentang kejutan yang diberika oleh Ari-yang sekarang pacarnya, bercerita seperti ada beban yang sudah terlepas dengan adanya awal bahagia dengan statusnya.
Mita tertawa dan merasakan aura kebahagiaan dari Wianda, melupakan sejenak apa yang terjadi dengannya.
"Lo harus traktir gue ya," celetuk Mita dengan tertawa.
"Iya-iya. Lo juga teman yang berpengaruh di hubungn gue, bayangin kalau lo nggak maksa si Ari buat ngungkapin semuanya, gue nggak bakal jadian sama dia,"
WhatsApp message
One message from Gatra
Gatra
Kamu dimana?Mita tersenyum. Akhirnya orang yang dia tunggu memberi pesan untuknya, sudah dua hari ini Gatra tak memberinya kabar. Ingin rasanya Mita mencekik Gatra, namun sadar siapa dia yang hanya HTS-hubungan tanpa status.
Di pantai
Sama siapa?
Wianda
Udah sore, pulang.Iya
Chat itu berakhir dengan begitu saja.
Mita kembali memandang lautan yang memberinya efek tenang dengan Wianda disampingnya dengan masih memamerkan senyum. Mungkin memang begitu awalan mendapatkan status sold out, tak peduli akan bagaimana akhirnya, yang terpenting nikmati saja waktu yang ada."Ta, lo masih berharap sama Gatra?"tanyaWianda dengan nada menyelidik.
Mita hanya menjawab dengan gumaman tak jelas, setengah mengiyakan dan setengahnya tak tahu apa yang dipikirkan.
Wianda menghela nafas "Yaampun Ta, tinggalin aja kali cowo kayak gitu. Dia cuma PHP-in lo doang Ta, masih banyak yang suka sama lo. Masa iya lo masih bertahan sampai setengah tahun tanpa kepastian kaya gini, sampai kapan?"
Mita hanya diam mendapat pertanyaan seperti itu, tentang kepastian akan dirinya. Dia ingin pergi namun takut menyakiti dan ingin bertahan tapi takut disakiti perasaan.
"Nggak usah dipikirin Wi, gue aja yang ngurusin ini. Lupain aja itu kan lo lagi dapat kabar gembira kok malah jadi mellow gini," ucap Mita seraya memeluk Wianda.
Wianda membalas perlakuan Mita, membiarkan temannya mengurus masalah hatinya. Membiarkan semua mengalir menurut perintahnya.
"Balik yuk," ajak Wianda dan diangguki oleh Mita.
KAMU SEDANG MEMBACA
MITA
Teen FictionYang digantungin mana suaranya?(╥﹏╥) Kisahnya ketragisan digantungin oleh Doi. Pengen cemburu gak berhak. Pengen marah kita siapanya. Pengen ngambek lha emang kita pacarnya?. Udah pernah mengalami? Jika ya mungkin kau akan suka cerita klasik ini.