Part 1

30 4 0
                                    

Tiara masih tak percaya dengan apa yang dilihatnya. Dua garis merah itu seperti gondam yang menghantam dirinya. Ia sadar benar apa artinya itu. Dunianya akan segera berakhir dalam waktu dekat. Mimpinya akan segera terkubur dalam-dalam. Dan dirinya menjadi bayangan hitam.

Tiara sudah berusaha mencegahnya. Beberapa cara sudah dicobanya untuk menghindari hal ini terjadi. Tapi Tiara tak punya kuasa apa pun, nyatanya dua garis merah itu kini terpampang jelas pada benda mungil di tangannya itu.

Sebelumnya Tiara sudah menduganya. Namun melihat sendiri dengan kedua matanya tak pelak Tiara memercayainya. Perasaan Tiara kacau, panik, takut, dan bingung bercampur satu. Tiara masih berharap ini hanya mimpi.

Ia tidak mungkin hamil saat seperti ini. Ia tidak mungkin hamil. Test pack ini pasti tidak bekerja dengan baik. Tanda itu pasti bukan tanda positif. Tangan Tiara terkepal kuat. Ia yakin semua ini hanya mimpi. Hatinya semakin gelisah. Ia pun kembali memberanikan diri, melihat hasil test pack itu lagi. Tanda positif semakin jelas terlihat. Kini, Tiara sadar ia tidak sedang bermimpi. Tangannya gemetar tak terkendali hingga test pack terlepas dari genggamannya dan jatuh ke lantai kamar mandi. Perasaannya semakin kacau.

Tiara tak berani membayangkan bagaimana hidupnya setelah ini. Selama ini ia tidak pernah peduli apa anggapan orang tentang dirinya, tetapi hamil tanpa suami tidak pernah terlintas dalam benaknya. Tiara menangkupkan tangan pada wajahnya, tidak pernah mengira ini semua akan terjadi pada dirinya. Air matanya mengalir. Dibiarkan dirinya larut dalam perasaannya sendiri sedalam yang ia bisa sebelum memikirkan langkah apa yang akan dilakukannya nanti.

Sudah begitu lama ia meninggalkan keluarganya untuk hidup mandiri. Tidak ada sanak saudara yang membantunya. Tiara bekerja keras demi memenuhi kebutuhan hidupnya. Dia memang menginginkan seseorang untuk hadir dalam hidupnya, menemaninya. Mengucapkan selamat pagi dan mengecup keningnya saat bangun tidur. Tapi bukan saat ini. setidaknya setelah sebulan terakhirnya. Hidupnya jungkir balik tak terkendali.

Tujuan hidup Tiara hanya ingin mengembangkan WO dan Travel yang sedang pdijalaninya. Menerbitkan novel yang sedang dikerjakannya. Kehamilan tanpa suami tidak pernah masuk dalam daftar hidupnya. Lalu, apa yang harus dilakukannya sekarang?

Air mata mulai mengalir deras. Ia menangis sesenggukan, merasa tidak berdaya. Dia merasa tidak sanggup untuk menjalani kehamilannya ini. ia tidak menginginkan seorang bayi, terlebih dari Arka. Sempat terlintas dalam pikirannya untuk menggugurkan saja, tetapi dengan cepat diralatnya kembali.

Ia bukan orang baik. Ia selama ini selalu menganggap orang-orang yang aborsi sebagai orang yang tidak bersyukur, tidak bertanggung jawab. Lihatlah, apa yang terlintas dalam benaknya dalam sekejap. Namun, ia juga tidak ingin terperangkap dalam pernikahan terlebih dengan Arka. Jika ayah bayi itu adalah orang lain, mungkin Tiara akan jauh lebih mudah mencari jalan keluarnya. Tapi ayah bayi itu adalah Arka, kondisinya tidak akan bisa Tiara ubah.

Apa yang harus dilakukannya dengan bayi ini? hanya ada dua pilihan; melahirkan dan membesarkannya sendiri, atau memberi tahu lelaki itu. Bukankah lelaki itu ayah dari bayi yang dikandungnya? Jadi, ia berhak tahu.

Membayangkan menghubungi Arka saja membuat kepala Tiara kembali berputar. Bagaimana mengatakan semua ini pada Arka. Masalah mereka sudah cukup rumit sebelum adanya insiden ini. Menghubungi Arka bukanlah solusi dalam masalah ini. Tiara tahu persis hal itu. Akan semakin banyak masalah yang harus dihadapi jika dia menghubungi Arka. Lagipula dia telah berjanji tidak akan hadir lagi dalam hidup Arka.

Tiara bangkit dari toilet dan ke luar dari kamar mandi masih dengan hati yang gamang. Ia melangkah ke dapur, mengambil segelas air es, dan meneguknya perlahan. Setengah melamun, ia duduk di sofa usang ruang duduknya.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Sep 27, 2021 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Lov(s)e YouWhere stories live. Discover now