#Diantar siapa?

802 78 16
                                    

Kampusku mengadakan acara Halloween pada tanggal 31 Oktober nanti. Hah, mana seram?! Hantu dracula Bram Stoker atau Frankenstein tak akan membuatku takut terbirit-birit. Dalam hati, aku bertekad untuk tampil beda sekaligus mengangkat konsep kearifan lokal. +

Dengan berbekal masker bengkoang yang retak-retak di wajah dan daster putih, aku datang ke acara kampus di tempat yang telah ditentukan panitia.

Tapi di tengah jalan, sepertinya aku telah menarik perhatian suatu makhluk, dan membuatnya mengikutiku ...

______________________________________

Pukul 21.00 aku sudah bersiap dengan dandanan bak Mbak Kunichan, yah ... Setidaknya itulah nama lain dari Kuntilanak yang sering kusebut bersama teman- teman ku saat kami membahas cerita horor. Baju putih panjang menjuntai hingga tanah, bahkan lebih panjang hingga mampu menyapu dedaunan yang kulewati. Rambut panjang acak- acakan. Dengan wajah yang kubuat putih, dihiasi oleh mata hitam, dan pastinya softlens berwarna dominan putih yang hanya meninggalkan setitik noda hitam ditengahnya. Sedikit warna merah di dekat bibir, yang kuasumsikan sebagai daerah segar.

"Sepertinya aku benar benar sudah menyerupai mu, Mba Kunichan, " kekeh ku dalam hati, saat mematutkan riasan ku di depan cermin.

Memasuki halaman kampus ku yang terlihat sepi, kuangkat sedikit gaun putih ini agar dapat berjalan cepat ke aula kampus. Pepohonan disekitarku bergoyang- goyang tertiup angin. Dengan angin sekencang ini, udara seharusnya terasa dingin. Anehnya suasana sekitarku terasa panas. Karena tanpa sadar keringat hampir mengalir deras dari kening, leher bahkan tubuhku. Kuterus mengedarkan pandangan ke sekeliling, berharap bertemu sesama teman yang berpakaian konyol seperti ini. Hingga dari kejauhan aku melihat seseorang ada didekat pohon beringin di ujung sana.

Dengan semangat 45, ku dekati dia untuk sekedar menyapanya. Namun saat sudah makin dekat, jantungku berdebar kencang, tubuhku terasa lemas dan bulu kudukku meremang hebat. Ragu, dan perlahan ku hentikan langkah ku.

Dia sedang berdiri dibalik pohon seolah bersembunyi, tatapannya mengarah padaku, matanya tajam dan berwarna ... Merah. Penampilannya hampir serupa denganku, hanya saja ... Bagian dada hingga perutnya berlubang. Menampilkan organ dalam nya dengan sangat jelas. Kini dia tertawa melengkik. Seringainya membuat kaki ku lemas. Mengerikan!

Sepertinya aku harus segera angkat kaki dari sini! Kubalikan badanku dengan susah payah. Dari ujung ekor mataku, wanita tadi mendekat. Bukan dengan berjalan atau berlari, melainkan ... MELAYANG!
Kini dia sudah berdiri tepat dihadapanku. Nafasku tercekat! Tangisku mulai terdengar, kubalikan tubuhku ke arah berlawanan dan segera ku langkahkan kakiku menjauhinya.

Namun, tiba-tiba, dia kembali terlihat di dahan pohon. Sedang duduk dengan menggoyang- goyangkan kakinya sendiri. Tawanya! Sungguh mengerikan. Terkadang diiringi tangis pilu yang menyayat hati.

Kaki ku makin berat. Seperti ada rantai besi besar yang mengikatnya. Hingga saat ku tengok kebawah, rupa nya wanita itu sedang memeluk kaki ku dengan terus menatapku dingin. Senyumnya! Membuat tangisku makin histeris.

Terus saja ku tarik kakiku menjauh. Berat dan makin berat. Karena berat yang teramat sangat, aku terjatuh ke tanah.

BUG!

Ku hentak- hentakan kaki ku agar bisa terlepas dari nya. Namun, dia malah terus merangkak naik ke atas tubuhku. Dan duduk di atas perutku.

Gelap!

Kubuka mataku karena suara panggilan temanku, saat aku tersadar, aku tengah ada di kamarku. Padahal seingatku, aku ada di kampus. Lalu ... Aku Diantar siapa?

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 09, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

#Diantar Siapa, "Mba kunichan"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang