Chapter 1 Pertemuan Tidak Menyenangkan

7 0 0
                                    


Chapter 1 Pertemuan Tidak Menyenangkan


Penulis : Aug_dee



**** Bagian 1 ****



Awal tahun ajaran baru saat kelas tiga SMA hari pertama masuk sekolah. Rino memilih tempat duduk di tengah nomor dua dari belakang.

Setelah, meletakan tas di bangku dan menuju ke lapangan untuk mengikuti upacara pernerimaan siswa-siswi baru, sekaligus sebagai tahun ajaran baru.

Serta, sebagai upacara penerimaan bersama adik kelas yang terakhir untuknya karena sebentar lagi Rino sudah tidak berada di sekolah ini. Upacara berlangsung seperti biasanya mengikuti prosedur yang ada.

"Terik matahari yang begitu panas telah menyebabkan para peserta upacara pingsan terutama para siswa-siswi baru."

Rino melihat peserta upacara banyak yang pingsan mereka memaksakan diri untuk tetap bertahan meski tubuh sudah tidak kuat menerima panas terik matahari. Anak-anak PMR pada sibuk mengangkut dan memindahkan para korban ke UKS.

Pandangan Rino mulai kabur sambil berkedip beberapa kali untuk mengembalikan pandangan yang memudar "Semoga saja ini tidak terjadi pada ku".

Tetapi kenyataan berkata lain.

Akhirnya Rino sendiri juga menjadi korban selanjutnya hanya saja tidak sampai pingsan karena Rino tidak ingin memaksa tubuh ini jika sudah tidak kuat lagi untuk berdiri.

Sewaktu pandangan mulai kabur dan pendengaran berubah menjadi sunyi, Rino sudah berpindah menuju ke tempat para petugas PMR dengan melambaikan tangan sebagai kode bahwa, sudah tidak kuat lagi untuk mengikuti upacara.

Mereka pun mendatangi dan menanya-nanyai ku soal keadaan.

Walaupun Rino sendiri tidak mengerti apa yang mereka tanyakan yang jelas mereka langsung memapah dan membawanya ke tempat yang teduh untuk di istirahatkan.

Perlahan pandangan dan pendengaran Rino mulai membaik, mereka pun memberikan segelas air dan megantarnya menuju UKS.

Sesampainya di UKS Rino hanya duduk diluar. menurutnya ini sudah cukup untuk mengembalikan tenaga dan tidak perlu sampai berbaring di dalam karena keadaan dirinya tidak terlalu parah seperti mereka yang belum sadarkan diri.

"Well, mungkin aku masih beruntung." Rino bergumam pelan pada dirinya sendiri.

Anak laki-laki bertubuh tinggi besar dengan raut muka yang terkesan garang datang menghampiri Rino memberikan minuman gelas.

"Terima kasih Deo."

Rino menerima pemberian air Deo.

Dulu kami penah satu kelas saat masih kelas X-F dan sampai sekarang setiap kenaikan kelas dia pasti selalu menjadi pemimpin dalam artian bukan menjadi ketua kelas melainkan geng SMA.

Entah sudah berapa kali dia keluar masuk BP (badan pemeriksa) dan bahkan pembimbing BK (bimbingan konseling) sendiri sudah merasa tidak sanggup lagi untuk mengaturnya dengan benar atau pun memberikan pengarahan yang layak untuk anak seusiannya agar kelak tidak menjadi sia-sia bagi masyarakat.

"K.O. juga ya hahaha.... Payah sekali dirimu?", Dengan menyeringai yang berbalut sindiran dia berkata seolah-olah itu tak terjadi padannya.

"yah..... Jika kamu pikir aku lemah bukannya kamu sendiri juga K.O duluan lebih cepat dari ku buktinya kau juga ikut datang kemari. Apa kau lupa barisan kelasmu dan kelasku kan bersebelahan".

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 17, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

WaktuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang