1. awal mpls

5 0 0
                                    

Ini awal MPLS aku, masa pengenalan lingkungan sekolah gue di sekolah baru aku yang tingkatannya lebih tinggi dari sekolah lama aku. Tepatnya gue sekarang sudah SMK.

Aku merasa sangat takut menghadapi sekolah baru aku ini, karena aku mikirnya apa aku bisa punya temen baru yang baik-baik gak yah?. Mengingat sekolah ini bukan di kota yang sama seperti di kota yang gue tempati dulu. Dan katanya rumor yang beredar. Sekolah yang mau gue tempati untuk mengejar cita-cita ku ini terkenal akan kenakalan muridnya, tapi itu dulu. Dan sekarang aku gak tau.

Yah aku ini barusan pindah ke kota ini, Karena sebuah keadaan yang memaksaku dan keluargaku pindah ke kota ini. Sebenarnya aku gak mau pindah sih tapi karena keadaan yang memaksaku harus pindah dan itu harus aku lakuin.

Pertama waktu aku daftar di sekolah ini, aku lihat sekolahnya lumayan bagus dan gede. Dan siswanya juga lumayan banyak. Semua fasilitas pun juga ada.

Dan saat ini hari pertama aku di sekolah ini. Saat aku di antar oleh bundaku dan aku di turunin di depan gerbang sekolah.  Walupun aku sekarang berada di seberang jalan dari gerbang.

Kakiku rasanya bimbang untuk melangkah buat masuk kedalam sekolah ini. Jujur nih ya, sebenarnya tuh aku tipe anak yang pemalu. Buktinya bahwa aku dulu bukan anak yang tenar dan punya banyak teman di smp ku dulu. Bisa di bilang aku anaknya pendiam dan juga lugu. Mungkin kata itu emang cocok dan aku akui aku emang sperti itu orangnya.

Bundaku masih setia menunggu di sampingku untuk menungguku sampai beneran masuk kedalam sekolah ini.

Aku pengen masuk. Tapi, kalau aku masuk. Aku di dalem sama siapa. Pikiran ku pun kemana-mana. Apa lagi aku gak ada barengan dari smp ku yang sekolah di sini adanya hanya temen laki-laki dan itupun aku gak begitu akrab. Mungkin bundaku yang mulai curiga akan gelagatku, dia menyuruh untuk segera masuk. Tapi kan aku malu.

"Mau sampai kapan kamu di sini Via?" Tanya bundaku dengan sabarnya.

"Malu bunda." Rengekku meminta agar bunda mengerti.

Dan saat itu datang seorang siswi baru, yang terlihat dari seragamnya masih memakai seragam smpnya sama kayak aku sekarang. Dia juga diantar sama sepertiku. Dan dia sempat tersenyum ke arahku sebelum aku membalas senyumannya juga. Dia juga terlihat malu-malu sepertiku.

"Itu loh ada temennya kamu. Sama murid barunya." Kata bundaku yang sepertinya juga mengetahui keberadaan siswi tersebut.

Dengan sedikit malu aku coba buat berani ngajakin bareng tu siswi. Aku harap dia bukan tipe siswi yang sombong. Dan alhasil dia mau. Aku lega banget akhirnya aku punya temen buat masuk ke dalam sekolah baruku ini.

Sama-sama diam. Itu yang kami lakukan sekarang. Kita sama-sama mengikuti kemana langkah kaki kita berjalan. Tanya nama mungkin ya kan kita belum kenalan. Aku pikir itu ide yang bagus untuk memulai sebuah pertemanan. Dan belum sempat aku nanyain namanya. Dia sudah bertanya dulu ke aku.

"Mmm Nama mu siapa?" Tanyanya dengan canggung dan itu terlihat jelas.

"aku?" Dia mengangguk. "Nama ku Via. Kamu?"

"aku Sahwa. Ngambil jurusan apa?" Tanyanya lagi. Aku sempet bersyukur ternyata dia bukan tipe orang yang irit omong.

"Perkantoran. Kalo kamu?" Tanyaku yang sedari tadi menanyakan maksud yang sama seperti tidak ada topik lain yang ada di otak gue. Emang gak ada biasanya orang yang baru berkenalan emang gitu kan.

"Aku akuntansi." Dan aku hanya berohria.

"Nih kita kemana trus?" Tanya ku yang mulai curiga bahwa ni anak juga sama gak taunya kayak aku. Dan ternyata prasangkaku di benarkan oleh gelengan kepalanya.

"Eh itu ada temen ku." Sambil menunjuk dia berbicara lalu hendak pergi menghampiri temannya.

"Aku ikut dong." Kata ku yang mengikiti arah kemana dia pergi.

"Iya ayok." Jawabnya dengan senang hati.

Saat aku dan si Sahwa mau duduk bareng sama temen-temen sahwa.

Perhatian! Untuk seluruh murid baru di harap untuk memasuki ruang auditorium sekarang.

"Udah di suruh ke Auditorium nih. Yuk kita kesana." Ajak teman sahwa itu yang namanya gue masih belum tau. Ada dua temen Sahwa di sini. Satunya berbadan agak gemuk.

"Iya yuk." Jawab Sahwa setuju.

Kita pun berjalan bersama menuju Auditorium sekolah. Saat di sana sudah terpasang papan nama dari seriap jurusan di setiap depan deretan kursi yang tertata rapi.

"Yah kita gak bisa bareng ni. Aku sendiri lagi deh." Kata ku ke Sahwa. Karena mengharuskan kita duduk di deretan yang berbeda karena jurusan yang kita ambil berbeda.

"Bareng mereka aja. Kan sama-sama perkantoran." Kata sahwa memberitahu bahwa temannya ternyata juga satu jurusan dengan ku.

"Perkantoran juga?" Tanya ku memastikan. Dan mereka mengangguk. Akhirnya gue lega karena ada barengannya.

Kita pun duduk berjejeran. Ternyata mereka asyk di ajak bicara. Kita saling menanyakan nama. Bertukar nomor. Dan sekarang gue tahu nama mereka. Lola dan Dyas anak yang gendutan.

Acara pun di mulai. Mulai dari pengenalan guru, dan sambutan yang di sertai dengan ceramah panjang kali lebar yang membuatku sangat bosan.

Ini lah kehidupan baruku. Aku harap awal sampai akhir kisahku di sekolah ini berjalan dengan semestinya tanpa ada masalah sekali pun.

Oh ya dari tadi aku nerocos gini pasti kalian belum tahu siapa gue lebih luaskan. Emang gak sopan kalo gue bercerita kisah gue langsung sebelum aku kanalin siapa aku ini. Aku yang cantik dan imut ini kata ku sendiri eak, gak papa kan? Hehehe.

Via, Savia amalia. itu nama gue. Yang biasa di panggil dengan sebutan Via. Anak dari ayah bundaku. Anak pertama. Dan aku sekarang masih jomblo dan belum pernah pacaran sekalipun. Miris emang di usia ku yang memasuki usia remaja ini belum pernah ngerasain yang namanya pacaran. Aku harap sih di sekolah baru ini aku bisa punya cowok yang aku cintai. Katanya juga di sini cogan-cogan nya banyak. Itu merupakan salah satu tujuanku sekolah di sini, hehehe.

Tapi aku juga punya niat untuk sekolah gak cuma sekedar main-main. Aku ingin aku kelak jadi orang sukses dan bisa banggain orang tuaku. Aku di sini ambil jurusan perkantoran. Karena menurut ku itu yang cocok dan yang aku minat.

Dan aku harap kalau pun aku nanti nemuin seseorang yang bisa bikin aku kagum dan cinta sama dia. Aku harap itu gak akan ganggu sekolahku.

Jujur aku mudah sekali jatuh cinta, tapi itu hanyalah sebuah cinta yang tak berbalas. Miris emang. Tapi bukan berarti aku juga gak pernah di cintai. Selalu ada cowok yang suka ke aku namun aku gak bisa buka hatiku dan itu juga sebaliknya gue suka ke cowok tapi dia gak bisa buka hati buat gue. Dan alhasil gue hanya bisa nyembunyiin perasaan gue dalam-dalam. Mencintai dalam diam.

Dan aku harap aku bisa nemuin seseorang yang aku cintai dan dia juga mencintaiku.

Sampai dimana saatnya tiba aku menemukan sepasang mata itu dan senyuman manis itu. Yang membuatku tak berhenti melihatnya. Dia. Yang belum tentu bisa aku miliki

Tbc.😊

Kisah KuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang