IWY ¢ 3

10 9 3
                                    

Salva tidak yakin bahwa perempuan itu tidak mempunyai perasaan lebih kepada Aranda.

Siapa yang akan menolak pria pintar, baik, sopan, manis, jago silat?

Menurutnya Aranda itu bagaikan pangeran bersamurai tajam.
Aranda tampan
Aranda baik
Aranda manis
Aranda jago silat + ketua silat di Pencak Silat Tapak Suci
Aranda keren
Aranda pintar
Aranda penyayang anak kecil
Aranda menjadi danton favorit
Aranda tipe cowok yang lucu, mudah tersenyum dan romantis
Aranda memiliki sopan santun dan rajin beribadah itu yang utama

Aranda Aranda Aranda, hanya satu nama itu yang selalu ada di fikirannya. Tidak ada yang lain.

"Kok kakak mikirnya gitu sih?" sebenarnya Salva sangat gembira sekali melihat wajah putus asa Aranda, tapi dia harus memerankan perannya sebagai perempuan yang perhatian kepada Aranda

"Kakak kan ganteng, pinter, masa iya ada cewek yang nolak kakak sih. Kalo ada juga, tuh ceweknya yang bego" Salva menekan kata bego sambil menatap Rahma sinis

"Emang kakak ganteng ya?" tanya Aranda sambil memandang wajahnya ke kaca spion

"Ganteng kok kak, pake banget malah" ucap Salva sambil tersenyum kearah Aranda

Suasana tiba-tiba saja menjadi hening, Aranda sedang malas bicara dengan Salva, sedangkan Salva sedang kehabisan topik pembicaraannya dengan Aranda.

"Kak__" ucapan Salva bersamaan dengan datangnya perempuan yang bernama Rahma

Aranda tersenyum sangat lembut dan hangat kepada Rahma, sedangkan Salva yang melihatnya merasa jijik kepada Rahma. Kenapa harus Rahma yang memdapatkan senyuman Aranda yang berbeda dari biasanya?
Kenapa bukan dia? Salva sangat marah sekali, ingin rasanya dia menjambak rambut Rahma, tapi masih ada Aranda.

"Kak"
"Bukannya pulang aja, ngapain nungguin aku. Emang kamu gak ditelepon bunda apa?"

"Tadi, kakak udah telepon bunda, katanya harus nganterin kamu sampe rumah dengan keadaan sehat dan selamat. Jangan ada yang lecet sedikitpun, kalo ada nanti uang jajan kakak bakalan dipotong" ucap Aranda tanpa berkedip saat melihat Rahma. Bagaimana ia bisa berkedip, disaat gadis pemilik hatinya sedang kelelahan. Keringat terus mengalir dari dahinya, bibirnya yang biasa lembab menjadi kering karna belum meminum air, wajahnya sangat merah karna terkena sinar matahari.
Ah, gadisnya ini selalu mempesona dimatanya

"Nih" ucap Aranda sambil memberikan minuman botol
"Maaf ya, kalo bekas. Abisnya, gak ada warung disekitaran sini" ucap Aranda setelah Rahma menerima minumannya

"Gak apa-apa kak. Oh iya kak, aku boleh minum kan?" tanya Rahma berhati-hati

"Iya lah, minum aja. Gak ada yang ngelarang kok" ucap Aranda sambil tersenyum

"EKHM" Salva sangat muak melihat adegan drama didepannya. Harusnya dia yang ditatap Aranda dengan tatapan seperti itu, bukan Rahma

"Dia siapa kak?" tanya Rahma dengan suara pelan

"Dia__"ucapan Aranda terpotong, karna Salva lebih dulu memperkenalkan dirinya

"Gue Salva, temennya Aranda" ucap Salva dengan 1x tarikan nafas

"Rahma" sebenarnya Rahma ingin mengulurkan tangannya, tapi dia ragu.

"Ya udah, kita pulang ya Rahma, sebelum kakak anterin kamu, kita kerumah kakak dulu. Bunda katanya kangen sama kamu" kata Aranda sambil menyalakan motornya

I Want You Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang