awal

20 0 0
                                    


Untuk setiap jengkal jarak yang semakin jauh

Untuk setiap rindu yang tak bertuan

Kapan kau kembali...

Dia melihat hujan, pemandangan yang selalu saja menyejukan matanya, teduh dan indah

Basah tanah disertai bau khas yang mengiringinya

Pohon-pohon yang menikmati hujan membasahi dirinya

Angin yang berhembus seolah membisikkan bumi bahwa dirinya ada disini

Di tempat lain tidak jauh dari pandangannya, 

beberapa orang berlari, menggurutu membenci hujan.

Dirinya heran bagaimana bisa seseorang membenci hujan

Dia begitu mencintai hujan, membawanya kembali ke masa-masa

Dimana dia bertemu dengan dirinya, pemilik hatinya.

Seseorang yang memberi kesan manis dalam setiap rintik hujan.

"Kalau hujan ingat aku" Ucap seorang pria dengan mantap

"Untuk apa?" 

" Karena kalau hujan aku bakal jadi ojek payungmu" sahutnya dengan mantap sambil tertawa.

Matanya menatap lurus memberikan lengkungan karena senyumnya yang mengembang.

Manis.

Suara klakson bus yang mendekat menyadarkan dirinya dari lamunan manisnya.

Ah masa-masa yang tidak bisa diulang kembali.

Pahit namun selalu terselip cerita manis dalam setiap ceritanya.

Sebelum naik ke dalam bus, disempatkannya melihat ke halte itu kembali.

Halte itu sudah tua menandakan banyaknya masa yang sudah dilaluinya.

Terbayang seseorang dengan senyumnya dalam seragam putih abu-abu kebangaannya.

"Terima kasih" ucapnya kepada bayang itu.

Ia pun melanjutkan perjalanannya.

Kepada seseorang yang pernah memberikan kenangan manis dalam perjalanan ini

Kepada seseorang yang saat ini sudah melanjutkan hidupnya sendiri

Kepada seseorang yang mungkin sudah berkomitmen dengan seseorang yang akhirnya kau cintai dengan sungguh

Terima kasih semoga bahagia. 

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Oct 12, 2018 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Tentang Hujan dan DiaWhere stories live. Discover now